Bola.com, Jakarta Spanyol mengangkat trofi Piala Dunia Wanita 2023 setelah mengalahkan Inggris di Stadium Australia, Sydney, Minggu (20/8/2023).
Namun, pemain mengabaikan sang pelatih, Jorge Vilda. Pria berusia 42 tahun itu menghadapi pemberontakan pemain yang memuncak selama setahun terakhir.
Advertisement
Tahun lalu, Vilda membawa Spanyol ke perempat final Euro 2022, di mana mereka dikalahkan oleh Inggris yang akhirnya menjadi juara. Tetapi hanya dua bulan kemudian, 15 pemain menulis kepada RFEF bahwa mereka tidak berniat bermain di bawah Vilda lagi.
Saat itu, Sky Sports melaporkan para pemain tidak senang dengan penanganan masalah cedera, suasana di ruang ganti, serta pemilihan tim dan sesi latihan Vilda. Tetapi RFEF mendukung Vilda.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Momen Sejenak
Dari para pemain yang angkat bicara, hanya Mariona Caldentey, Ona Batlle dan Aitana Bonmati yang masuk dalam skuad Piala Dunia tahun ini.
Tanpa beberapa bintang, Spanyol tidak diharapkan memenangkan trofi. Namun, Vilda berhasil mempersembahkan piala itu.
Melihat trofi mungkin menjadi alasan bagus bagi Vilda dan para pemainnya untuk melupakan masalah mereka dan merayakan kemenangan yang diperjuangkan dengan susah payah. Namun setelah peluit akhir, para pemain mengabaikan Vilda saat mereka merayakannya dengan menari-nari di lapangan.
Advertisement
Masalah Lama
Ketika Vilda mencoba untuk bergabung dalam perayaan tersebut, sebagian besar pemain membelakanginya karena tidak satu pun dari mereka berinteraksi dengan sang pelatih. Faktanya, perbedaan antara pemain dan staf pelatih Spanyol tergambar dengan sempurna setelah pertarungan tersebut.
Semua pemain dikelompokkan bersama di satu setengah lapangan, sementara tim ruang belakang berkumpul bersama di setengah lapangan yang berlawanan hampir 50 yard jauhnya.
Beberapa pemain akhirnya bergabung dengan pelatih mereka untuk merayakannya. Tapi masalah dalam skuad tidak menunjukkan tanda-tanda mereda bahkan setelah kesuksesan luar biasa mereka.