Sukses


8 Rekrutan Konyol Pemain Bintang di Liga Italia: Sia-sia, Hanya Buang-buang Uang Saja

Bola.com, Jakarta - Meski kini kalah pamor dari Premier League hingga La Liga, Liga Italia Serie A memiliki zaman keemasan. Zaman keemasan Serie A terjadi menjelang pergantian milenium hingga awal milenium alias tahun 1990-an hingga awal 2000-an.

Saat itu, klub-klub Liga Italia sangat royal mengeluarkan uang demi mendapatkan pemain bintang dari berbagai belahan dunia. Satu di antaranya adalah Ronaldo Nazario yang yang didatangkan Inter Milan dari Barcelona 1997.

Meski Liga Italia mengalami zaman keemasan, tetapi tidak berbanding lurus dengan prestasi klub di Liga Champions hingga Timnas Italia di kancah kompetisi internasional. Setelah itu, Serie A dilanda kasus pengaturan skor atau Calciopoli hingga klub-klub dilanda krisis keuangan.

Tidak hanya transfer pemain bintang, ketika Serie A berada di zaman keemasan ada sejumlah transfer yang tidak masuk akal alias konyol yang pernah terjadi. Transfer ini merupakan pembelian impulsif, penipuan dan sulap akuntansi yang tersaji dalam mata uang lira atau kini euro. 

Berikut delapan transfer konyol yang pernah terjadi di Liga Italia. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 9 halaman

1. Ibrahim Ba (Bordeaux ke Milan, 1997)

Saat musim panas 1997, transfer Ronaldo dari Barcelona ke Inter Milan yang memecahkan rekor dunia memicu klub-klub besar lainnya di Italia juga ingin melakukannya. Juventus mengontrak Filippo Inzaghi dari Atalanta, sementara AC Milan memilih pemain Prancis berusia 23 tahun, Ibrahim Ba.

Milan merekrut Ibrahim Ba dengan harga 12 juta euro, tetapi sang pemain tidak mampu menunjukkan apa pun bahkan gagal masuk ke Timnas Prancis. Milan kemudian meminjamkannya beberapa kali sebelum pindah secara permanen ke Bolton. Anehnya, Milan kembali merekrut sang pemain pada 2007.

 

3 dari 9 halaman

2. Nicola Ventola (Bari ke Inter Milan, 1998)

Kedatangan Ronaldo membawa Inter finis di posisi kedua pada 1997/98 dan klub melanjutkan pengeluaran besar pada musim panas 1998. Roberto Baggio adalah nama terbesar yang masuk, tetapi Nicola Ventola yang berusia 20 tahun adalah rekrutan yang paling mahal.

Sang pemain yang direkrut dengan harga 21 juta euro dari Bari, dan mencetak 11 gol di musim pertamanya bersama Inter. Dia kemudian dijual ke Bologna musim selanjutnya untuk memberi ruang ke Christian Vieri yang harganya lebih mahal. Tetapi setelah satu musim di Bologna, Ventola kembali dibeli Inter pada 2000.

 

4 dari 9 halaman

3. Fabio Junior (Cruzeiro ke AS Roma, 1998)

AS Roma memiliki beberapa pemain Brasil yang bagus selama bertahun-tahun, seperti Cafu, Aldair, dan Alisson, tetapi tidak untuk Fabio Junior. Padahal pada 1998, pemain berusia 20 tahun itu baru saja menikmati beberapa musim yang bagus di Cruzeiro.

Dia meraup banyak uang saat pindah ke ibu kota Italia karena AS Roma menebusnya dengan harga 13,8 juta euro. Dia hanya mencetak empat gol dalam dua tahun di Italia, kemudian menghabiskan karier nomaden di sejumlah negara seperti Jepang, UEA, dan Israel.

 

5 dari 9 halaman

4. Marcio Amoroso (Udinese ke Parma, 1999)

Marcio Amoroso yang berusia 24 tahun membuat Parma kehilangan banyak uang setelah mengeluarkan 28 juta euro. Sang pemain membayar investasi Parma ini hanya dengan empat gol selama musim debutnya dan gagal lolos ke Liga Champions.

Hebatnya, klub mendapatkan kembali hampir semua pengeluaran mereka dua tahun kemudian berkat Borussia Dortmund. Amoroso tampil berbeda di klub raksasa Jerman dengan menjuarai Bundesliga dan sang pemain menjadi pencetak gol terbanyak.

 

6 dari 9 halaman

5. Gabriel Batistuta (Fiorentina ke AS Roma, 2000)

Oke, sulit untuk benar-benar mengkritik AS Roma karena merekrut Batigol. Striker veteran itu mencetak 20 gol dalam musim debutnya, serta membawa Roma menjadi kampiun Serie A.

Tetapi, sebagai investasi jangka panjang dengan mengeluarkan 36,15 juta euro, itu tidak terlalu bijaksana. Pemain berusia 31 tahun itu hanya bertahan selama dua setengah musim, dan klub tersebut belum pernah memenangi Serie A sejak saat itu.

 

7 dari 9 halaman

6. Savo Milosevic (Zaragoza ke Parma, 20000)

Mantan striker Aston Villa yang dijuluki 'Miss-a-lot-evic'. Meski tidak sehebat Dwight Yorke, tapi itu tidak menghentikan Parma mengeluarkan 25 juta euro untuk pemain Serbia berusia 26 tahun itu.

Dia mencetak sembilan gol di Serie A selama 18 bulan untuk Parma. Tetapi, Parma akhirnya memutuskan meminjamkan Milosevic saat menghabiskan dua setengah tahun terakhir kontraknya.

 

8 dari 9 halaman

7. Robbie Keane (Coventry ke Inter Milan, 2000)

Produktivitas Robbie Keane di Inggris memikat hati Marcello Lippi yang saat itu menjadi allenatore Inter Milan. Nerazzurri akhirnya mengontrak sang pemain dengan harga hampir 20 juta euro.

Pemain berusia 20 tahun itu gagal mencetak gol di Serie A yang membuat Lippi dipecat. Leeds United membawa striker itu kembali ke Inggris setelah hanya lima bulan.

 

9 dari 9 halaman

8. Javier Farinos (Valencia ke Inter Milan, 2000)

Francisco Javier Farinos, yang saat itu berusia 22 tahun, adalah gelandang yang layak dengan dua caps untuk Spanyol. Inter kemudian merekrutnya dengan 16,2 juta euro dan ternyata penampilannya tidak semahal itu.

Fariono menghabiskan sebagian besar kontrak lima tahunnya dengan cedera atau dipinjamkan. Sang pemain kemudian meninggalkan Inter pada 2005, dan setahun kemudian menjalani uji coba yang gagal di Charlton.

Sumber: Planet Football

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer