Bola.com, Charlotte - Pelatih Timnas Uruguay, Marcelo Bielsa, mengecam Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) dan Amerika Serikat terkait dengan apa yang terjadi di Copa America 2024.
Copa America 2024, yang telah dimulai sejak 20 Juni 2024, segera berakhir dengan tinggal mempertandingkan perebutan tempat ketiga dan babak final pada 14-15 Juli 2024 pagi WIB.
Advertisement
Bielsa menyerang CONMEBOL dan Amerika Serikat menyusul serangan suporter Timnas Kolombia terhadap keluarga para pemain Timnas Uruguay pasca-semifinal Copa America 2024 di Bank of America Stadium, Charlotte, North Carolina, pada Kamis (11/7/2024) pagi WIB.
Akibat kejadian itu, meletus tawuran antara pendukung Kolombia dengan para pemain Uruguay, yang dipimpin penyerang asal Liverpool, Darwin Nunez.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Blak-blakan Marcelo Bielsa
"Satu-satunya hal yang bisa saya katakan adalah bahwa para pemain bereaksi seperti manusia lainnya. Jika Anda melihat bahwa ada proses untuk mencegah apa yang terjadi agar tidak terjadi," ujar Bielsa dinukil dari The Athletic.
"Jika Anda melihat bahwa jika apa yang terjadi tetap terjadi, dan ada proses lain, suatu jalan keluar, katakanlah dan kedua hal tersebut gagal, dan Anda melihat istri Anda, atau ibu Anda, atau bayi, diserang, apa yang akan Anda lakukan? Anda akan bertanya apakah mereka akan menghukum orang-orang yang membela diri mereka sendiri?" tutur Bielsa.
Bielsa makin kesal karena mendapatkan pertanyaan mengenai kemungkinan sanksi terhadap pemain Uruguay menjelang perebutan tempat ketiga Copa America 2024 kontra Timnas Kanada di Bank of America Stadium, Charlotte, North Carolina, Minggu (14/7/2024) pagi WIB.
"Yang seharusnya Anda tanyakan kepada saya, jika Anda memiliki sedikit simpati, adalah apakah para pemain telah menerima permintaan maaf dari mereka yang bertanggung jawab untuk merawat setiap penonton," ucap Bielsa.
"Apakah Anda bertanya kepada saya apakah saya takut mendapat sanksi? Bagaimana saya bisa takut mendapat sanksi yang seharusnya tidak mungkin terjadi," imbuhnya.
Advertisement
Wabah Pembohong
Bielsa juga mengkritik rumput stadion dan lapangan latihan menyambung keluhan dari pelatih Timnas Argentina, Lionel Scaloni dan winger Timnas Brasil, Vinicius Junior.
"Semua kebohongan yang mereka katakan. Mereka melakukan konferensi pers dan mengatakan 'tidak, lapangannya sempurna, lapangan latihan sempurna' Saya punya semua foto yang menunjukkan bahwa ini semua bohong," ucap Bielsa.
"Ini adalah wabah pembohong. Sekarang, saya sudah mengatakan semua yang saya janjikan kepada penyelenggara dan federasi bahwa saya tidak akan mengatakan. Ini semua hukuman yang akan datang."
"Ini semua kesalahan yang sudah diketahui sebelumnya. Orang Amerika Utara tidak mengatakan 'kalian akan mendapatkan lapangan yang sempurna' Mereka memberi tahu Anda 'kami akan memberi Anda lapangan yang dipasang tiga hari yang lalu, atau jumlah hari yang lalu' Lapangan latihannya bencana."
"Mereka melakukan konferensi pers dan mengatakan itu ilusi optik. Vinicius tidak bisa melihat. Itu Scaloni seharusnya tidak berbicara. Bahwa semua lapangan latihan sempurna padahal kami semua punya koleksi lapangan yang buruk," ungkap mantan manajer Leeds United itu.
FBI dan Amerika Serikat
The Athletic menarasikan bahwa Bielsa "merujuk kasus FBI pada 2015 yang menyebabkan jatuhnya mantan Presiden FIFA, Sepp Blater, dan sejumlah administrator sepak bola lainnya."
"Amerika Serikat, saya ingatkan, ketika mereka kepentingan mereka diserang, mereka menciptakan FIFAGate. Dengan FBI, mereka melakukan apa yang mereka lakukan, tetapi itu untuk kepentingan mereka," terang Bielsa.
"Di sini? Tidak ada yang terjadi. Ini adalah pesta yang fantastis, turnamen yang kompetitif, tidak ada yang perlu dikeluhkan," kata pelatih berusia 68 tahun itu.
Sumber: The Athletic
Advertisement