Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia gagal menghentikan laju juara dunia Argentina saat bertemu pada pertandingan FIFA Matchday yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (19/6/2023) malam WIB.
Bermain dengan pemain lapis keduanya, tim nomor satu di rangking FIFA tersebut tetap mampu menang dua gol tanpa balas. Kedua gol La Albiceleste diciptakan oleh Leandro Paredes dan Cristian Romero di masing-masing babak.
Baca Juga
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
2 Pemain ke Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Arema FC antara Bangga dan Kehilangan
Shin Tae-yong Hanya Pertahankan 8 Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Piala AFF 2024, Sisanya U-22 dan U-20
Advertisement
Walau begitu, perlawanan Elkan Baggott dkk di laga ini tetap patut mendapatkan apresiasi tinggi. Menghadapi bintang-bintang kelas dunia, mereka sama sekali tak ciut nyali dan mampu menyulitkan sepanjang permainan.
Pertahanan solid yang menjadi ciri khas pelatih Shin Tae-yong sempat menyusahkan tim Tango. Apalagi di pertandingan tersebut, penggawa Timnas Indonesia bermain sangat disiplin dalam menjaga areanya masing-masing.
Tetapi di tengah puja-puji tersebut, ada beberapa pengamat yang menilai Indonesia tampil jauh dari kata memuaskan. Terutama dalam sisi penyerangan, di mana mereka terlalu mengandalkan kemampuan bola mati Pratama Arhan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanpa Peluang Berarti Lewat Open-Play
Dalam pertandingan tersebut, Indonesia memang bisa dikatakan tak memiliki kesempatan bersih melalui open-play. Satu-satunya peluang dari skema ini didapatkan Ivar Jenner di penghujung babak pertama.
Memanfaatkan umpan silang Dimas Drajad yang berhasil menusuk di rusuk kiri pertahanan Argentina, pemain Jong Utrecht itu berhasil melepaskan tembakan. Tetapi sayangnya, bola placing-nya mampu dihentikan Emiliano Martinez.
Masuknya Arhan di babak kedua akhirnya mengubah pendekatan pelatih Shin Tae-yong. Mereka akhirnya lebih sering memaksa lawan melakukan kesalahan, yang berbuah lemparan ke dalam di dekat gawang Argentina.
Advertisement
No. 10 Timnas Indonesia Kena Taktik Foul
Skuad Garuda sebetulnya coba menerapkan skema defense-counter, utamanya di babak pertama. Mereka yang bertahan tak terlalu dalam, berharap mengagetkan Argentina lewat serangan balik setelah mencuri bola di lapangan tengah.
Akan tetapi, Marselino Ferdinan yang berperan sebagai nomor 10 di Timnas Indonesia kerap jadi sasaran pemain Argentina. Penggawa KMSK Deinze itu menjadi pemain yang paling banyak dilanggar di pertandingan ini.
Taktik foul yang dilakukan Argentina sudah cukup merusak momentum Indonesia. Tetapi hal itu merupakan strategi yang lazim digunakan untuk menghentikan pemain paling berbahaya lawan.
Pengalaman di Eropa
Marselino baru memulai petualangan di Eropa pada awal tahun ini. Produk dari kompetisi internal Persebaya Surabaya ini bergabung dengan klub kasta kedua Liga Belgia, KMSK Deinze.
Sebelum bermain untuk Timnas Indonesia dalam FIFA Matchday Juni 2023, Marselino merangkum empat penampilan untuk KMSK Deinze dang perolehan satu gol.
"Dia baru pindah ke KMSK Deinze di Liga Belgia pada Februari 2023. Talenta top," imbuh Bocsak.
Penampilan Marselino saat menghadapi Argentina memang mengesankan. Pemain bernomor tujuh itu beberapa kali memenangkan duel di lini tengah, terutama dengan Alejandro Garnacho.
Advertisement