Sukses


7 Pembelian Pemain yang Konyol di Liga Italia: Sungguh Tidak Masuk Akal

Bola.com, Jakarta - Liga Italia kini kalah pamor dari liga lain seperti Liga Spanyol, apalagi Premier League. Namun, Liga Italia pernah meraasakan era keemasan. 

Zaman keemasan Serie A terjadi menjelang pergantian milenium hingga awal milenium alias pada 1990-an hingga awal 2000-an.

Saat itu, klub-klub Liga Italia sangat royal mengeluarkan uang demi mendapatkan para pemain bintang dari berbagai belahan dunia. Satu di antaranya adalah Ronaldo Nazario yang yang didatangkan Inter Milan dari Barcelona 1997.

Meski Serie A mengalami zaman keemasan, tidak berbanding lurus dengan prestasi klub di Liga Champions hingga Timnas Italia di kancah kompetisi internasional. Setelah itu, Serie A dilanda kasus pengaturan skor atau Calciopoli hingga klub-klub dilanda krisis keuangan.

Tidak hanya transfer pemain bintang, ketika Serie A berada di zaman keemasan ada sejumlah transfer yang tidak masuk akal alias konyol yang pernah terjadi. Transfer ini merupakan pembelian impulsif, penipuan dan sulap akuntansi yang tersaji dalam mata uang lira atau kini euro

Berikut tujuh transfer terkonyol yang pernah terjadi di Liga Italia Serie A.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

1. Gaizka Mendieta (Valencia ke Lazio, 2001)

Beberapa transfer yang paling memusingkan pada zaman itu melibatkan Lazio. Pada2001 Lazio merekrut Mendieta (48 juta euro) dan Stefano Fiore (25 juta euro) untuk menggantikan Pavel Nedved (45 juta euro) yang ke Juventus dan Juan Sebastian Veron (43 juta euro) ke Manchester United.

Mendieta yang kala itu berusia 27 tahun menghabiskan satu musim yang mengecewakan di AS Roma sebelum dipinjamkan ke Barcelona dan Middlesbrough. Dia akhirnya pindah ke Boro secara permanen secara gratisan karena kontraknya habis.

 

3 dari 8 halaman

2. Manuel Rui Costa (Fiorentina ke AC Milan, 2001)

Rui Costa adalah salah satu gelandang yang luar biasa saat itu. Tetapi bos AC Milan, Silvio Berlusconi, dan kawan-kawan berpikir dia serupa Zinedine Zidane hingga rela mengeluarkan 41,3 juta euro.

Harga itu dianggap sangat besar dan konyol. Untungnya, sang pemain asal Portugal ini mampu tampil konsisten selama lima musim di AC Milan dan pergi sebagai legenda klub di usia 34 tahun.

 

4 dari 8 halaman

3. Hidetoshi Nakata (AS Roma ke Parma, 2001)

Dalam kurun waktu satu tahun, gelandang Jepang Hidetoshi Nakata melakukan dua transfer besar-besaran. Pertama, dari Perugia ke AS Roma seharga 22 juta euro, lalu ke Parma seharga 28,4 juta euro, menjadikannya pesepak bola termahal Asia yang pernah ada.

Nakata menjuarai Coppa Italia dalam musim debutnya di Parma tetapi dipinjamkan ke Bologna di musim ketiganya karena Parmalat mengalami kebangkrutan. Parma juga harus menanggung dan membayar utang.

Sebenarnya Nakata bukanlah transfer yang buruk, tetapi dengan uang sebanyak itu bisa saja merekrut Andrea Pirlo dan Frank Lampard sekaligus.

 

5 dari 8 halaman

4. Jonathan Bachini (Juventus ke Parma, 2001)

Pada 2001, Juventus menghabiskan 52 juta euro untuk menjadikan Gianluigi Buffon sebagai penjaga gawang termahal di dunia. Namun, Juventus tidak membayar tunai keseluruhan karena 30 persen alias 15 juta euro dibayarkan dengan seorang gelandang berusia 26 tahun pemilik dua caps Timnas Italia, Jonathan Bachini.

Bachini hanya memainkan satu laga di Serie A untuk Parma selama dua musim. Pada 2006, saat usia 30 tahun, dia mendapatkan skorsing larangan bermain seumur hidup setelah gagal dalam tes narkoba untuk kedua kalinya.

 

6 dari 8 halaman

5. Evanilson (Borussia Dortmund ke Parma, 2001)

Anda harus merasa kasihan pada Evanilson, yang digunakan sebagai bobot akuntansi yang aneh oleh dua klub dengan seragam kuning. Itu terjadi saat Dortmund memecahkan rekor transfer Jerman saat membeli Marcio Amoroso  dari Parma dan Evanilson pergi ke arah sebaliknya dengan nilai setara 17 juta euro.

Tetapi, Parma segera meminjamkan Evanilson kembali ke Dortmund. Sang pemain tidak pernah menginjakkan kakinya di Parma karena Dortmund sepakat mempermanenkan Evanilson selepas peminjaman, dengan jumlah yang sama persis saat mereka jual, pada musim panas 2003.

 

7 dari 8 halaman

6. Francesco Coco (AC Milan ke Inter Milan, 2002)

Setahun setelah peristiwa 9/11, ekonomi global melanda dunia yang mendorong dua klub asal kota Milan melakukan transfer yang tidak lazim. Keduanya melakukan barter dengan Clarence Seedorf ke AC Milan ditukar dengan Francesco Coco ke Inter Milan.

Kedua klub sepakat bahwa nilai kedua pemain yakni 22,5 juta euro. Seedorf menjadi pahlawan di Milan, sementara Coco, yang saat itu baru berusia 25 tahun, dengan cepat menghilang kariernya.

 

8 dari 8 halaman

7. Emerson (AS Roma ke Juventus, 2004)

Pada 2004, klub-klub Serie A secara terus menerus dikalahkan oleh tim-tim Premier League dan La Liga di bursa transfer. Jawara Italia, Juventus, akhirnya memutuskan merekrut bintang dari sesama klub Italia, AS Roma, yakni Emerson.

Juventus mengontrak gelandang bertahan Emerson yang berusia 28 tahun seharga 28 juta euro. Pemain Brasil itu memang bagus, tapi harganya hampir dua kali lipat Zlatan Ibrahimovic (16 juta euro).

)

Sumber: Planet Football

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer