Bola.com, Jakarta - Sebanyak 18 pertandingan dimainkan secara bersamaan, dengan berbagai skenario yang berubah cepat dari menit ke menit.
Kejutan terus terjadi, menghadirkan ketegangan yang menjadi daya tarik utama kompetisi paling bergengsi di Eropa ini.
Advertisement
UEFA boleh berbangga karena sistem baru yang disebut "Swiss system" benar-benar membawa daya tarik yang mereka harapkan.
Di Villa Park, ketika Aston Villa menghadapi Celtic dalam atmosfer yang panas, bukan hanya para penggemar yang tegang, tetapi juga staf pelatih yang terus memantau perkembangan di pertandingan lain. Satu gol dari Atalanta bisa saja menggagalkan peluang Villa untuk finis di delapan besar.
Sementara itu, Manchester City yang hampir tersingkir justru berhasil bangkit dan mengalahkan Club Brugge, mengamankan tempat di babak play-off.
Wawancara eksklusif jurnalis Bola.com dengan pemain Timnas Indonesia Putri, Vivi Oktaviani. Ia bercerita bagaimana dirinya harus memberikan kepercayaan lebih kepada sang orang tua soal kemantapannya memilih sepak bola dan rahasia Timnas Indonesia Put...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Format Baru Bawa Ketegangan Tak Terduga
Liga Champions dalam beberapa musim terakhir sering dikritik karena dianggap terlalu mudah bagi tim-tim besar, dengan mereka melaju ke babak knockout tanpa kesulitan berarti. Namun, musim ini sangat berbeda.
Hanya ada selisih enam poin antara tim peringkat ketiga dan peringkat ke-23 sebelum pertandingan terakhir, membuat persaingan makin sengit. Beberapa tim bahkan baru mengetahui nasib mereka di menit-menit akhir pertandingan.
Tim-tim raksasa mengalami kesulitan:
- Manchester City, juara Liga Champions 2023, menunjukkan performa mengecewakan di hampir seluruh fase kualifikasi dan nyaris tersingkir.
- Bayern Munchen dan Real Madrid sempat terlempar ke peringkat 15 dan 16 sebelum pertandingan terakhir.
- Sporting Lisbon hampir tersingkir, tetapi berhasil melaju ke play-off di detik-detik terakhir.
- Dinamo Zagreb tampaknya akan lolos, tetapi akhirnya tersingkir di menit-menit akhir pertandingan terakhir mereka.
Format baru ini jelas membuat segalanya lebih sulit diprediksi dibandingkan sebelumnya.
Advertisement
Tim Langsung Lolos ke Babak 16 Besar
- Liverpool
- Barcelona
- Arsenal
- Inter Milan
- Atletico Madrid
- Bayer Leverkusen
- Lille
- Aston Villa
Undian babak 16 besar akan digelar pada 21 Februari 2025.
Tim Masuk Babak Play-Off
- Atalanta
- Borussia Dortmund
- Real Madrid
- Bayern Munchen
- AC Milan
- PSV Eindhoven
- Paris Saint-Germain
- Benfica
- Monaco
- Brest
- Feyenoord
- Juventus
- Celtic
- Manchester City
- Sporting Lisbon
- Club Brugge
Babak play-off akan berlangsung pada 11-12 Februari dan 18-19 Februari, dengan beberapa laga menarik seperti:
- Manchester City atau Celtic akan menghadapi Real Madrid atau Bayern Munchen.
- Juventus memiliki peluang 50 persen untuk menghadapi AC Milan.
- PSG bisa bertemu rival Ligue 1 mereka, Monaco atau Brest.
Advertisement
Tim Tersingkir
- Dinamo Zagreb
- Stuttgart
- Shakhtar Donetsk
- Bologna
- Sparta Prague
- RB Leipzig
- Girona
- Red Star Belgrade
- Sturm Graz
- Salzburg
- Slovan Bratislava
- Young Boys
Apakah Perubahan Benar-benar Berhasil?
UEFA berhasil menciptakan persaingan yang lebih seru di fase grup, tetapi ada beberapa kekhawatiran tentang keadilan sistem ini.
Liverpool, meski tampil dominan sepanjang kompetisi, baru bisa memastikan tempat di delapan besar pada pertandingan terakhir.
Pelatih Liverpool, Arne Slot, mengakui bahwa sistem ini sulit diprediksi.
"Satu-satunya hal yang saya pahami adalah bahwa tim ini berhasil mencapai babak 16 besar karena peringkat ini benar-benar tidak terduga," ujar Slot.
Namun, bagi para penggemar, melihat tim menghadapi delapan lawan berbeda dalam fase liga—bukan hanya tiga seperti di format lama—membawa variasi yang lebih menarik.
Gelandang Arsenal, Declan Rice, memberikan pandangannya.
"Biasanya, Anda hanya bertemu PSG atau Inter di perempat final atau semifinal. Tapi, musim ini, kami sudah menghadapi keduanya sejak fase grup," ucapnya.
Jelas, UEFA mengubah format ini bukan hanya untuk menarik perhatian penggemar, tetapi juga untuk menghambat rencana Liga Super Eropa. UEFA ingin menciptakan lebih banyak pertandingan besar antarklub elite, dan sejauh ini, tujuan itu tercapai.
Advertisement
Apakah Liga Champions Kini Lebih Menarik?
Beberapa pihak sempat meragukan sistem ini, terutama karena Manchester City tetap lolos ke babak play-off, meski hanya menang tiga dari delapan pertandingan mereka.
Namun, secara keseluruhan, fase kualifikasi telah menghadirkan drama yang diharapkan para penggemar.
"Format ini memaksa kami untuk menang, bukan hanya bermain aman," kata Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid.
Meski begitu, beberapa pertandingan masih menunjukkan ketimpangan kualitas. Bayern Munchen menghancurkan Dinamo Zagreb dengan skor 9-2, memperlihatkan jurang perbedaan antara klub-klub Eropa.
Delapan tim yang bermarkas di sebelah timur Munchen tersingkir, menunjukkan bahwa kesenjangan level masih menjadi masalah.
Namun, pertandingan penuh drama seperti Borussia Dortmund menghancurkan Celtic 7-0, Real Madrid melakukan comeback 5-2 atas Dortmund, dan Sporting Lisbon mengalahkan Manchester City 4-1 membuat fase grup ini jauh dari kata membosankan.
Dengan semua yang telah terjadi, UEFA dapat menganggap ini sebagai langkah sukses dalam pembaruan Liga Champions.
Saat fase knockout makin dekat, turnamen ini tetap penuh ketegangan, dan klub-klub terbaik Eropa masih memiliki peluang untuk meraih gelar juara.
Musim 2024/25 bisa menjadi satu di antara musim Liga Champions paling menarik dalam beberapa tahun terakhir—dan masih banyak kejutan yang bisa terjadi!