Bola.com, Jakarta - Dua momen berbeda 180 derajad terjadi di sepka bola Eropa, akhir pekan ini. Di Liga Inggris, Arsenal terpuruk di rumah sendiri kala Aston Villa melibas mereka dengan skor 0-2.
Sementara itu, di Leverkusen, suasana riang gembira tak terelakkan lagi kala tim kebanggaan kota itu, Bayer, menjadi jawara Liga Jerman 2023/2024. Ada satu nama yang mencuat, yakni Granit Xhaka. Semua orang paham, dia adalah eks Arsenal yang dibuang setelah tujuh musim mengabdi.
Baca Juga
Advertisement
Hidup ini memang misteri. Tak ada yang tahu pasti apa yang bakal terjadi di masa mendatang. Granit Xhaka sedang merasakan nuansa tersebut setelah memenangkan gelar Bundesliga 2023/2024 bareng Bayer Leverkusen.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Senja Gemilang
Ia mendapatkan trofi bergengsi itu saat usianya memasuki senja, 31 tahun. Sebelum merapat ke Bayer Leverkusen, gelandang berpaspor Swiss itu memperkuat Arsenal dalam rentang 2016 hingga 2023.
Selama itu pula, Xhaka sama sekali tak pernah memenangkan gelar Liga Inggris. Meski begitu, fans Arsenal tak akan begitu saja melupakan Xhaka. Biar bagaimana pun, Xhaka telah membuktikan totalitas dan loyalitasnya via 297 laga yang berbuah 23 gol dan 29 asis.
Empat trofi, yakni dua Piala FA serta dua kali jawara Community Shield menjadi kenang-kenangan terindah Xhaka selama menjadi bagian publik Emirates Stadium. Tak mudah bagi Xhaka pergi begitu saja, mengingat hatinya sudah terpaut jauh dengan The Gunners.
Â
Advertisement
Keputusan Oke
Tapi, hidup harus tetap berjalan. Bergabung dengan Bayer Leverkusen bukan keputusan asyik. Apalagi, Leverkusen bukan tim yang beken dengan sejarah mentereng seperti Bayern Munchen dan Borussia Dortmund.
Namun, Xhaka sudah bulat dengan keputusannya. Dia mengikuti langkah takdir yang membawanya ke sana tanpa sungut-sungut dan yakin enggak mungkin salah pilih. "Saya melihat klub ini punya masa depan yang cerah," kata Xhaka saat itu.
Xhaka benar. Di bawah asuhan pelatih yang sangat dihormatinya, Xabi Alonso, Bayer Leverkusen menjelma menjadi laskar mengerikan dan sulit kalah. Mereka berlari sendiri, menguasai puncak klasemen sementara hingga berpekan-pekan.
Â
Kunci Khusus
Kondisi ini membuat Bayern Munchen dan Stuttgart, dua pesaing terdekat, kehabisan bensin. Memasuki pekan ke-29, usai menggebuk Werder Bremen lima gol tanpa balas, Minggu (14/4/2024), Bayer memastikan gelar bersejarah.
Koleksi 79 angka, tak mungkin dikejar Bayern Munchen dan Stuttgart, yang masing-masing memiliki 63 poin. Dalam pesta gol di BayArena itu, Xhaka menyumbang satu gol. Ia sanggup memaksimalkan umpan manja Boniface, si jangkung itu mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-60.
Sukses Bayer Leverkusen tak lepas dari peluh Xhaka. Dia nyaris tak tergantikan, sekaligus satu di antara pemain kesayangan Alonso. Xhaka paham betul apa yang diinginkan Alonso, termasuk via kode khusus sekecil apa pun.
Â
Advertisement
Tak Asing
Sebenarnya, Bundesliga bukan palagan baru bagi pria kelahiran 27 September 1992. Sebelum ke Arsenal, Xhaka sempat berkustum Borussia Mönchengladbach (2012–2016).
Prestasi meraih gelar tertinggi domestik Jerman membuat Xhaka melayang ke langit tujuh. "Sangat sulit untuk menggambarkannya dengan kata-kata. Dalam 14 tahun karier sepak bola saya, ini merupakan hal yang spesial bagi saya, tetapi lebih spesial lagi bagi klub ini," kata Xhaka.
Berhenti sampai di sini, Xhaka? Tentu saja tidak. Xhaka ingin lebih, karena dirinya tengah diselimuti semangat tinggi. Pun begitu dengan koleganya setim. "Kami menginginkan yang lebih lagi. Kami mengincar gelar-gelar yang lain," tegas Xhaka.
Luar biasa!
Sumber : ESPN