Bola.com, Jakarta - Sepak bola minus suporter ibarat sayur tanpa garam. Hambar. Di negara manapun, suporter adalah nyawa ke-12 bagi masing-masing klub. Suntikan semangat para fan setia sangat berari bagi tim kesayangan guna memenangkan duel, baik kandang maupun tandang.
Inggris merupakan satu di antara negara dengan penggemar yang sangat fanatik. Hal itu bisa terlihat dari pertandingan Liga Inggris setiap musimnya, dimana stadion-stadion tak pernah sepi dari penonton.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Begitu pula dengan yang tersaji di negara Eropa lainnya seperti Liga Spanyol, serta Liga Italia Serie A. Di belahan dunia lainnya, katakanlah seperti di Amerika Selatan, ragam kelompok superter juga tak kalah fanatiknya.
Berada di dalam sekian ribu suporter masing-masing klub, biasanya ada kelompok yang menamakan dirinya "ultras". Komunitas suporter ini kesohor lantaran totalitas dan loyalitasnya yang tanpa batas.
Mereka identik dengan teriakan dan sokongan yang tak pernah berhenti, plus aksi flare di tribun penonton. Meski begitu, kelompok penggemar ini memiliki kekuatan opini yang signifikan tentang bagaimana klub mereka berperilaku, mulai dari transfer hingga hal lain yang berkaitan dengan masa depan klub.
Sekarang mari kita lahap lima informasi budaya ultras secara umum :
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ajax
Belanda terkenal karena sejarahnya yang luar biasa dalam membentuk cara permainan yang indah. Mereka telah melahirkan beberapa pemain terhebat.
Ajax menjadi bagian terpenting dalam sejarah sepak bola Belanda. Ajax punya budaya yang luar biasa di sekitar klub. Jadi ketika standarnya menurun, sebagian besar penggemar setia mereka tidak takut memberi tahu klub tentang hal itu.
Penggemar Ajax selalu bersemangat, tetapi kelompok ultra-hardcore mereka sering kali membawa semangat itu ke tingkat yang lebih tinggi. Tampaknya segalanya menurun sejak klub kehilangan Erik ten Hag ke Manchester United.
Kelompok fans garis keras Ajax memiliki nilai plus. Mereka tak punya catatan terlalu besar terkait kerusuhan atau hal negatif lainnya.
Advertisement
Galatasaray
Penggemar Liga Inggris sering menjadikan Galatasaray dan Liga Super Turki secara umum sebagai bahan lelucon. Latarnya tak lain kecenderungan mereka merekrut pemain-pemain tua dan gagal di Inggris.
Namun yang jarang mereka pertimbangkan adalah dukungan yang tidak masuk akal. Bukan rahasia lagi, datang ke markas Galatasaray bak masuk ke zona penyiksaan mental.
Tekanan fans garis keras Galatasaray menjadi bagian dari seni yang tak pernah lekang di dunia sepak bola. Mereka biasanya memiliki nama sendiri, yakni UltrAslan.
Boca Juniors
Tingkat semangat dan dedikasi dalam sepak bola Amerika Selatan sangat besar. Punya kesempatan menyaksikan fans Boca mengguncang La Bombonera mungkin adalah puncaknya.
Boca punya basis fans yang luar biasa. Punya julukan ‘La 12’, hadir memanjat pagar di belakang gawang dan tak pernah berhenti memberi dukungan.
Pada 2015, pendukung Boca dikeluarkan dari final Copa Libertadores. Penyebabnya tak lain beberapa di antara fans dinyatakan bersalah menyerang pemain River Plate dengan semprotan yang mengiritasi.
Ketika holiganisme telah lama mati dan terkubur di Inggris, keadaan yang terjadi justru sebaliknya di Argentina.
Advertisement
Lazio
Budaya ultras masih sangat umum di Italia. Kondisi itu bisa terlihat dengan sebagian besar klub memiliki beberapa varian bagian ‘Curva Nord’ atau ‘Curva Sud’ di stadion.
Lazio terkenal memiliki sayap ultras yang sangat kuat, meski terkadang bermuatan politis. Kini, pesona ultras Lazio menjadi bagian penting ketika mereka ada di Olimpico Roma ataupun saat bertamu ke markas lawan.
River Plate
Sebelas dua belas dengan Boca Juniors, klub raksasa Argentina ini punya sederet istilah per-ultras-an. Mereka punya basis kuat, dan menjadi bagian tak terpisahkan ketika para lawan datang.
Superclasico Boca dan River tidak akan menjadi ikon seperti sekarang jika tak ada hal khusus. Beberapa di antaranya adalah ketegangan yang ada antara kedua klub dan penggemar.
Di Argentina, ultras lebih dari sekadar kekerasan; mereka hidup dan bernafas dalam klub. Mereka membantu dalam mengatur keputusan dan perubahan jika diperlukan.
Sumber : Planetfootball
Advertisement