Bola.com, Jakarta - Setelah sehari sebelumnya diguyur hujan sejak pagi hingga malam, cuaca Tokyo cerah dan matahari bersinar tanpa hiasan awan pada pagi hari Minggu (3/11). Kondisi yang ideal untuk sebuah perjalanan liputan pertandingan.
Berbeda dengan dua pertandingan sebelumnya yang melibatkan klub JLeague 1. Kali ini pengelola JLeague memberikan akses ke laga Yokohama FC vs Tochigi SC di Stadion NHK Spring Mitsuzawa, Yokohama. Kedua tim ini berlaga di JLeague 2, kompetisi kasta kedua di bawah JLeague 1.
Baca Juga
Advertisement
Jarak Tokyo ke Yokohama sekitar 30 km. Jika naik kereta, waktu yang diperlukan sekitar 45 menit. Selain Yokohama FC yang berlaga di JLeague2, ada Yokohama Marinos yang mewakili kota pelabuhan itu di JLeague 1.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Seriuh JLeague 1
Jarak Tokyo ke Yokohama sekitar 30 km. Jika naik kereta, waktu yang diperlukan sekitar 45 menit. Selain Yokohama FC yang berlaga di JLeague2, ada Yokohama Marinos yang mewakili kota pelabuhan itu di JLeague 1.
Suasana jelang laga JLeague 2 tak seramai pertandingan JLeague 1 dan final Piala Levain yang didatangi sebelumnya. Orang yang melihat dan merasakan suasana di markas Yokohama FC, pasti bisa mengenali bahwa yang bertanding bukan di level teratas.
Hanya saja, meski tak seramai di JLeague 1, standar yang ada di dalam dan luar stadion sama. Di luar stadion, tersedia banyak kios makanan dan merchandise. Fasilitas umum seperti toilet yang bersih dan tempat parkir kereta bayi juga tersedia di sekitar stadion.
Advertisement
Sederhana Tapi Menyenangkan
Masuk ke stadion, terlihat bahwa venue berkapasitas 15.454 ini cukup sederhana karena tak memiliki atap pelindung di semua tribun.
Namun soal pelayanan, keramahan, dan keseruan menonton, situasi JLeague 2 tak jauh beda dengan JLeague 1. Petugas yang ada di stadion siap memberikan bantuan dengan maksimal. Termasuk ketika kami mencari ruang media.
Suasana di dalam stadion, terutama di tribun, mirip dengan kondisi di JLeague1, meski dalam skala yang lebih kecil. Penonton tuan rumah maupun tim tamu bersaing untuk memberikan dukungan dengan teriakan, chant, dan nyanyian.
Yang menarik, stadion ini letaknya berdempetan dengan sebuah rumah sakit. Bagaimana rumah sakit itu mereduksi suara bising dari stadion dan memberikan ketenangan pada pasien menjadi pertanyaan yang sayangnya tak kami dapatkan jawabannya.
Bertemu Scout
Hal menarik lainnya adalah perjumpaan dengan seorang scout dari klub Shimizu S-Pulse yang sedang memimpin klasemen JLeague 2. Scout bernama Yuma Oizumi itu rupanya sedang mencari pemain asing dan memantau Yokohama yang merupakan klub runner up di sementara klasemen JLeague 2.
"Shimizu punya enam scout. Musim lalu ada enam pemain rekomendasi kami yang akhirnya dikontrak oleh klub. Kami mencari pemain yang usianya di bawah 25 tahun," ucap Yuma.
Dua tim di posisi teratas JLeague 2 akan langsung promosi ke JLeague 1. Menurut Yuma, Shimizu dan Yokohama sudah cukup pantas untuk berlaga di kasta tertinggi. Tentu mereka harus berbenah jika ingin bersaing di JLeague 1.
"Gaya main klub di JLeague 2 mengandalkan kecepatan. Soal ini tak kalah dari JLeague 1. Tim seperti Yokohama ini bagus dan kelihatan siap," tutur Yuma.
Advertisement
Gagal Menang
Sayang, saat kami datang Yokohama FC gagal menang karena hanya bermain 0-0 lawan Tochigi. Sejumlah peluang Yokohama FC gagal dikonversi menjadi gol ke gawang tim yang berada di zona degradasi itu.
Pada hari yang sama, Shimizu S-Pulse memastikan gelar juara JLeague 2 sekaligus tiket promosi usai menang 1-0 atas Iwaki FC. Sementara Yokohama harus menang di laga terakhir kontra Renofa Yamaguchi jika ingin lolos langsung ke JLeague 1.
Meski Yokohama FC gagal mendapatkan kepastian promosi usai ditahan lawan, suporter tuan rumah tetap tenang dan tertib. Lagi-lagi sebuah pemandangan yang mengesankan dan menyejukkan, kali ini dari kompetisi level kedua di Jepang.