Bola.com, Jakarta - Timnas Jepang bercokol di urutan pertama klasemen Grup C Ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Tim berjulukan Samurai Biru tak tersentuh kekalahan, mencatat tiga kemenangan dan satu kali imbang.
Takefusa Kubo dkk. seolah berlari sendirian di puncak klasemen Grup C setelah menghajar China (7-0), Bahrain (5-0), Arab Saudi (2-0), dan baru saja ditahan imbang 1-1 oleh Australia.
Baca Juga
Advertisement
Melhat performanya, Jepang berpeluang besar lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Jika berhasil, maka Piala Dunia di Amerika Serikat dua tahun lagi merupakan keikutsertaan mereka yang kedelapan, atau berturut-turut sejak pertama kali tampil pada edisi 1998.
Di balik kekuatan Timnas Jepang, ada sosok Hajime Moriyasu. Pelatih kepala andal yang membawa Tim Matahari terbit terus bersinar terang, Jepang juga akan menjadi lawan Timnas Indonesia pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 bulan November mendatang.
Yuk simak profil singkat dari Hajime Moriyasu berikut ini.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lekat dengan Pemain Muda
Hajime Moriyasu lahir di Nagasaki, 23 Agustus 1968, bukanlah nama lama di sepak bola Jepang. Sebelum menjadi juru taktik timnas Jepang di Piala Dunia 2022 hingga sekarang, Hajime beberapa kali menangani timnas muda Jepang.
Sebelum menjadi pelatih untuk negaranya, Hajime merupakan pelatih klub lokal Jepang. Sanfrecce Hiroshima dan Albirex Niigata menjadi klub yang pernah memakai jasa Hajime.
Prestasi terbaiknya saat menjadi pelatih Sanfrecce Hiroshima selama lima musim. Hajime berhasil mempersembahkan tiga gelar Liga Jepang dan tiga gelar Piala Super Jepang. Prestasi gemilang Hajime di Sanfrecce Hiroshima akhirnya membuat timnas Jepang tak ragu menunjuknya sebagai pelatih.
Diawali dari Oktober 2017, Hajime sudah menangani timnas Jepang U-21. Hajime bahkan merangkap sebagai pelatih timnas senior Jepang mulai tahun 2018 hingga saat ini. Total ia sudah memimpin 86 pertandingan untuk Timnas Jepang dengan rata-tata poin 2,21 per laga.
Â
Advertisement
Karier Sebagai Pemain
Kegemilangan Hajime Moriyasu sebagai seorang pelatih nyatanya tak tercermin saat menjadi pemain. Pasalnya Hajime karier Hajime sebagai seorang pemain Liga Jepang tidak begitu mencolok.
Hajime tercatat pernah membela beberapa tim Liga Jepang seperti Sanfrecce Hiroshima, Kyoto Sanga, hingga Vegalta Sendai. Sanfrecce Hiroshima menjadi tim paling lama dibela Hajime yakni selama 15 musim.
Hajime yang berposisi sebagai gelandang bertahan, mengawali karirnya di musim 1987/1988. Hajime tercatat memiliki karier sepak bola sepanjang 17 musim sebelum akhirnya pensiun di musim 2003/2004.
Â
Prestasi Hajime Moriyasu
Lama menangani klub Sanfrecce Hiroshima, Hajime Moriyasu sukses membawa timya itu tiga kali menjuarai Liga Jepang dan tiga kali juara Piala Super Jepang.
Salah satu pencapaiannya bersama klub asal Hiroshima itu adalah saat meraih peringkat ketiga di Piala Dunia antar klub tahun 2015
Meski gagal di Piala Asia 2019 dan Piala Dunia 2022, Moriyasu pernah membawa Jepang meraih gelar, yakni EAFF Championship pada 2022 lalu. Di Piala Asia 2019, ia membawa Jepang tampil ke final sebelum dikalahkan Qatar.
Sementara di level Piala Dunia, Moriyasu pernah membawa Jepang meraih kemenangan fenomenal 2-1 atas Jerman dan 2-1 atas Spanyol di Piala Dunia 2022. Sayangnya langkah timnya terhenti di babak 16 besar oleh Kroasia.
Â
Advertisement
Head to head dengan STY
Pertemuan antara Timnas Indonesia versus Jepang di Stadion Utama Gelor Bung Karno (SUGBK) pada 15 November mendatang, akan menjadi pertemuan kedua bagai Shin Tae-yong dan Hajime Moriyasu.
Sesama pelatih jebolan Piala Dunia ini sebelumnya sudah pernah bertemu pada babak penyisihan grup Piala Asia 2023 awal tahun ini atau tepatnya 24 Januari 2024. Hasilnya, Jepang menang 3-1 atas Timnas Indonesia di Al-Thumama Stadium, Qatar.
Ayase Ueda memborong dua gol untuk Jepang ditambah satu gol dari aksi bunuh diri Justin Hubner. Satu-satunya gol balasan Timnas Indonesia dicetak oleh Sandy Walsh.
Sumber: Transfermarkt