Bola.com, Jakarta - Olympique Lyon menghadapi ancaman degradasi ke Ligue 2 di akhir musim jika tidak mampu melunasi utang setelah mendapatkan sanksi dari Direction Nationale du Controle de Gestion (DNCG).
DNCG, badan pengawas keuangan di sepak bola Prancis, memberikan sanksi berupa potensi degradasi, larangan transfer, serta pengawasan ketat terhadap penggajian klub.
Advertisement
Kendati larangan transfer dan pengawasan ini berlaku segera, klub Ligue 1 ini masih memiliki peluang menghindari degradasi dengan memperbaiki kondisi keuangan mereka.
Lyon dimiliki oleh pengusaha Amerika Serikat, John Textor, yang juga memiliki Botafogo di Brasil dan sebagian saham Crystal Palace di Liga Inggris.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Solusi Menghindari Sanksi
Untuk memperbaiki kondisi finansial Lyon, Textor memiliki beberapa opsi, termasuk menjual sahamnya di Crystal Palace atau mendapatkan keuntungan dari penjualan pemain bernilai tinggi, seperti Ryan Cherki dan Thiago Almada yang berada di sistem Lyon maupun Botafogo.
Kendati aktif di bursa transfer musim panas lalu, utang Lyon justru meningkat dari 458 juta euro (Rp7,6 triliun) menjadi 508 juta euro (Rp8,5 triliun), memperburuk situasi keuangan klub.
Jendela transfer mendatang akan menjadi momen krusial, di mana pemain seperti gelandang Amerika Serikat, Tanner Tessmann, mungkin terpengaruh oleh situasi ini.
Saat ini, Lyon berada di posisi kelima Ligue 1, hanya terpaut lima poin dari zona Liga Champions.
Jika berhasil mengamankan tempat di kompetisi Eropa, kondisi finansial mereka bisa membaik secara signifikan. Namun, jika rotasi pemain terlalu besar, ada kemungkinan posisi Lyon di klasemen akan terancam, meski mereka berhasil menghindari degradasi dari pengawas keuangan.
Sumber: CBC Sports
Advertisement