Bola.com, Jakarta - Sebelum pertandingan pertamanya sebagai pelatih Timnas Amerika Serikat, Mauricio Pochettino memuji salah satu anak asuhnya sebagai pesepak bola yang fantastis dan satu di antara striker terbaik di dunia.
"Saya pikir dia pemain yang fantastis," katanya kepada wartawan, "salah satu pemain ofensif terbaik di dunia."
Baca Juga
Advertisement
Dia, tentu saja, berbicara tentang Christian Pulisic. Pemain sepak bola Amerika terhebat yang masih hidup, pemain sepak bola Amerika terhebat sepanjang masa. Tapi apakah dia salah satu pemain ofensif terbaik di dunia?
Sejak awal kemunculannya, di mana ia dilabeli sebagai wonderkid, banyak yang berekspektasi tinggi terhadapnya. Saat itu gaya permainannya dianggap sangat matang meski masih muda.
Namun demikian, Christian Pulisic tak lantas melenggang mulus di daratan Eropa. Dia nyaris tak pernah menunjukkan apapun selama kariernya di Chelsea.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Restart
Setelah dicap gagal bersama Chelsea, Christian Pulisic memutuskan untuk berlabuh ke Liga Italia bersama AC Milan. Agaknya rumput di Inggris memang tidak cocok buat Captain America.
Bersama AC Milan, Pulisic seakan telah menemukan tajinya lagi. Padahal, di sana ia harus bersaing dengan banyak striker, seperti Rafael Leao hingga Tammy Abraham.
Setelah melalui tujuh pertandingan Serie A, Pulisic benar-benar telah menunjukkan bahwa Pochettino tidak berlebihan, bahwa ia adalah salah satu pemain ofensif terbaik di dunia. Apa yang berubah dari Pulisic? Dan seberapa besar kemungkinan untuk melanjutkan?
Advertisement
Bukti Nyata
Parameter untuk membuat Pulisic pemain kelas dunia potensial adalah kemampuannya untuk membawa bola ke dalam atau menemukan ruang untuk menerima umpan di dalam area penalti. Nah, coba tebak? Dia saat ini rata-rata mencatatkan rekor terendah dalam kariernya dalam hal tembakan, melakukan tembakan ke area penalti, melakukan sentuhan di dalam area penalti, dan menerima umpan progresif.
Angka terakhir adalah perubahan terbesar. Musim lalu di bawah manajer Stefano Pioli, Pulisic menerima 293 operan progresif, terbanyak di Serie A. Musim ini, dia hanya menerima 35 atau setengah dari yang dia terima per pertandingan musim lalu. Sementara dia adalah senjata utama AC Milan untuk memindahkan serangan ke depan musim lalu, perannya telah jauh berbeda dengan cara tim yang berbeda.
Anehnya, ini sangat bagus untuk Pulisic. Meskipun Pulisic lebih jarang menguasai bola di dalam kotak penalti dan melakukan tembakan paling sedikit per game dalam kariernya, ia juga menciptakan peluang per game hampir dua kali lebih banyak dibandingkan rata-rata kariernya, dan hal yang sama berlaku untuk produksi chance creation yang diharapkan. Dia sudah menyelesaikan lima umpan terobosan, lebih banyak dari yang pernah dia lakukan dalam satu musim.
Sumber: Whoscored, ESPN
Posisi AC Milan di Liga Italia
Advertisement