Bola.com, Jakarta - Juventus berbenah untuk menghadapi persaingan di musim 2023/2024. Tim berjulukan Bianconeri sudah cukup lama tertidur sebagai penguasa Italia.
Sudah tiga musim terakhir, gelar juara Serie A jatuh ke tangan tim lain. Padahal Juventus adalah rajanya Italia dengan total koleksi juara sebanyak 36 kali, atau tim yang paling banyak meraih scudetto.
Baca Juga
Advertisement
Sembilan gelar juara beruntun sejak musim 2011/2012, kiprah Si Nyonya Tua kemudian loyo dalam tiga tahun terakhir. Inter Milan, AC Milan, dan Napoli mulai berhasil menghentikan dominasi Juventus.
Tim yang berbasis di Kota Turin juga sedang mencoba bangkit dari keterputukan. Bukan hanya prestasi tanpa gelar dalam dua tahun terakhir, namun juga faktor lain yang membuat tim sebesar Juventus diguncang prahara.
Berikut ini beberapa kesulitan-kesulitan yang dijumpai Juventus menjelang persiapannya menghadapi musim 2023/2024.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jadi Penonton di Turnamen Eropa
Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun terakhir, Juventus akan absen di turnamen antarklub Eropa musim 2023/2024. Juventus telah mencapai kesepakatan dengan UEFA untuk dikeluarkan dari semua kompetisi Eropa musim ini, yang berarti mereka tidak akan bermain di UEFA Conference League.
Seperti dikutip Marca dari Il Corriere dello Sport, tindakan ini dilakukan Juventus agar tidak mendapat sanksi mulai musim 2024/2025 dan seterusnya. Kesepakatan ini membuat Juventus terhindar dari sanksi harus absen jika lolos ke Liga Champions musim depan.
Langkah yang diambil Juventus terbilang unik, padahal mereka lolos setelah pada musim lalu finish di posisi ketujuh klasemen akhir Serie A. Rupanya cara itu adalah untuk memastikan bahwa mereka tidak terkena sanksi dari Liga Champions pada 2024/2025.
Diketahui Juventus dikenai sanksi karena kasus Capital Gains alias penggelembungan laporan keuntungan. Dalam kasus ini direktur klub Juventus mengubah nilai riil pemain mereka di pasar transfer agar neraca keuangan stabil sehingga tidak dihukum karena melebihi aturan Financial Fair Play UEFA.
Advertisement
Kesulitan Datangkan Bintang
Aktivitas Juventus di bursa transfer musim panas 2023, belum begitu aktif. Kalah jika dibandingkan dengan AC Milan yang sudah gerak cepat mendatangkan pemain baru.
Sejauh ini, Juventus baru merekrut satu pemain yaitu Timothy Weah dari klub Prancis, Lille. Weah yang juga anak Presiden Liberia, George Weah, tersebut ditebus Juve dari Lille dengan banderol 10,3 juta euro.
Bersama Juventus, Weah sepakat menandatangani kontrak berdurasi lima musim atau sampai 30 Juni 2028. Nantinya, Timothy Weah menggantikan peran Juan Cuadrado yang kontraknya berakhir pada musim panas tahun ini.
Target Juventus sebenarnya masih banyak, namun tidak mudah untuk didatangkan. Gelandang Lazio, Sergej Milinkovic-Savic selangkah lagi akan bergabung dengan Al-Hilal di Liga Arab Saudi.
Nicolo Zaniolo yang sempat dikabarkan akan mendekat ke Juventus, juga kembali adem ayem dan fokus tampil untuk Galatasaray. Mason Greenwood pernah dikaitkan dengan Juventus, dan sepertinya akan ke Atalanta dengan status pinjaman.
Pemain Bintang Malah Pergi
Juventus yang porak-poranda di musim lalu, turut membuat pemain bintangnya memutuskan pergi. Salah satu contohnya adalah Angel Di Maria.
Di Maria memutuskan tidak memperpanjang kontraknya di Juventus yang memang sudah habis seiring selesainya musim 2022/2023. Bintang Timnas Argentina itu praktis hanya semusim saja berkiprah di Turin sejak digaet secara gratis dari PSG.
Kini Juventus juga siap-siap melego dua bintang lainnya pada jendela transfer musim panas 2023. Juventus memasang harga untuk paket penjualan Federico Chiesa dan Dusan Vlahovic.
Kedua pemain itu merupakan aset terbesar Juventus saat ini untuk dapat diuangkan, demi pembenahan skuad di bawah naungan Massimiliano Allegri.
Juventus perlu merombak skuadnya setelah babak belur di musim lalu. Dengan kondisi keuangan yang dianggap terbatas, membuat mereka perlu efisien dalam aktivitasnya di bursa transfer.
Advertisement
Max Allegri Masih Bertahan
Inilah sosok kunci yang bisa menyelamatkan Juventus atau malah semakin membuat Bianconeri terjerumus lebih dalam. Ya, Massimiliano Allegri kembali bertaruh untuk memimpin skuadnya di tengah hujatan dan tuntutan publik agar dirinya lengser.
Massimiliano Allegri sebenarnya dalam situasi tidak menyenangkan bersama Juventus. Dua musim beruntun ia tak mempersempahkan satu pun trofi. Membuat publik Turin, khususnya suporter menginginkan agar ia didepak.
Allegri sering dicap sebagai pelatih dengan kemampuan kuno, strateginya monoton, dan membuat suasana di ruang ganti tidak nyaman.
Ia hampir saja meninggalkan Juventus jika mau menerima tawaran di Liga Arab Saudi. Massimiliano Allegri telah menolak kesepakatan gaji 20 juta euro per musim dengan Al Hilal. Ia disebut menolak tawaran raksasa Liga Arab Saudi itu karena ingin bertahan di Juventus pada musim 2023/2024.
Allegri berulangkali menegaskan bahwa dirinya yakin bisa membantu Juventus kembali berjaya. Seperti musim 2022/2023, Juventus sebenarnya berada di posisi empat besar apabila tidak ada faktor non teknis yaitu pengurangan poin akibat kasus plusvalenza.
Sumber: Berbagai sumber