Bola.com, Jakarta - Paul Pogba terancam sanksi 2-3 tahun jika terbukti secara sadar menggunakan testosteron yang termasuk ke dalam zat doping. Namun tahukah Anda, ada banyak pemain yang pernah merasakan skorsing tak boleh terlibat di dunia sepak bola, bahkan sampai seumur hidup dan juga bunuh diri karena stres?
"Pengadilan Antidoping Nasional menginformasikan bahwa, setelah menerima kasus yang diajukan oleh Jaksa Antidoping Nasional, Pengadilan telah menetapkan penangguhan sementara terhadap atlet Paul Pogba,” kata NADO dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras
Advertisement
NADO, dalam rilis tersebut, menyebut zat terlarang yang terdeteksi berupa metabolit testosteron non-endogen. Substansi tersebut konsisten dengan pelanggaran doping, mengingat testosteron digunakan untuk meningkatkan daya tahan, yang mana Pogba terancam larangan bermain selama dua hingga empat tahun.
Penggunaan doping memang sangat dilarang dalam olahraga, terutama yang melibatkan banyak kekuatan fisik seperti sepak bola. Badan anti-doping di seluruh dunia juga begitu tegas jika menemukan ada pelanggaran atau penyalahgunaan obat doping, yakni dengan skorsing alias hukuman tidak boleh berkecimpung di arena kompetitif selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Nah, dalam sepak bola, ada sejumlah pemain yang menerima larangan bermain karena alasan doping, judi, hingga pengaturan skor. Siapa saja dan berapa lama hukumannya? Yuk simak ulasannya di bawah ini!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Narkoba: Adrian Mutu, Mark Bosnich, Maradona, Olafur Gottskalksson
Pensiunan penyerang Rumania, Adrian Mutu, kena skorsing tidak hanya sekali, tetapi dua kali karena penggunaan narkoba. Yang pertama terjadi saat dia berada di Chelsea pada tahun 2004.
Hasil tes positif menggunakan kokain membuatnya dijatuhi larangan bermain selama tujuh bulan oleh FA, PSSI-nya Inggris. Sementara itu, The Blues dengan cepat mengucapkan selamat tinggal padanya dan meminta kompensasi dalam pertarungan pengadilan yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Hal itu tidak menghentikan Mutu mengulangi kejahatannya sebagai pemain sepak bola pada tahun 2010. Saat berseragam Fiorentina, ia kembali mengonsumsi narkoba yang berujung pada skorsing enam bulan. Total, ia diskorsing selama 13 bulan.
Mutu bukanlah pemain Chelsea pertama yang dilarang bermain karena positif menggunakan kokain. Kiper Mark Bosnich sudah melakukannya pada September 2002.
Manajemen klub juga melepaskannya setelah dia diberi larangan bermain dua bulan lebih lama dari Mutu. Setelah mengatasi kecanduannya, mantan kiper Setan Merah ini mengakhiri kariernya di negara asalnya, Australia, beberapa tahun kemudian.
Terlepas dari semua kejeniusannya, mendiang Diego Maradona juga sama kontroversialnya, dan kecanduan kokainnya membuatnya kehilangan beberapa kesempatan di lapangan. Pada tahun 1991, kapten Napoli saat itu dinyatakan positif setelah pertandingan dan dilarang bermain oleh Komisi Disiplin Liga Italia selama 15 bulan.
Dia dijatuhi larangan yang sama tiga tahun kemudian ketika dia dinyatakan positif menggunakan stimulan efedrin di Piala Dunia 1994, yang ternyata menjadi turnamen terakhirnya untuk Argentina.
Mantan kiper Torquay, Olafur Gottskalksson, yang membuat 10 penampilan untuk Islandia sebelum bergabung dengan mereka pada tahun 2004, terbukti menggunakan doping. Alih-alih mengikuti serangkaian ujian lanjutan, Gottskalksson malah kabur. Dia meninggalkan pacarnya, meninggalkan Inggris, dan menghilang selama 10 hari hingga muncul di Amsterdam.
Ternyata, keputusannya pergi ke Amsterdam dikarenakan sang kiper sakaw dan aktif mengonsumsi kokain. FA melarangnya seumur hidup karena menganggap Gottskalksson tidak kooperatif.
- Adrian Mutu: 13 bulan
- Mark Bosnich: 9 bulan
- Diego Maradona: 30 bulan
- Olafur Gottskalksson: Seumur hidup
Advertisement
Kekerasan: Patrice Evra, David Navarro, Joss Labadie, Eric Cantona, Juanito
Anda mungkin berpikir gelandang Joss Labadie akan belajar dari pengalamannya setelah mendapat larangan 10 pertandingan dan denda £2.000 karena menggigit lawan saat menjadi pemain Torquay United pada tahun 2014. Ya, dia tidak melakukannya. Pelanggaran kedua, kali ini menimpa bek Stevenage Ronnie Henry selama dia bermain di Dagenham & Redbridge. Jangan-jangan Luis Suarez berguru kepadanya, nih!
UEFA tidak segan memberikan hukuman ketika pemain Valencia David Navarro mematahkan hidung pemain Inter Milan Nicolas Burdisso sebelum mengejarnya ke ruang ganti saat pertandingan Liga Champions 2007 terjadi. Dia akhirnya diskorsing selama tujuh bulan sebelum dikurangi sedikit.
Kemudian ada mantan bek Manchester United, Patrice Evra. Ia tertangkap kamera mencoba menendang kepala salah satu suporter pada bulan November 2017 ketika seorang pendukung Marseille diduga melakukan pelecehan verbal kepadanya sebelum pertandingan Liga Europa. Klub Ligue 1 itu mengakhiri kontraknya setelah ia dilarang bermain di klub sepak bola Eropa selama tujuh bulan oleh UEFA.
Yang paling melegenda adalah tendangan kung-fu Cantona terhadap pendukung Crystal Palace yang membuatnya dijatuhi hukuman larangan bermain sepak bola selama sembilan bulan dan dua minggu di balik jeruji besi karena penyerangan. Hal ini kemudian diubah menjadi 120 jam pelayanan masyarakat, namun pemain asal Prancis tersebut, yang tidak menunjukkan sedikit penyesalan atas tindakannya, masih harus menjalani skorsing.
Jangan lupakan Juanito, salah satu pemain terbaik yang pernah ada, yang sayangnya tak bisa mengontrol emosi di atas lapangan. Mantan gelandang Real Madrid ini mendapat skorsing dua tahun dari kompetisi Eropa pada tahun 1978 setelah menyerang wasit Adolf Prokop.
Sembilan tahun kemudian, dia dengan brutal menginjak punggung dan wajah legenda Bayern Munchen Lothar Matthaus, dan pada saat itu UEFA menaikkan larangan mereka menjadi lima tahun.
- Patrice Evra: 7 bulan
- David Navarro: 6 bulan
- Joss Labadie: 6 bulan
- Eric Cantona: 9 bulan
- Juanito: 84 bulan
Doping: Kolo Toure, Rio Ferdinand, Abel Xavier, David Bystron
Manchester City tidak diperkuat bek tengah Kolo Toure saat mereka meraih kemenangan di final Piala FA 2011 melawan Stoke setelah ditemukan zat terlarang dalam darahnya. Eks Liverpool itu mengklaim mengira kalau obat yang ia konsumsi adalah tablet atau suplemen diet milik istrinya. Hal itu tidak sejalan dengan FA, yang mengeluarkannya dari permainan selama setengah tahun.
Legenda MU dan Inggris, Rio Ferdinand, gagal tes doping pada September 2003. Hal ini tidak disukai oleh FA, yang melarangnya selama delapan bulan, membuatnya absen dari Euro 2004.
Abel Xavier dari Middlesbrough menjadi pemain Premier League pertama yang dinyatakan positif menggunakan obat peningkat performa pada tahun 2005 setelah pertandingan Piala UEFA. Boro mengakhiri kontraknya setelah dia dilarang selama 18 bulan, tetapi dia berhasil membuktikan bahwa dia tidak menggunakannya dengan sengaja. Hukumannya dipotong enam bulan dan Middlesbrough menerimanya lagi.
Mantan pesepakbola Ceko, David Bystron, mengalami nasib yang mungkin menanti Pogba. Dia dilarang selama dua tahun oleh UEFA setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang yang diduga berupa kokain atau ekstasi. Kariernya tidak pernah sama lagi, ditambah cedera parah. Bystron bunuh diri pada tahun 2017.
- Kolo Toure: 6 bulan
- Rio Ferdinand: 8 bulan
- Abel Xavier: 12 bulan
- David Bystron: 24 bulan
Advertisement
Judi dan Pengaturan Skor: Ivan Toney, Joey Barton, Bradley Wood, Enoch West, Roberto Rojas
Striker Brentford dan Inggris Ivan Toney terancam larangan bermain selama 15 bulan sebelum mengaku bersalah atas 232 pelanggaran aturan perjudian FA. Dia sudah absen sejak Mei dan baru akan kembali ke Premier League pada Januari 2024, namun dia akan kembali berlatih mulai minggu depan.
Joey Barton juga terlibat judi. Pelanggaran taruhannya, yang jumlahnya lebih dari 1.000 antara tahun 2006 dan 2016, mengakibatkan hukuman 18 bulan. Setelah mengajukan banding, skorsingnya dikurangi lima bulan, tetapi itu tetap berarti akhir dari karier bermain manajer Bristol Rovers itu.
Masih dari daratan Inggris, Lincoln City menjalani Piala FA yang bagaikan dongeng pada musim 2016/2017 ketika klub Liga Nasional saat itu berhasil mencapai perempat final sebelum kalah 0-5 dari Arsenal. Bradley Wood adalah bagian penting dari tim itu, tetapi kecurigaan muncul atas kartu kuning yang dia terima saat melawan Ipswich dan Burnley.
Tujuh orang yang mengenalnya memperoleh kemenangan taruhan dengan total sekitar £10.000, dan Bradley Wood terbukti terlibat dalam judi tersebut.
Lebih dari satu abad yang lalu pada tahun 1915, tiga pemain Manchester United dan empat pemain Liverpool dilarang seumur hidup karena pengaturan skor. Skorsing mereka semua dicabut ketika mereka mendaftar untuk Perang Dunia I, kecuali penyerang tengah Enoch West. Dia adalah pencetak 72 gol dalam 166 pertandingan untuk Setan Merah tetapi tetap masuk daftar hitam sampai tahun 1945 karena penolakannya untuk bertanding.
Menyebrang ke Benua Amerika, Chile perlu mengalahkan Brasil di kualifikasi Piala Dunia 1990, dan kiper mereka Roberto Rojas melakukan tindakan ekstrem untuk mencoba membantu mereka mencapainya.
Dia berpura-pura terkena flare yang dilemparkan dari tribun stadion Maracana, melukai dirinya sendiri dengan silet yang dia sembunyikan di sarung tangannya dengan harapan pertandingan dihentika. Skema tersebut diungkap oleh seorang fotografer yang mengabadikan momen tersebut. Rojas dilarang seumur hidup oleh FIFA dan meskipun larangan itu dicabut pada tahun 2001, dia tidak pernah bisa bermain lagi.
- Ivan Toney: 8 bulan
- Joey Barton: 13 bulan
- Bradley Wood: 72 bulan (6 tahun)
- Enoch West: 360 bulan (30 tahun)
- Roberto Rojas: Seumur hidup