Bola.com, Jakarta - George Weah pernah melanglangbuana ke berbagai kompetisi, mulai Liga Italia hingga Liga Inggris.
Fans AC Milan boleh bangga dengan salah satu legenda terbaik mereka, George Weah. Bersama Weah, Milan pernah dua kali menjuarai Serie A, musim 1995/1996 dan 1998/1999.
Baca Juga
Advertisement
Namun, bagi fans Chelsea dan Manchester City, Weah bukanlah siapa-siapa. Weah pernah dipinjamkan ke Chelsea pada 2000 dan pada tahun yang sama Manchester City memboyongya dengan kontrak resmi.
Takdir memang berkata lain. Pemenang Ballon d'Or 1995 itu tak bisa berbuat banyak. Sangat berbeda kala ia masih berkostum I Rossoneri. Saat itu, Weah sosok predator yang sangat ditakuti.
Banyak yang bilang legenda yang kini menjabat sebagai Presiden Liberia itu terlambat datang ke Liga Inggris. Jika saja datang lebih cepat, ceritanya mungkin akan berbeda.
Tak hanya Weah, selusin pemain lainnya juga mengalami nasib yang sama, melempem di Liga Inggris. Berikut kisahnya, seperti dilansir Planet Football.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Patrick Kluivert
Tak banyak yang tahu, legenda Ajax dan Barcelona ini pernah juga berkostum Newcasle United.
The Magpies merekrutnya dari Blaugrana pada 2004 dengan misi khusus bisa mempertajam lini depan. Kluivert lalu diduetkan dengan Alan Shearer.
Kedatangan pemain Belanda itu ternyata tak membawa hasil apa-apa. Newcastle terpuruk di posisi ke-14 dan setahun kemudian Kluivert ditendang.
Advertisement
2. Davor Suker
Pencetak gol terbanyak Kroasia sepanjang masa dan bintang Piala Dunia 1998, Suker bersinar di La Liga untuk Sevilla dan Real Madrid sebelum bergabung dengan Arsenal pada 1999.
Tiba di Liga Premier, Suker hanya bertahan satu musim di Highbury sebelum tugas yang sama singkatnya di West Ham.
3. Jari Litmanen
Salah satu bintang tim pemenang Liga Champions Ajax di pertengahan 1990-an, Litamanen dikenang di Anfield tetapi tidak pindah ke Inggris sampai dia berusia 30 tahun. Gara-gara cedera, dia melewatkan tiga final piala treble Liverpool 2001.
Dia kembali ke Fulham pada 2008 tetapi bahkan tidak berhasil masuk ke lapangan setelah menderita jantung berdebar saat latihan.
Advertisement
4. Ruud Gullit
“Setiap kali saya bermain untuk Chelsea, saya berpikir ini pertandingan yang bagus, stadion yang indah, penonton yang hebat, saya bermain dengan baik. Itulah satu-satunya saat saya benar-benar bersenang-senang," kata Gullit.
Gullit bergabung dengan Chelsea saat berusia 32 tahun. Namun, itu tidak menghentikannya untuk menjadi runner-up setelah Eric Cantona sebagai Pemain Terbaik Tahun Ini sebelum membawa The Blues meraih kejayaan Piala FA sebagai pemain-manajer.
5. Fernando Hierro
Salah satu bek pencetak gol yang hebat, Hierro, bergabung dengan Youri Djorkaeff dan Jay-Jay Okocha di tim Bolton bertabur bintang asuhan Sam Allardyce.
Sayangnya, pemain asal Spanyol itu hanya punya kesempatan mencetak satu gol dalam satu musim di Premier League.
Advertisement
6. Henrik Larsson
Larsson hanya menghabiskan 10 minggu di Manchester United saat berusia 35 tahun. Tetapi, dia membuat kesan yang luar biasa dalam waktu singkatnya di Old Trafford sehingga menerima tepuk tangan meriah di ruang ganti setelah penampilan terakhirnya.
7. Zlatan Ibrahimovic
Mengenai striker Swedia di Manchester United, Ibrahimovic tidak pindah ke Liga Inggris sampai berusia 34 tahun namun masih mencetak 28 gol di musim perdananya di Old Trafford.
Ia melakoni beberapa penampilan di musim berikutnya sebelum dibebaskan dan diizinkan bergabung ke dengan LA Galaxy dengan status bebas transfer.
Advertisement
8. Edgar Davids
Salah satu sosok yang paling dikenal di dunia sepak bola, The Pitbull, bergabung dengan Tottenham pada 2005 setelah lebih dari satu dekade mendominasi lini tengah di seluruh Eropa.
Dia membantu Spurs finis di urutan kelima sebelum kembali ke Ajax.
9. Esteban Cambiasso
Ketika Leicester merekrut Cambiasso setelah dibebaskan dari Inter pada 2014, satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa kaki saktinya sudah hilang.
Benarkah hilang? Tidak juga. Cambiasso menyelesaikan satu-satunya musimnya di Inggris sebagai Pemain Terbaik Leicester sebelum menolak kontrak baru untuk bergabung dengan Olympiacos.
Advertisement
10. Maicon
Membukukan 76 caps untuk Brasil pada saat bersaing dengan Dani Alves, Maicon adalah bek sayap modern yang sempurna dan bagian integral dari tim Inter Milan asuhan Jose Mourinho yang merengkuh treble pada 2010.
Sedihnya, setelah bergabung dengan Manchester City pada usia 31 tahun, cedera merampas kesempatan Maicon untuk menggantikan Pablo Zabaleta atau Micah Richards di starting XI Roberto Mancini. Dia hanya tampil empat kali sebagai starter sebelum kembali ke Serie A.
11. Youri Djorkaeff
Youri Djorkaeff menjuarai Piala Dunia dan Piala Eropa. Dia menyabet trofi Piala UEFA bersama Inter. Dia pernah disebutkan dalam Tim FIFA Tahun Ini. Dan pada usia 33 tahun, dia menandatangani kontrak dengan Bolton Wanderers.
Sejarah mencatat Djorkaeff gagal memenuhi ekspektasi Bolton Wanderers selama waktunya di sana, dari 2002 hingga 2004.
Sumber: Planet Football
Advertisement