Sukses


Permainan Kotor di Liga Italia yang Membuat Muka Klub - Klub Besar Tercoreng Maksimal : Akal-akalan Juventus Nih

Bola.com, Jakarta - Massimiliano Allegri kemungkinan besar masih bertahan di Turin. Keterpurukan Juventus musim ini tak membuat Allegri bakal kehilangan pekerjaan alis menganggur.

Manajemen dan fans berharap tim kesayangan mampu bangkit musim depan, terutama di panggung Liga Italia Serie A. Berada di posisi ketujuh klasemen akhir 2022/23 tak hanya membuat Juventus gagal dalam perburuan gelar, melainkan juga absen di Liga Champions 2023/2024.

Musim ini memang menjadi satu di antara periode terburuk bagi Juventus karena gagal meraih trofi. Kondisi tersebut menempatkan Allegri sebagai pusat kritikan, juga cibiran.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Nasib Allegri

Apalagi, Allegri berstatus pelatih dengan gaji tertinggi di Serie A, yakni 7 juta euro per musim. Sayang, prestasi Allegri masih jauh di bawah asa. Tak sedikit yang mendesak agar manajemen mendepak juru taktik berusia 55 tahun itu.

Sky Sport Italia menulis, petinggi Juventus lebih memilih mempertahankan Allegri ketimbang mencari nakhoda anyar. Pada musim ini juga diwarnai Skandal Plusvalenza.

Skandal apa itu? Juventus mendapat tuduhan telah menyalahgunakan amortisasi untuk menunjukkan keuntungan di atas kertas yang sebenarnya tidak ada. Misalnya, jika menjual pemain seharga 20 juta euro, mereka menunjukkan seluruh jumlah sebagai keuntungan yang tidak demikian karena uang tidak dibayar seluruhnya di muka tetapi tersebar selama bertahun-tahun alias cicilan.

 

3 dari 4 halaman

Angka Beda

Sedangkan ketika mereka membeli pemain seharga 20 juta euro dengan jumlah yang harus dibayar dalam lima tahun, mereka mencatat pembayaran hanya 4 juta euro. Model itu yang harus dibayarkan setiap tahun ke klub tempat mereka mendatangkan pemain tersebut.

Artinya, penggunaan metode ini membuat Juventus untung 16 juta euro di atas kertas yang sebenarnya tidak ada di dunia nyata. Tak hanya mendapat pengurangan 15 poin, sederet nama top juga terseret.

Mantan Bos Juventus, Andrea Agnelli dilarang beraktivitas selama 24 bulan. Fabio Paratici, Direktur Sepak Bola Tottenham saat ini, dilarang selama 20 bulan. Nama lain yang juga terkena hukuman adalah Federico Cherubini (16 bulan), Pavel Nedved, Enrico Vellano, Paolo Garimberti, Assia Grazioli-Venier, Caitlin Mary Hughes, dan Danila Marilungo. Mereka merasakan hukuman larangan delapan bulan.

 

4 dari 4 halaman

Nasib Ngeri

Bukan kali ini saja Juventus terlilit skandal. Sekitar 17 tahun silam, raksasa Turin juga digegerkan dengan skandal Calciopoli pada 2006.

Gara-gara skandal tersebut, Si Nyonya Tua bahkan harus degradasi ke Serie B. "Kami bisa berharap degradasi ke divisi dua, tetapi juga diberikan pengurangan 30 poin, itu sama saja seperti degradasi ke Serie C. Kami akan naik banding," kata Presiden Juventus saat itu, Giovanni Cobolli Gigli.

Eh, nggak kapok-kapok juga.

Sumber : Foottheball

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer