Sukses


Datang ke Arsenal Berstatus Bintang Papan Atas, Hebat di Awal, Lalu Lenyap Entah ke Mana

Bola.com, Jakarta - Arsenal memiliki reputasi sebagai tempat yang cocok bagi para anak muda menebar impian. Mereka berjuang maksimal agar bisa mendapatkan nama besar, lalu tinggal memilih : bertahan atau pergi.

Namun, bukan sekadar memproduksi, Arsenal biasa membeli pemain muda dengan potensi tinggi. Satu di antara yang sempat menciptakan cerita adalah Carlos Vela.

Kali ini, Arsenal menjadi bagian tak mengenakkan sepanjang karier Vela, yang beberapa waktu lalu justru bersua Lionel Messi di panggung MLS. Vela mendapat ilmu sepak bola modern dari Arsenal.

Semua tahu, Arsenal punya segudang pemain muda berbakat dan itu tersaji hingga kini. Tapi, tak ada yang lebih hebat dari Vela. Datang dari Meksiko, Vela mendapat tempaan pada periode 2005-2006.

Tak lama memang, hanya setahun. Tapi, ia tak butuh waktu lama untuk naik pangkat ke tim senior asuhan Arsene Wenger. Aksinya yang memesona membuat Vela digadang-gadang bakal memahat segepok sensasi di kemudian hari.

Soalnya, di bawah arahan Wenger, pria kelahiran 1 Maret 1989 itu tak hanya jago gocek dan mencetak gol. Ia bisa cepat beradaptasi dengan gaya permainan di akhir tahun 2000-an.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Kisah Awal

Sebelum kisah berlanjut jauh, ada baiknya kita bahas lebih dulu awal Vela bisa terdampar di Inggris. Vela baru berusia 16 tahun ketika bergabung dengan Arsenal, setelah tampil memesona pada Piala Dunia U-17 di Meksiko.

Pemain yang saat itu berkostum Chivas Guadalajara, menjadi pencetak gol terbanyak dengan lima gol di turnamen tersebut. Satu di antaranya tergolong sensasional, yakni mencetak gol pembuka di final melawan tim kuat Brasil.

“Saya tidak bisa berpuas diri dan harus terus berkembang. Mudah-mudahan tidak lama lagi saya bisa mulai mencetak gol untuk tim saya,” kata Vela dalam wawancara FIFA tak lama setelah menyelesaikan kepindahannya ke London Utara.

Namun, ia harus menunggu hampir tiga tahun guna mendapatkan kesempatan. Semua itu berlatar masalah izin kerja yang membuat Vela menghabiskan musim 2006/2007 dan 2007/2008 dengan status pinjaman di Spanyol.

Kala itu, Vela memilih bersekolah di Salamanca dan Osasuna. Tampil di sana, ia menuai beberapa catatan positif.

 

3 dari 5 halaman

Momen Oke

Vela mencetak tiga gol dalam kemenangan atas Real Betis, Athletic Bilbao dan Atletico Madrid. Ia membantu Osasuna mempertahankan tempat mereka di papan atas, dan setelah itu kembali ke Arsenal.

Namun kali ini, birokrasi sudah tidak ada dan kaos merah sudah ada: dia bisa bermain di musim 2008/2009. Vela memiliki asa luar biasa, karena berhasil mengemas lima gol sepanjang pramusim, termasuk ke gawang Sevilla, serta hattrick di Austria.

Ia melakoni debut resmi di tim senior ketika Arsenal bersua Sheffield United, pada putaran ketiga Piala Liga. Wenger memberi kesempatan banyak kepada para pemain muda pemain malam itu. Termasuk dua talenta yang masih 18 tahun, Gavin Hoyte dan Kieran Gibbs.

Ada juga Jack Wilshere yang mendapatkan start pertamanya di Arsenal pada usia 16 tahun. Sekadar tambahan, prestasi itu membuat Jack berstatus pemain termuda dalam starting XI dalam sejarah Gudang Peluru.

Ketika itu, Vela sendiri berusia 19 setengah tahun dan bisa dibilang masuk golongan senior. Vela mengambil tanggung jawab dengan penuh semangat. Sheffield United tidak mudah menyerah.

Sheffield United melawan dengan sejumlah pemain dari skuad Premier League 2006/2007. Namun, hanya butuh 45 menit bagi tim asuhan Wenger mencetak tiga gol, lalu 'menyelesaikan pertarungan'.

 

4 dari 5 halaman

Awal Mengesankan

Nicklas Bendtner mencetak dua gol pertama sebelum Vela mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-44. Gol tersebut punya kelas tersendiri.

Ia melakukan dengan dua sentuhan, lolos dari jebakan offside, dan meliuk melewati Paddy Kenny. Gol tersebut menjadi momen paling menonjol dalam pertandingan tersebut.

Gol kedua Vela melawan Sheffield United akan dikenang seumur hidup lantaran melawan hukum gravitasi. Vela terus menggila. Ia kembali tak terbendung via gol ketiga atau hat-trick tapi lesakan itu tak begitu istimewa baginya.

Dalam kemenangan enam gol tanpa balas tersebut, Vela tampil sebagai bintang utama, sekaligus memberi sinyal kalau dirinya layak mendapat tempat inti.

 

5 dari 5 halaman

Mulai Terbenam

Seiring dengan berjalannya waktu, nama Vela mulai tenggelam. Si remaja ajaib itu memang mencetak tiga gol lagi musim itu, termasuk yang pertama di Liga Inggris pada bulan Mei.

Ironisnya, Vela gagal bersaing dan menjalani peminjaman ke sejumlah klub hingga tahun 2012. Akhirnya, ia harus merelakan diri terlempar dari Arsenal, dan mendapatkan klub baru, Real Sociedad.

Bertahan hingga 2018, Vela mengembara ke Amerika Serikat dan bermain untuk Los Angeles FC hingga saat ini. Di Negara Paman Sam itu, Vela kembali ke bentuk permainan terbaiknya.

Sumber : Planetfootbal

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer