Bola.com, Jakarta - Federico Dimarco mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tren buruk Timnas Italia yang terus kebobolan dari situasi bola mati.
Dalam enam gol terakhir yang bersarang di gawang Timnas Italia, termasuk tiga gol dalam kekalahan 1-3 melawan Prancis di San Siro, Senin dini hari WIB (18/11/2024), semuanya berasal dari situasi set piece.
Advertisement
Kendati kedua tim sudah memastikan tempat di perempat final UEFA Nations League yang akan digelar pada Maret 2025, laga ini menjadi penentu status unggulan dalam undian.
Italia sebenarnya hanya membutuhkan kekalahan dengan selisih satu gol untuk tetap memuncaki grup, tetapi kekalahan 1-3 membuat mereka tergeser ke posisi kedua karena selisih gol.
"Kami bermain sangat baik dan menciptakan banyak peluang, tetapi kekalahan tetaplah kekalahan. Kami tahu bahwa kami kalah melawan lawan kuat yang selalu bermain di level tertinggi, jadi kami juga akan belajar dari ini," ujar Dimarco kepada RAI Sport.
Bek sayap Inter Milan itu mengakui bahwa Azzurri sempat kehilangan bentuk permainan dalam 30 menit pertama, tetapi berhasil bangkit setelah Andrea Cambiaso mencetak gol untuk memperkecil skor menjadi 1-2.
"Setelah gol Cambiaso, kami mulai terorganisasi kembali dan sebagian besar mengontrol permainan. Hanya saja, gol kedua Adrien Rabiot menjadi detail kecil yang membuat perbedaan," tambah Dimarco, yang sudah langganan main di Timnas Italia sejak level U-15.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masalah Italia pada Bola Mati
Statistik menunjukkan kenyataan pahit bagi Italia. Semua gol yang bersarang dalam enam laga terakhir berasal dari bola mati, termasuk tiga gol Prancis di laga ini.
"Hal-hal seperti ini jelas perlu kami perbaiki karena tim seperti kami tidak bisa terus kebobolan begitu banyak gol dari situasi bola mati," tegas Dimarco.
Selain masalah pertahanan, serangan Italia juga dinilai kurang efektif. Mateo Retegui jarang mendapat suplai bola, sementara Nicolo Barella kesulitan beradaptasi dalam peran barunya sebagai trequartista.
"Tiga gelandang mereka melakukan penjagaan ketat terhadap gelandang kami sehingga kami kesulitan menemukan umpan terobosan yang tepat. Secara teknis, umpan-umpan kami juga kurang tajam, itu disayangkan," kata bek berusia 27 tahun ini.
Advertisement
Tetap Yakin
Kekalahan ini menjadi catatan penting bagi Italia, tetapi Dimarco menilai ada kemajuan yang dicapai sejak kegagalan mereka di Euro 2024.
Kendati hanya kalah selisih gol dari Prancis di Nations League, Italia berhasil lolos ke perempat final dengan satu pertandingan tersisa.
"Prancis adalah tim yang sangat kuat, dan setelah Euro, kami memulai era baru dengan banyak pemain baru. Secara keseluruhan, performa kami di Nations League positif untuk Italia. Kami harus terus seperti ini dan belajar dari kekalahan ini," ucap Dimarco.
Sumber: Football Italia