Bola.com, Jakarta - Pelatih Juventus, Thiago Motta, mengakui timnyas kehabisan tenaga ketika kebobolan gol penyama kedudukan di menit-menit akhir melawan Lecce.
Ia juga menjelaskan mengapa Kenan Yildiz tidak digunakan sebagai penyerang tengah.
Baca Juga
Advertisement
Senin dini hari WIB (2/12/2024), menjadi momen tidak biasa di sepak bola Italia, dengan laga Fiorentina kontra Inter dibatalkan beberapa jam sebelum pertandingan Lecce vs Juventus, menyusul insiden kolapsnya Edoardo Bove yang segera dilarikan ke rumah sakit, dan kini telah mendapat perawatan intensif.
"Ini sangat mengkhawatirkan bagi dia, rekan-rekannya, dan keluarganya. Saya membayangkan menjadi orang tua Bove, pasti rasanya sangat mengerikan. Saya berharap ia segera pulih dan mengirimkan semua dukungan kepadanya, terutama keluarganya. Melihat tayangan-tayangan tersebut di TV pasti sangat menyedihkan,” ungkap Thiago Motta kepada DAZN.
Juventus, yang mengalami krisis cedera dan tidak dapat melakukan rotasi setelah hasil imbang 0-0 di Liga Champions melawan Aston Villa, sempat unggul lebih dulu di Stadio Via del Mare melalui tembakan Andrea Cambiaso yang terdefleksi.
Sebelumnya, mereka dua kali mengenai tiang gawang melalui upaya Khephren Thuram dan Francisco Conceicao.
Namun, dominasi Juventus memudar seiring waktu, hingga akhirnya Ante Rebic mencetak gol penyeimbang di menit ke-93.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pilihan Terbatas untuk Juventus
"Kami melihat di babak kedua bahwa tim mulai kehabisan tenaga, dan kami sudah memperkirakan hal itu. Kami bermain bagus di babak pertama, unggul lebih dulu, tetapi kemudian kebobolan di akhir. Kami harus terus maju, belajar dari kesalahan, dan bersiap untuk pertandingan berikutnya," ujar Thiago Motta.
Motta juga menyoroti kesalahan Andrea Cambiaso, yang memutuskan untuk maju dalam momen sebelum gol Lecce.
"Andrea membuat keputusan untuk maju, tetapi gol biasanya terjadi karena serangkaian kesalahan kecil. Seperti yang saya katakan, Lecce tampil makin dominan seiring waktu dan kebobolan di menit akhir adalah hal yang bisa kami hindari," lanjut Motta.
"Kami harus memperbaiki diri, belajar dari situasi tertentu, dan tetap berpikiran positif. Penting untuk mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental untuk pertandingan berikutnya.
Advertisement
Kenan Yildiz dan Peran Sebagai Penyerang
Dengan absennya Dusan Vlahovic dan tidak adanya penyerang murni yang tersedia, Juventus sempat mencoba Teun Koopmeiners, Weston McKennie, dan Tim Weah sebagai solusi darurat. Namun, Kenan Yildiz belum digunakan sebagai penyerang tengah secara reguler.
"Dia bisa bermain di sana dan pernah melakukannya melawan Lille. Namun, melawan tim yang bertahan dalam, kami membutuhkan Yildiz dan Conceicao untuk membongkar pertahanan dari sisi sayap agar bisa masuk ke area berbahaya. Itu berbeda dibanding jika dia sudah berada di sana sejak awal," jelas Motta.
"Kenan mampu melakukan keduanya, tetapi hari ini saya memutuskan untuk memberinya peran yang memberikan kami kedalaman dan lebar serangan. Di babak pertama, dia sedikit terlalu sering keluar dari posisinya melawan tim yang tidak terlalu menekan. Kami membahasnya dan dia tampil lebih baik di babak kedua."
Makin Jauh dari Puncak
Hasil imbang ini merupakan yang ketiga secara beruntun untuk Juventus di semua kompetisi, sekaligus membuat mereka makin tertinggal dari puncak klasemen Serie A. Kini, Juventus terpaut enam poin dari Napoli.
Kendati masih belum terkalahkan di liga musim ini, Juventus mencatatkan delapan hasil imbang dari 14 pertandingan, sebuah catatan yang membuat mereka sulit bersaing di papan atas.
Sumber: Football Italia
Advertisement