Sukses


5 Pemain yang Pernah Dicap Flop, Malah Menjelma Jadi Superstar: Ada yang Rengkuh Ballon d'Or

Bola.com, Jakarta - Harry Kane jadi rebutan. Paris Saint-Germain (PSG), Manchester United, dan Bayern Munchen merupakan tiga dari sejumlah tim papan atas yang ingin memakai jasa pesepak bola yang tajam di depan gawang lawan itu via jendela transfer musim panas ini.

Di saat banyak yang mengejar, Tottenham Hotspur, justru ingin menahan striker berusia 30 tahun tersebut. Spurs belum mau kehilangan mesin golnya itu, setidaknya dalam beberapa musim ke depan.

Kane sudah ngebet ingin cabut. Sejauh ini, Kane belum pernah sekalipun memenangi Premier League dan Liga Champions bersama The Lilywhites. Itu jelas merupakan tamparan, mengingat Kane seorang bintang top dunia saat ini.

Kane justru bersinar bersama Timnas Inggris. Pada 2018, dia memimpin Tiga Singa hingga ke semifinal dan empat tahun kemudian ke perempat final Piala Dunia 2022.

Kesuksesan Kane tentunya tak jatuh begitu saja dari langit. Semua lewat kerja keras, kesabaran, dan bahkan hunjaman kritikan.

Kane pernah dicap pemain gagal. Sulit dipercaya Kapten Timnas Inggris itu menjadi bahan ejekan. Bahkan di kalangan penggemar Tottenham.

“Ketika Kane mencetak gol, penggemar Spurs memposting foto-foto konyol Harry Kane,” demikian sebuah tulisan yang terdapat di Cartilage Free Captain, sebuah blog Spurs, pada 2015.

“Saat fans Spurs bosan, mereka mengunggah foto konyol Harry Kane. Ketika penggemar tim lain mencoba mengambil angin dari layar mereka dengan mengklaim bahwa Kane menyebalkan atau bahwa dia akan pergi ke Real Madrid, penggemar Spurs terus memposting foto-foto konyol Harry Kane," lanjut artikel tadi.

Meski begitu, Kane tetap berdiri tegak. Dia reguk semua cacian dan ejekan dengan kerja keras.

Sejak saat itu, Kane berkembang menjadi salah satu striker terbaik dunia. Ia telah memenangi banyak penghargaan individu, termasuk Sepatu Emas Piala Dunia.

Tak hanya Kane, sejumlah pesepak bola lain juga merasakan getir yang sama. Dari dicap gagal, sampai kemudian bankit menjadi bintang kejora di klub dan timnas.

Mau tahu siapa saja?

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Thierry Henry (Arsenal)

Bakatnya yang menjanjikan di klub masa kecinyal AS Monaco, menarik perhatian raksasa Italia, Juventus. Tetapi, Henry gagal di Turin.

Arsene Wenger kemudian membawanya ke Highbury. Banyak yang heran, mengapa Wenger nekat memboyong Henry ke Arsenal. Namun, Wenger tutup kuping.

Henry, yang diubah Wenger menjadi penyerang tengah, tidak menoleh ke belakang sejak itu. Ia mengantongi gol pertamanya dan selanjutnya adalah sejarah.

Legenda Prancis itu menjadi pencetak gol terbanyak The Gunners dengan torehan 228 gol dalam 376 pertandingan.

 

3 dari 6 halaman

2. Luka Modric (Real Madrid)

Penampilan mengesankan untuk Kroasia di Euro 2012, khususnya melawan Spanyol, meyakinkan Real Madrid untuk mendapatkan gelandang milik Tottenham Hotspur itu. Los Blancos sampai harus bongkar kas sebesar 30 juta pounds.

Awalnya, pembaca Marca memilih Modric sebagai rekrutan terburuk tahun itu. Tapi Modric tak patah hati.

Sampai kemudian dunia tersentak dengan perkembangannya yang luar biasa bersama Los Blancos, bahkan sampai detik ini.

Gelandang tak kenal lelah itu bahkan menjadi kapten Timnas Kroasi dan menorehkan sejarah di Piala Dunia 2018 dan 2022.

Dia juga berhasil mengakhiri tahun 2018 yang tak terlupakan dengan memenangi penghargaan Ballon d'Or yang sangat didambakan.

 

 

4 dari 6 halaman

3. David de Gea (Manchester United)

Banyak alis terangkat ketika Manchester United nekat menjadikan David de Gea sebagai penerus Edwin van der Sar di bawah mister.

Yang hadir adalah kritik. “Enam bulan pertamanya sungguh menghebohkan,” kata mantan pelatih kiper Man United, Eric Steele, terkait kinerja De Gea.

Menurut Steele, De Gea pernah menyerah dan ngambek ingin kembali ke Spanyol. “Kami bekerja dengannya di dalam dan di luar lapangan untuk membuatnya lebih kuat. Kami mengubah gaya hidupnya. Dia akan menyelesaikan pelatihan dan ingin pulang. Ketika saya menyuruhnya kembali pada sore hari, dia akan bertanya, 'Kenapa?'" kata Steele.

Seiring dengan berjalannya waktu, De Gea ternyata tak mengecewakan. Ia memantapkan dirinya sebagai penjaga gawang terbaik Liga Inggris selama beberapa musim serta salah satu yang terbaik di Eropa.

 

5 dari 6 halaman

4. Xavi (Barcelona)

Lulusan akademi Barcelona, La Masia, Xavi tampak seperti orang aneh di masa-masa awal bermainnya.  Dia dikelilingi oleh sejumlah nama internasional yang sebagian besar bukan pemain lokal.

Butuh beberapa waktu sebelum dia menjadi pemain reguler di lini tengah Barca. Sebelum itu, tanda tanya mengelilingi kemampuannya untuk menggantikan mantan gelandang Barca, Pep Guardiola.

“Saya tidak mendapatkan pengakuan sampai 2008 ketika saya berada di tim selama sepuluh tahun,” kata Xavi yang kini dipercaya sebagai pelatih Blaugrana.

“Jika saya membolak-balik kertas dari tahun-tahun yang lalu, itu membuat saya tertawa. Mereka bilang saya usang," kata sang legenda.

 

6 dari 6 halaman

5. Dennis Bergkamp (Arsenal)

Bakat Bergkamp tidak pernah diragukan. Lagi pula, dia berada di belakang legenda Italia, Roberto Baggio, untuk Ballon d'Or 1993.

Namun, periode yang menyedihkan di Inter Milan merusak kepercayaan dirinya. Bahkan ketika dia bergabung dengan Arsenal, pemain Belanda No.10 itu tidak benar-benar berhasil. Ia gagal mencetak gol dalam tujuh pertandingan liga pertamanya.

Ini menyebabkan beberapa orang menggambarkan pembeliannya sebagai pemborosan uang.

Namun, dia akhirnya menepis karaguan. Gol pertama Bergkamp untuk Arsenal datang dalam kemenangan 4-2 atas Southampton pada akhir September 1995. Sejak itu, tak ada yang bisa menghentikan Bergkamp dan dia berbalik jadi idola.

Dengan patung di luar stadion Emirates, banyak yang menganggap Amsterdammer sebagai salah satu rekrutan terpenting The Gunners mengingat peran yang dimainkannya di tahun-tahun kejayaan Arsena Wenger.

Sumber: Squawka

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer