Bola.com, Jakarta - Trofi Liga Champions menjadi satu di antara tujuan hidup para pesepak bola yang berlaga di kawasan Eropa. Tak mudah menggapai Si Kuping Besar. Oleh karena itu, bagi mereka yang pernah berstatus sang juara, tentu saja sangat membanggakan.
So, tanyakanlah kepada semua pesepak bola di bawah kolong langit ini, prestasi apa yang paling ingin mereka rengkuh selama memperkuat klubnya masing-masing? Liga Champions merupakan puncak pencapaian yang sangat legit.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Tak percaya? Mau bukti? Pemain-pemain legendaris seperti Gianluigi Buffon, Ronaldo Nazario, dan Zlatan Ibrahimovic termasuk di antara pemain bintang yang belum pernah meraih Liga Champions. Jelas sangat menyakitkan, mengingat ketiganya merupakan superstar di eranya.
Lantas, siapa saja yang pernah menorehkan tinta emas di ajang antarklub paling bergengsi di Eropa yang mungkin Anda lupa?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rhian Brewster
Ia mendapat tempat di akademi Chelsea pada periode di mana Cobham sering menghasilkan pemain terbaik dunia. Setelah itu, ada harapan di Liverpool Brewster dapat berkembang menjadi pemain kunci bagi Jurgen Klopp.
Namun sang penyerang menghabiskan sebagian besar waktunya di tim muda Liverpool. Ia hanya membuat empat penampilan dengan total 191 menit untuk tim utama.
Dia dijual ke Sheffield United seharga 23 juta pounds pada 2020. Brewster tidak pernah tampil di Eropa tetapi masih mengumpulkan medali pemenang pada 2018/2019. Kala itu, sang pemain masuk bangku cadangan saat mereka menang 2-0 atas Tottenham.
Advertisement
Jeremy Mathieu
Sesuatu yang lucu di Barcelona selama era Luis Enrique, bek Prancis Mathieu menerima banyak kritik. Uniknya, ia memenangkan banyak trofi selama tiga tahun bersama raksasa Liga Spanyol itu.
Pikiran publik tertuju kepada Luis Suarez, Neymar, dan Lionel Messi ketika membicarakan musim perebutan treble Barca pada 2014/2015. Namun, Mathieu mencatatkan 41 penampilan pada tahun debutnya.
Ia tampil di masa tambahan waktu saat mereka meraih kemenangan atas Juventus di fina Liga Champions saat itu.
Ivan Perisic
Perisic adalah sosok yang aneh. Seharusnya tidak mengherankan jika ia memenangkan Liga Champions. Latarnya tak lain, ia menikmati karier yang luar biasa di beberapa klub top Eropa dan merupakan pemain sayap berkualitas pada zamannya.
Winger berusia 34 tahun ini pernah memperkuat Wolfsburg, Dortmund, Inter, dan saat ini berkostum Tottenham Hotspur. Sangat mudah melupakan Perisic menghabiskan satu dari tujuh tahun kariernya di Inter Milan dengan status pinjaman di Bayern Munchen.
Kebetulan, pada 2019/2020, Bayern Munchen meraih treble di bawah asuhan Hansi Flick. Perisic adalah pemain tim Bavaria pada tahun itu, membuat 17 dari 35 penampilannya sebagai pemain pengganti.
Perisic muncul di pertengahan babak kedua babak final saat Bayern Munchen meraih kemenangan 1-0 atas Paris Saint-Germain (PSG).
Advertisement
Ross Turnbull
Turnbull tidak bermain satu menit pun di Liga Champions 2011/1012. Namun, ia mendapat berkah karena menjadi pelapis Petr Cech di kancah Liga Champions.
“Di Chelsea, ketika kami memenangkan Liga Champions, itu adalah upaya tim yang besar,” kenang Turnbull. Ia bercerita, Chelsea melakoni perjalanan tak mudah ketika ada beberapa bintang yang cedera, seperti David Luiz dan Gary Cahill.
Sulley Muntari
Pemain berkebangsaan Ghana ini memiliki karier yang oke. Ia pernah membela Portsmouth hingga Inter Milan asuhan Jose Mourinho, lalu AC Milan sembari melalui masa pinjaman yang tak terlupakan di Sunderland.
“Saya baru saja kembali dari latihan dan ketika saya sudah di rumah, dia menelepon saya dan mengatakan, ini saya Mourinho,” kenang Muntari. Saat mendapat tawaran bermain di Inter Milan, tanpa berpikir panjang, langsung sepakat.
Muntari berjuang mendapatkan tempat di bawah penerus Mourinho, Rafael Benitez,. Namun, publik tetap mengenang dirinya sebagai bagian dari armada Jose Mourinho.
Dia hanya menjadi starter dalam dua pertandingan Liga Champions 2009/2010. Sang pemain punya andil kala Inter Milan menumbangkan Barcelona dan Bayern Munchen.
Sumber : Planetfootbal
Advertisement