Bola.com, Jakarta - Bintang sepak bola Argentina, Lionel Messi, pernah menangis di ruang ganti setelah pertandingan Liga Champions. Kisah tersebut diungkapkan oleh mantan rekan setimnya, Alexis Sanchez.
Lionel Messi mengalami fase naik turun selama kariernya yang sarat trofi. Pemain berjulukan La Pulga itu total mengoleksi 46 trofi.
Baca Juga
Advertisement
Namun, pada suatu momen yang aneh, segalanya tidak berjalan sebaik yang diinginkan Messi.
Kekalahan Argentina dari Jerman di final Piala Dunia 2014 tidak diragukan lagi menjadi salah satu poin terendah bagi pemain Argentina itu selama karier sepak bolanya.
Namun, Sanchez mengungkapkan Lionel Messi pernah tak bisa menahan emosinya dan menangis setelah pertandingan Liga Champions bersama Barcelona.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kekalahan Kontra Chelsea
Lionel Messi menyudahi tahun 2012 dengan torehan gol terbanyak sepanjang kariernya, yaitu 91. Namun, itu tak cukup mengantar Barcelona ke final Liga Champions 2012.
Barca didepak oleh Chelsea di semifinal, kalah dengan agregat 2-3 di Camp Nou. Padahal The Blues memainkan sebagian besar pertandingan dengan sepuluh pemain. Saat itu, kapten Chelsea, John Terry, dikeluarkan dari lapangan karena pelanggaran terhadap Alexis Sanchez.
“Di ruang ganti Barcelona setelah pertandingan Chelsea, saya melihat Leo Messi menangis,” kata Sanchez kepada Sky Sports pada 2018, seperti dikutip Sportbible, Jumat (1/11/2024).
"Itu karena para pemain menuntut begitu banyak dari dirinya. Orang-orang tidak melihatnya."
Advertisement
Kegagalan Penalti yang Menyakitkan
Messi melihat tendangan penaltinya pada menit ke-49 membentur mistar gawang Petr Cech dengan skor agregat 2-2.
Ketika Chelsea sudah lolos, Fernando Torres memastikan kemenangan di masa tambahan waktu untuk mengejutkan para penggemar Barcelona.
Messi mengakui bahwa kegagalan penalti adalah sesuatu yang menyakitkan. “Saya masih terluka karena kekalahan di semifinal melawan Chelsea dengan penalti yang saya gagal, dan La Liga dengan kekalahan dari Madrid di Nou Camp,” ujarnya, dikutip via BBC Sport.
“Keduanya adalah duri bagi kami. Namun musim lalu kini menjadi sejarah.”
Pemain berusia 37 tahun itu melupakan kekecewaan dan akhirnya memperbaiki kesalahan pada 2012 dengan membantu Barcelona meraih kemenangan di final Liga Champions 2015 kontra Juventus di Berlin. Itu merupakan kemenangan keempat dan terakhirnya di kompetisi Eropa.
Sumber: Sportbible