Bola.com, Jakarta - Alvaro Morata masuk ke pembahasan khusus para pecinta sepak bola Eropa. Latarnya tak lain kegagalan eks bomber Juventus tersebut menyelesaikan peluang ketika timnya bersua Borussia Dortmund.
Pada laga tadi malam, Alvaro Morata tinggal berhadapan dengan kiper Gregor Kobel. Sayang, maksud hati melakukan cip, tapi gagal total. Bola yang seharusnya meluncur ke gawang yang sudah kosong, justru melebar.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Andai saja Morata bisa memaksimalkan peluang dengan baik, tim asuhan Diego Simeone akan memimpin lebih dulu. Maklum, selepas pertandingan di Signal Iduna Park, Morata dkk gagal melangkah ke semifinal Liga Champions, setelah takluk 2-4.
Padahal, pada laga leg 1, Atletico Madrid tampil cemerlang dengan kemenangan 2-1. Hasil agregat 4-5, membuat armada Diego Simeone tersingkir. Pada laga tadi malam, empat gol Dortmund lahir via Julian Brandt, Ian Maatsen, Niclas Füllkrug, serta Marcel Sabitzer.
Dalam sepak bola, gagal memaksimalkan peluang memang sudah lazim. Namun, apa yang dilakukan Morata tentu saja sulit dimaafkan begitu saja. Apalagi, Morata adalah satu di antara striker berkualitas bagus
Oleh karena itu, kegagalan di depan gawang yang sudah kosong, menjadi catatan tak mengenakkan. Namun, bukan Morata sendiri yang merasakan. Ada beberapa striker klub-klub bagus Eropa yang punya konversi rendah peluang menjadi gol.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Darwin Nunez (Liverpool) = 19,4 Persen
Sejak tiba di Liverpool dengan banderol mahal pada musim panas 2022, kemampuan Darwin Nunez sudah tidak diragukan lagi. Dia menunjukkan kapabilitas berlari, bekerja sama dengan rekan satu tim, dan menjadi mimpi bruk bagi seorang bek.
Namun, potensi pemain Uruguay itu mendapat sorotan. Tentu saja, mencetak 18 kali dan mencatat 13 asis dalam 47 penampilan musim ini bukanlah hasil yang buruk.
Namun, ia 'bersalah' karena melewatkan sejumlah peluang bagus selama musim ini. Statistik menunjukkan, ia hanya mengkonversi seperlima dari peluang besarnya, alias di angka 19,4 persen.
Sejak musim bergulir, beberapa kali terlihat Nunez gagal memanfaatkan peluang yang sebenarnya 99,99 persen berujung gol. Sayang, kaki dan kepalanya kurang tajam, sehingga kans tersebut melayang begitu saja.
Advertisement
Dusan Vlahovic (Juventus) = 21,7 persen
Musim ini Vlahovic menjadi sorotan di banyak hal, mulai dari rencana kepindahan sampa ketajaman di area penalti lawan. Terlepas dari itu, Dusan Vlahovic menikmati musim ini dengan mencetak 16 gol dan tiga asis.
Performa tersebut menjadi obat bagi kesedihan Vlahovic setelah tak konsisten ketika berkostum Juventus. Satu di antara catatan yang membuat tak nyaman adalah konversi gol-nya yang tergolong buruk ketika ada peluang di mulut gawang musuh.
Givemesport merilis, Dusan hanya mencetak 5 gol dari 18 peluang emas yang terjadi di mulut gawang lawan, alias hanya 21,7 persen. Hal ini berbeda ketika dirinya mendapat kesempatan mengincar gawang lawan dari sisi luar kotak penalti, tendangan bebas ataupun open play lainnya.
Akor Adams (Montpellier) = 26,1 persen
Mungkin tak banyak yang mengenal nama ini. Namun, di kalangan penggila Ligue 1 2023/2024, Adams menjadi bahan diskusi teramat menarik. Ia berhasil menjelma ke arah yang lebih positif.
Adams mendadak tampil tajam, meski dalam sisi konversi peluang masih belum bagus. Tercatat, ia membuang begitu saja kesempatan di depan gawang lawan sebanyak 17 kali, dan hanya berhasil mengubah menjadi gol enam peluang lainnya.
Artinya, ia hanya mencatat konversi 26,1 persen dari peluang menjadi gol. Oleh karena itu, bomber berusia 24 tahun ini layak menjadi catatan manajemen. Jika masih tak maksimal, bisa saja musim depan bakal dilego.
Advertisement
Nicolas Jackson (Chelsea) = 29,2 persen
Nicolas Jackson menjadi harapan para pendukung Chelsea guna menyokong ketajaman lini depan. Pada sisi ini, sang bomber bisa melakukan tugasnya dengan baik.
Sayang, selalu ada sisi tak memuaskan. Nah, dalam urusan ini, Nicolas Jackson memang termasuk di dalamnya. Bagaimana tidak, ia gagal meneruskan 17 peluang emas di depan gawang lawan dari total 24 kesempatan.
Pemain berusia 22 tahun ini telah mencetak 13 gol dalam 35 penampilan bersama tim asal Stamford Bridge. Namun, ia hanya mencetak empat gol di liga sejak hattrick ke gawang Tottenham Hotspur pada bulan November.
Pierre-Emerick Aubameyang (Marseille) = 32,1 Persen
Mantan bintang Arsenal dan Chelsea, Pierre-Emerick Aubameyang memiliki tingkat kemampuan mengonversi peluang menjadi gol di angka 32,1 persen. Setelah memenangi Sepatu Emas Premier League pada 2017/2018, penyerang Gabon ini cemerlang lagi bersama Marseille.
Pemain berusia 34 tahun ini telah mencetak 25 gol musim ini, termasuk 10 gol di Liga Europa. Meski begitu, ia sering menyia-nyiakan peluang besar di depan gawang lawan.
Statistik menyebutkan, ada 29 kesempatan emas di depan gawang lawan sepanjang musim ini. Namun, dia hanya sanggup mencetak 9 gol dari seluruh peluang itu.
Sumber: Givemesport
Advertisement