Bola.com, Jakarta - Nama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi mewakili pesepak bola yang lahir dan besar, hingga memberikan kesuksesan di negaranya masing-masing.
Cristiano Ronaldo lahir dan besar di Portugal sebelum berkelana ke sejumlah klub besar hingga usianya menginjak 38 tahun saat ini.
Baca Juga
3 Kejutan Terbesar di Matchday 4 Liga Champions Pekan Ini: 3 Klub Premier League Boncos! Tren Tim Tamu Menang
4 Pemain yang Awalnya Dianggap Titisan Lionel Messi tapi Gagal Total: Kalah Bersaing, Dihantui Cedera, hingga Pensiun Dini
4 Transfer yang Seharusnya Bikin Heboh Dunia tapi Gagal Terealisasi: Ada Momen Steven Gerrard Nyaris Gabung Chelsea
Advertisement
Begitu juga Lionel Messi, lahir hingga remaja di kampung halaman Argentina. Kemudian La Pulga menjadi salah satu pemain terhebat di muka bumi setelah menaklukkan Eropa bersama Barcelona.
Namun ada juga seorang pemain yang memiliki kewarganegaraan ganda, dan kemudian harus menentukan Timnas yang diperkuat.
Ada banyak faktor yang membuat pesepakbola memiliki lebih dari satu kewarganegaraan. Mulai dari keturunan kedua orang tuanya, hingga berapa lama dia tinggal di negara yang bersangkutan.
Atas dasar ini, banyak pesepakbola yang mempunyai pilihan membela timnas karena memiliki lebih dari satu kewarganegaraan. Berikut ini kiprah tujuh pemain yang memiliki kewarganegaraan ganda dan harus memilih salah satunya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Jack Grealish
Dari: Republik Irlandia
Ke: Inggris
Jack Grealish lahir dan besar di Birmingham, tetapi ia punya juga punya kewarganegaraan Irlandia melalui kakek dan neneknya. Bahkan ia bermain untuk Irlandia hingga level U-21 sebelum menolak panggilan senior karena dia ingin bermain untuk Timnas Inggris.
Apa yang kemudian terjadi? Setelah peralihan itu, ia membantu Timnas Inggris U-21 memenangkan turnamen Toulon 2016 sebelum memulai penantian empat tahun untuk masuk Timnas Inggris senioe.
Grealish tampil membela The Three Lions di ajang Euro 2020 hingga ke final sebelum dikalahkan Italia. Pemain Manchester City itu juga bermain dari bangku cadangan dan mencetak gol ketika Inggris menghajar Iran 6-2 di Piala Dunia 2022.
Advertisement
2. Pierre-Emerick Aubameyang
Dari Perancis
Kepada: Gabon
Aubameyang lahir di Prancis dari ibu seorang warga negara Gabon dan Spanyol, yang membuatnya memiliki banyak pilihan saat tumbuh dewasa. Sempat mengikuti Timnas Prancis di usia remaja, namun ia beralih ke Gabon pada tahun 2009.
Yang terjadi adalah Aubameyang membantu negaranya mencapai perempat final Piala Afrika sepanjang sejarah negaranya. Ia juga menjadi kapten tim sebelum pensiun dengan 30 gol dalam 72 penampilan.
3. Kalidou Koulibaly
Dari: Perancis
Kepada: Senegal
Kalidou Koulibaly lahir di Prancis dari pasangan imigran Senegal, dan memiliki cerita seperti Aubameyang saat remaja. Termasuk mewakili Les Bleus di Piala Dunia U-20, tapi kemudian ia memilih untuk mewakili Senegal
Seiring berjalannya waktu, Koulibaly menjelma sebagai bek tengah kelas dunia. Koulibaly adalah pilar pertahanan Senegal saat mereka tersingkir secara kejam dari Piala Dunia 2018 karena aturan fair play.
Lalu Senegal kembali kalah di final Piala Afrika 2019 dari Aljazair saat Koulibaly, yang diskors karena akumulasi kartu kuning. Kemudian Koulibaly didapuk sebagai kapten, dan melalui kepemimpinannya Senegal memenangkan Piala Afrika edisi 2021, mengalahkan Mesir melalui adu penalti.
Advertisement
4. Ivan Rakitic
Dari: Swiss
Kepada: Kroasia
Ivan Rakitic lahir dan besar di Swiss dengan orang tua asal Kroasia. Dia muncul di sepak bola Swiss sebelum pindah ke Jerman dan kemudian menetap di La Liga di mana dia menjadi legenda.
Secara internasional ia bermain untuk Swiss melalui beberapa kelompok pemuda sebelum beralih ke seragam Kroasia. Rakitic kemudian menjelma sebagai satu di antara gelandang berkelas bersama Luka Modric.
Ia mengantarkan Vatreni ke final Piala Dunia 2018 sebelum dikalahkan Prancis. Prestasi itu menjadi bersejarah bagi Kroasia meski hanya keluar sebagai runner-up.
5. Diego Costa
Dari: Brasil
Ke: Spanyol
Jelang Piala Dunia 2014 di negara kelahirannya, Diego Costa mengajukan permintaan kepada FIFA agar bisa membela Spanyol. Pada saat itu ia tercatat sudah mempunyai dua caps di timnas Brasil dalam laga persahabatan. Costa akhirnya bisa membela Tim Matador lewat jalur naturalisasi setelah tinggal di Spanyol selana tujuh tahun.
Spanyol sendiri ingin memakai jasa Costa karena kekurangan pilihan striker. Namun, ia justru gagal mencetak gol di Brasil dan negara yang dibelanya tersingkir dari di babak penyisihan grup. Dijuluki pengkhianat oleh beberapa pihak di Brasil, ia tidak dipanggil Spanyol di Euro 2016 setelah penampilan buruk selama babak kualifikasi.
Advertisement
6. Wilfred Zaha
Dari: Inggris
Kepada: Pantai Gading
Wilfried Zaha lahir di Pantai Gading tetapi pindah ke London pada usia empat tahun, sehingga memenuhi syarat untuk kedua negara. Bakatnya ditampung oleh Timnas Inggris pada usia remaja dan bahkan bermain untuk tim utama.
Namun, Pantai Gading meyakinkannya untuk beralih kesetiaan pada tahun 2017. Manajer The Three Lions, Gareth Southgate kecewa karena Zaha memilih Pantai Gading.
Tapi dia belum berhasil membawa mereka meraih banyak kesuksesan, meski mencetak dua gol di Piala Afrika 2019 dan 2021. Sementara Inggris selalu tampil di ajang besar, meski juga belum mampu mengangkat trofi.
Kevin Prince-Boateng
Dari Jerman
Kepada: Ghana
Lahir di Berlin, Boateng memutuskan untuk membela Ghana pada tahun 2010 setelah mewakili Jerman di level junior. Banyak yang menganggap bahwa keluyuran ke klub malam dan ditendang dari skuad Der Panzer U-21 pada tahun 2009.
Bagaimana dengan keputusannya menjadi bagian dari skuad Black Stars (julukan Timnas Ghana)?, Boateng melaju ke perempat final Piala Dunia 2010 termasuk mencetak gol menakjubkan ke gawang Amerika Serikat di babak 16 besar.
Dia kemudian pensiun dari sepak bola internasional dan kembali pada tahun 2014 untuk Piala Dunia berikutnya, namun sekali lagi sikapnya terbukti menjadi masalah. Setelah dua pertandingan dia dipulangkan karena dugaan perilaku kasar. Sementara Jerman berhasil menjadi kampiun Piala Dunia 2014 di Brasil.
Sumber: Squawka
Advertisement