Sukses


5 Pelatih Top yang Flop di Liga Arab Saudi: Steven Gerrard Jadi Korban Terbaru

Satu di antaranya adalah Steven Gerrard. Berikut ini lima pelatih top yang gagal di Liga Arab Saudi.

Bola.com, Jakarta - Pemain top seperti Jordan Henderson dan Neymar mengalami kesulitan berjibaku di Liga Arab Saudi. Mereka akhirnya memilih hengkang. 

Jordan Henderson kini bermain di Ajax, sedangkan Neymar akan kembali ke klub di kampung halamannya, Santos. Mereka harus rela kehilangan gaji fantastis yang diraupnya selama berkiprah di Arab Saudi. 

Bukan hanya pemain-pemain yang mengalami kesulitan di Arab Saudi. Beberapa pelatih juga gagal. 

Satu di antaranya adalah Steven Gerrard. Berikut ini lima pelatih top yang gagal di Liga Arab Saudi. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Steven Gerrard

Setelah dipecat oleh Aston Villa, Gerrard menjauh dari sorotan dengan menerima pinangan klub Arab Saudi, di Al-Ettifaq. Ia jelas mendapat bayaran besar. 

Di sana ia punya dua mantan pemain Liverpool, Jordan Henderson dan Georginio Wijnaldum. Namun, Henderson tidak bertahan lama dan hijrah ke Ajax. Sementara itu, Georginio Wijnaldum tidak lagi sehebat dulu. 

Gerrard memimpin klub tersebut finis di posisi keenam dalam satu musim penuh kepemimpinannya. Namun, prestasi klub mmenurun drastis di tahun kedua.

Dia meninggalkan posisinya sebagai manajer setelah meraih satu kemenangan dan tujuh kekalahan, dari 11 pertandingan terakhir liga.

“Terkadang segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, namun fondasi kukuh yang dia bantu bangun akan menjamin masa depan cerah dalam jangka panjang,” kata presiden klub Al-Ettifaq, Samer Al Misehal.

“Dia mengubah klub menjadi lebih baik dan itu tidak akan pernah terlupakan. Keputusan ini, dibuat dengan rasa saling menghormati dan kesepakatan adalah demi kepentingan terbaik Steven dan klub saat kami bergerak maju.”

3 dari 6 halaman

2. Slaven Bilic

Pemain Kroasia berpengalaman ini menjabat sebagai pelatih Al-Ittihad tak lama setelah meninggalkan West Ham pada 2018. Saat itu, perhatian ke Liga Pro Saudi masih minim.

Dia hanya bertahan beberapa bulan di sana, karena klub yang dipimpinnya tertatih-tatih di papan tengah klasemen. 

Setelah sempat menangani West Brom, Beijing Guoan, dan Watford (yang semuanya terasa pas), Bilic kembali ke Arab Saudi pada musim panas 2023 untuk melatih Al Fateh yang kurang terkenal. Tim tersebut  kurang diperkuat bintang-bintang top.

Mantan pemain sayap Barcelona, Cristian Tello, mungkin merupakan pemain paling terkenal mereka.

Bilic membawa Al Ittihad ke posisi ketujuh sebelum sepakat untuk meninggalkan jabatannya. 

4 dari 6 halaman

3. Nuno Espirito Santo

Kata “gagal” mungkin terlalu keras untuk melabeli kinerja Nuno Espirito Santo di Arab Saudi. 

Setelah masa kerjanya yang singkat dan tidak menguntungkan di Tottenham, Nuno bangkit kembali dengan memimpin Al-Ittihad meraih gelar Liga Pro Saudi pada 2022/2023. Itu menjadi satu-satunya musim penuhnya di luar sana.

Keberhasilannya mengantar Al Ittihad, unggul lima poin atas Al Nassr yang didukung Cristiano Ronaldo, sedikit luput dari perhatian. 

Pemain Maroko, Abderrazak Hamdallah, menjadi pencetak gol terbanyak Al Ittihad tahun itu dengan 21 gol di liga.

Meskipun diperkuat pemain seperti Karom Benzema, N’Golo Kante, Jota dan Fabinho untuk musim keduanya, Nuno dipecat beberapa bulan setelah musim 2023/2024. Ia didepak menyusul serangkaian hasil buruk. Rumor perselisihan dengan Benzema, khususnya, tersebar luas.

 

5 dari 6 halaman

4. Marcelo Gallardo

Ia merupakan pengganti Nuno di King Abdullah Sports City. Ada suatu masa di masa lalu ketika Gallardo digadang-gadang sebagai pelatih top berikutnya di Amerika Selatan.

Klub-klub seperti Barcelona dan Manchester City sempat disebut-sebut sebagai destinasi potensial setelah ia membawa River Plate meraih trofi yang tak terhitung jumlahnya, termasuk dua gelar Copa Libertadores.

Tetapi, semuanya seperti menjadi antiklimaks ketika pria Argentina yang berpikiran maju ini memilih menyambar tawaran menggiurkan dari Arab Saudi. Ia menandatangani kontrak dengan Al-Ittihad dalam peran manajerial pertamanya sejak meninggalkan Monumental.

Sayangnya, pilihan itu berujung kegagalan. Upaya Al-Ittihad untuk mempertahankan gelar menemui jalan buntu karena hasilnya menjadi lebih buruk dibandingkan bulan-bulan terakhir Nuno.

Klub tersebut malah terpuruk di peringkat kelima, terpaut 42 poin dari Al-Hilal.

“Gallardo membuat kesalahan besar dengan meminta pencopotan Benzema, dan itu tidak bisa diterima. Dia adalah bagian penting dari proyek Arab Saudi dan klub,” kata presiden Al Ittihad Louay Nazar kepada wartawan.

Saat ini Gallardo sudah kembali ke River Plate. 

6 dari 6 halaman

5. Rudi Garcia

Mantan manajer Lyon, Marseille, dan AS Roma ini menangani Al Nassr dan mengontrak Ronaldo. Namun, ia gagal bertahan satu musim penuh.

Garcia dipecat saat Al Nassr memperkuat skuad dengan merekrut pemain seperti Marcelo Brozovic, Sadio Mane, dan Aymeric Laporte.

Garcia dilaporkan membuat marah Ronaldo gara-gara komentaranya setelah kekalahan Al Nassr di Piala Super Saudi kontra Al-Ittihad.

“Saya tidak merasa puas dengan performa para pemain,” kata Garcia kepada wartawan setelah hasil mengecewakan lainnya pada April 2023.

“Saya meminta mereka untuk bermain di level yang sama seperti pertandingan terakhir (kemenangan 5-0 atas Al-Adalah), tapi ini tidak terjadi.”

Empat hari kemudian dia dipecat.

Beberapa saat kemudian, pelatoj Prancis itu secara kontroversial dipilih untuk menangani juara Serie A Napoli setelah kepergian Luciano Spalletti.

Itu adalah penunjukan yang tidak populer sejak awal. Tidak mengherankan dia hanya bertahan 16 pertandingan dan kembali dipecat. 

Sumber: Planet Football

Selanjutnya: 1. Steven Gerrard
Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer