Bola.com, Jakarta - Liga Arab Saudi masif memboyong pemain-pemain top Eropa dalam 1,5 tahun terakhir. Fenomena tersebut dipicu dengan perekrutan superstar asal Portugal, Cristiano Ronaldo.
Seperti diketahui, Ronaldo diboyong oleh Al Nassr pada Januari 2023. Setelah itu, gelombang kedatangan pemain-pemain top Eropa lainnya menyusul.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun para pesepak bola papan atas sering memiliki kekayaan yang tidak bisa kita pahami sebagai orang awam, fakta itu tidak menghentikan sebagian dari mereka untuk menyerah pada iming-iming uang dari Timur Tengah.
Siapa saja pemain papan atas yang terlalu berkelas dan bertalenta untuk bermain di Liga Arab Saudi dan seharusnya kembali ke kompetisi level atas selagi ada kesempatan? Berikut lima di antaranya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Gabri Veiga
Gabro Veiga punya banyak pilihan destinasi baru pada musim panas 2023 ketika masih bersama Celta Vigo. Ia diminati Napoli, Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Manchester City.
Yang mengejutkan dia malah setuju untuk bergabung ke Al Ahly. Veiga mencatatkan 20 penampilan untuk Al Ahli pada musim pertamanya saat finis ketiga, tertinggal 29 poin dari pemenang liga Al Hilal.
Sejak itu, pemain berbakat berusia 22 tahun itu semakin menjauh dari pusat perhatian. Ia bahkan hanya bisa menyaksikan dari jauh saat Spanyol menjuarai Euro 2024.
Seandainya bertahan di Eropa, dia mungkin akan masuk dalam skuat tersebut. Itulah mengapa dia harus mengemasi tasnya dan kembali secepatnya.
Advertisement
2. Franck Kessie
Kessie tidak bisa disalahkan karena meninggalkan AC Milan meski menjadi kunci keberhasilan menjuarai Serie A pada 2022. Siapa yang bisa menolak ketika dirayu Barcelona?
Namun, yang mengagetkan ia cuma semusim di Barcelona, kemudian pindah ke Arab Saudi. Itu dianggap bukan langkah yang tepat.
Ia tampil baik di Al Ahli dan masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan. Di usianya yang baru 27 tahun, ia harus menunjukkan kemampuan di tempat yang paling bersinar.
Penggemar AC Milan mungkin tidak akan terlalu senang melihatnya kembali. Tapi, ada sederet tim papan atas Serie A yang tertarik merekrutnya.
Pemain internasional Pantai Gading ini tampil impresif bagi Rossoneri pada musim 2021/2022 dan seharusnya memanfaatkan hal tersebut.
3. Jota
Pemain sayap asal Portugal ini mencetak 28 gol selama dua musim di Celtic. Ia dengan cepat menjadi pahlawan bagi para penggemar dan target transfer yang menarik bagi klub-klub di Eropa.
Jota punya kemampuan menguliti pertahanan dan yang terpenting adalah penyelesaian akhir yang konsisten.
Jika tidak mencetak gol, dia memberikan assist. Jika tidak membantu, dia akan membuat para penggemar terkejut dengan bakatnya.
Sangat disayangkan ketika Al Ittihad masuk dan menggoda Celtic untuk menjualnya seharga £25 juta musim panas lalu. Namun, Jota malah terpinggirkan dari tim.
Jota meraup bayaran sekitar £10 juta per tahun di Al Ittihad dan menjuarai liga di musim pertamanya. Namun, melihat kondisinya saat ini, dia sebaiknya kembali ke Eropa saja.
Advertisement
4. Neymar
Neymar adalah seorang penghibur yang tiada duanya. Pemain Brasil ini juga sangat efektif – ketika tidak ada halangan yang keluar dari dirinya.
Eksperimen Paris Saint-Germain bersama Neymar mungkin gagal dalam menyabet gelar Liga Champions/Ballon d'Or. Tetapi, sepak bola Eropa membutuhkan Neymar sekali lagi.
Kisah Neymar tidak berakhir dengan baik dan dia perlu memperbaikinya.
5. Aymeric Laporte
Dia mungkin tidak lagi disukai di Manchester City. Tetapi Laporte akan diminati banyak klub di Eropa jika memutuskan mengemasi tasnya.
Seperti diketahui, ia meneken kontrak dengan Al Nassr pada musim panas 2023.
Meskipun menghabiskan musim jauh dari pusat perhatian di klub yang sama dengan Cristiano Ronaldo, ia tetap terpilih masuk Spanyol untuk Euro 2024.
Laporte baru berusia 30 tahun dan jelas terlalu berbakat untuk menyia-nyiakan tahun-tahun terbaiknya dengan tidak mengejar penghargaan tertinggi.
Sumber: Planet Football
Advertisement