Sukses


Lika-liku Kepindahan Jordan Henderson ke Arab Saudi yang Berujung Mimpi Buruk: Tidak Sesuai Ekspektasi

Bola.com, Jakarta - Mantan kapten Liverpool, Jordan Henderson, memilih untuk mengakhiri kariernya di Liga Arab Saudi begitu cepat. Alih-alih mendapatkan gaji besar, ternyata perjalanan hidup pemain Inggris itu di Arab Saudi bak mimpi buruk.

Jordan Henderson mengalami kesulitan bermain di Liga Arab Saudi dan kini dikabarkan merapat kembali ke Eropa dan akan bergabung bersama klub Belanda, Ajax. Tercatat Henderson hanya bermain dalam 19 laga bersama Al Ettifaq.

Rinciannya adalah 17 pertandingan di Liga Arab Saudi dan 2 lainnya di King's Cup dilaluinya bersama al Ettifaq dalam setengah musim. Dalam 19 laga itu, Henderson hanya merasakan enam kemenangan.

Padahal mengingat keputusannya pindah dari Liverpool dan datang ke Al Ettifaq yang bernilai 12 juta pound, di mana Jordan Henderson bergabung bersama mantan Liverpool lainnya, Steven Gerrard, tekadnya adalah membantu untuk mengembangkan Liga Arab Saudi menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Memilih Kembali ke Eropa

Enam bulan berlalu, pada kesempatan pertama dan setelah mempertaruhkan reputasinya, Jordan Henderson kembali dari sepak bola dengan gaji 350 ribu pound per pekan ke sepak bola yang lebih familiar, yaitu kembali ke Eropa.

Pemain berusia 33 tahun itu telah mengakhiri kontrak yang seharusnya mengikat dirinya selama tiga tahun di Al Ettifaq.

Ia mengeluarkan biaya pribadi yang besar karena harus membayar pajak yang bernilai jutaan demi kembali ke Eropa untuk bergabung bersama Ajax.

Ajax tentu tidak akan bisa membayar gaji yang sama seperti yang telah didapatkan Jordan Henderson di Al Ettifaq.

Namun, bagi sang pemain ini akan menjadi lebih baik ketimbang bekerja keras di Timur Tengah, karena ia juga ingin mendapatkan tempat di Timnas Inggris untuk Euro 2024.

3 dari 4 halaman

Keluarga Mengalami Kesulitan

 

Kapan Jordan Henderson baru menyadari bahwa hidup di Arab Saudi tidak sesuai dengan yang dibutuhkannya?

Seperti dilansir dari Daily Mail, Jordan Henderson memang harus melalui kehidupan yang cukup sulit ketika memutuskan untuk datang ke Arab Saudi.

Salah satunya adalah dengan kenyataan keluarganya tinggal di Bahrain, negara di kawasan Timur Tengah yang lebih liberal ketimbang Kota Dammam, markas Al Ettifaq.

Kemudian ketika harus beraktivitas dengan sepak bola, Jordan Henderson harus menghabiskan perjalanan selama 55 menit ke tempat latihan dan markas bertanding.

Kemudian adanya laporan mengenai pasangan pesepak bola yang mengenakan pakaian bergaya barat, dengan lengan dan kaki yang terbuka, mendapatkan cemoohan dari perempuan setempat ketika berjalan di pusat perbelanjaan di Arab Saudi, pilihan hidup dengna budaya yang kurang konservatif mungkin bisa dimengerti.

Rumor mengenai kesulitan yang dihadapi Jordan Henderson dan keluarganya muncul ke permukaan pada awal November 2023.

4 dari 4 halaman

Minat Sepak Bola Arab Saudi yang Tidak Sesuai Ekspektasi

 

Pertandinan pertama Jordan Henderson bersama Al Ettifaq pada Agustus 2023 adalah melawan Al Nassr yang memiliki Cristiano Ronaldo dan Sadio Mane.

Namun, saat itu Cristiano Ronaldo tidak hadir dan pertandignan digelar di stadion dengan suhu mencapai 30 derajat celsius sehingga keringat pun bercucuran hebat.

Henderson diganti jelang akhir laga dan harus absen dalam pertandingan selanjutnya karena sakit. Jelas bermain di Arab Saudi menjadi ujian ketahanan fisik yang belum pernah dirasakannya.

Mungkin saja penonton dalam pertandingan pembukaan itu jumlahnya 13.930 orang karena dibesar-besarkan oleh penggemar yang ingin menyaksikan Sadio Mane atau Cristiano Ronaldo di Stadion Prince Mohamed bin Fahd itu.

Namun, ketika hanya 4.200 orang penonton yang hadir pada pertandingan selanjutnya yang dijalani oleh Al Ettifaq ketika menghadapi Al Khaleej, dan 2.281 penonton ketika laga kandang melawan Damac, Henderson menyadari bahwa minat terhadap sepak bola Arab Saudi tidak cukup besar.

Bahkan ada satu pertandingan tandang, yang digelar di Al Riyadh, pada Oktober 2023, dan harus dimainkan di depan hanya 696 penonton dan itu sangat mengecewakan.

Henderson juga menyadari adanya kesenjangan antara tim empat besar, yang dimiliki oleh Public Investment Fund, dan 18 tim lain di Liga Arab Saudi. Al Hilal, Al Nassr, dan Al Ahli, menjadi tiga besar saat dini di Liga Arab SAudi berkat bintang impor.

Sementara Al Ettifaq yang ditangani Steven Gerrard dan diperkuat Jordan Henderson? Hanya ada di posisi kedelapan dengan hanya enam kali menang dari 19 laga. Mereka terpaut 28 poin dari Al Hilal yang ada di puncak klasemen.

 
Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer