Bola.com, Jakarta - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menolak untuk menganggap Saudi Pro League atau Liga Arab Saudi sebagai sebuah ancaman bagi sepak bola Eropa. Menurutnya, yang dilakukan oleh Arab Saudi tak berbeda dengan Chinese Super League beberapa tahun silam.
Liga Arab Saudi menjadi pelabuhan baru bagi banyak pemain top Eropa. Semua dimulai oleh Cristiano Ronaldo ketika berpisah dengan Manchester United (MU) pada akhir 2022. Bintang asal Portugal itu kemudian memutuskan untuk bergabung bersama Al Nassr di Arab Saudi.
Baca Juga
Advertisement
Gelombang kepindahan pemain top Eropa pun berlanjut, di mana ada Karim Benzema, N'Golo Kante, hingga Neymar, memutuskan untuk bergabung bersama klub-klub yang berlaga di Saudi Pro League.
Namun, tak semua pemain tergiur dengan tawaran ke Arab Saudi. Lionel Messi dan Kylian Mbappe adalah contoh pemain yang enggan berlabuh di Arab Saudi, di mana Messi memilih ke Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat dan Kylian Mbappe memilih tetap di Eropa.
Kepindahan sejumlah pemain top ke Arab Saudi mengundang banyak pandangan dari mantan pesepak bola Eropa. Banyak yang menilai kepindahan itu hanya karena uang besar dan menyayangkan jika ada pemain yang masih punya kans menjadi lebih besar dengan usia yang masih muda sudah meninggalkan Eropa demi Arab Saudi.
Gelombang kepindahan pemain tetap terjadi. Banyak yang menilai keputusan para pemain tersebut bisa menjadi ancaman tersendiri bagi kualitas sepak bola di Eropa. Namun, Presiden UEFA tidak sepakat dengan hal tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Ancaman bagi Sepak Bola Eropa
Menurut Ceferin, Liga di Arab Saudi tak beda seperti halnya Chinese Super League yang beberapa tahun lalu juga melakukan strategi serupa dengan merekrut pemain dan pelatih top dari Eropa.
"Ini bukanlah sebuah ancaman, kami melihatnya mirip dengan pendekatan di China," ujar Presiden UEFA itu kepada L'Equipe seperti dilansir BBC Sports.
"Mereka membawa pemain yang sudah beada di akhir karier mereka dengan memberikan penawaran banyak uang. Sepak bola China tidak berkembang dan juga tidak lolos ke Piala dunia setelah itu."
"Itu bukan cara yang tepat. Mereka seharusnya mengembangkan pemain dan pelatih, tetapi itu bukan masalah saya," lanjutnya.
Advertisement
Tidak Semua Pemain Mau ke Arab Saudi
Karim Benzema dan Neymar telah menjadi rekrutmen terbesar yang dilakukan oleh klub Arab Saudi pada musim panas 2023. Namun, tak semua pemain tertarik untuk mengikuti jejak mereka.
Kylian Mbappe dan Erling Haaland misalnya. Kedua pemain berusia muda itu tetap setia memilih untuk berkarier di Eropa, mengingat usia mereka yang masih muda.
Ceferin pun menegaskan kepindahan pemain ke Arab Saudi punya dua karakter yang sama, yaitu tergiur uang besar dan tak berambisi lagi bermain di kompetisi top di Eropa.
"Ada pemain yang berada di akhir karier mereka dan lainnya tidak cukup berambisi untuk bermain di kompetisi top," ujarnya.
"Sejauh saya tahu, Mbappe dan Haaland tidak memimpikan Arab Saudi. Saya tidak percaya bahwa pemain terbaik di puncak karier mereka akan pergi ke Arab Saudi."
"Ketika orang-orang bicara kepada saya mengenai pemain yang pergi ke sana, tak ada yang tahu di mana mereka bermain," lanjut Presiden UEFA itu.
Bantah Klub Arab Saudi Bisa Ikut Liga Champions
Ceferin juga membantah spekulasi yang menyebut klub Arab Saudi ke depannya bisa ikut bermain di kompetisi Eropa atau putaran final kompetisi tersebut.
"Hanya klub Eropa yang bisa berpartisipasi di Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League," tegas Presiden UEFA itu.
"Hanya federasi Eropa yang bisa mendaftarkan diri sebagai penyelenggara final, bahkan tidak bisa dilakukan oleh klub. Kami harus mengubah semua aturan kami kalau begitu, dan kami tidak ingin melakukannya," lanjutnya.
Advertisement