Bola.com, Jakarta - Joao Felix kembali menjalani perjalanan karier yang penuh ketidakpastian dengan bergabung ke AC Milan sebagai pemain pinjaman dari Chelsea.
Dari Atletico Madrid ke Barcelona, lalu Chelsea, kini Milan—dapatkah ia akhirnya menemukan stabilitas dan kembali ke performa terbaiknya?
Advertisement
Joao Felix pertama kali mencuri perhatian saat membela Benfica di musim 2018/2019, mencetak 20 gol dalam satu musim dan menunjukkan bakat luar biasa.
Penampilannya menarik perhatian klub-klub top Eropa, hingga akhirnya Atletico Madrid menggelontorkan 126 juta euro untuk memboyongnya, menjadikannya rekrutan termahal dalam sejarah klub.
Namun, kepindahannya ke Atletico justru menjadi titik balik yang kurang menguntungkan. Di bawah asuhan Diego Simeone, Atletico dikenal dengan gaya bermain yang mengutamakan disiplin bertahan, kerja keras, dan fisik yang tangguh.
Sementara itu, Felix adalah pemain yang kreatif, eksplosif, dan suka bermain bebas. Perbedaan filosofi ini membuatnya kesulitan beradaptasi.
Kendati sempat menunjukkan kilasan bakatnya, ia tak pernah benar-benar menjadi pemain inti di Atletico. Hubungannya dengan Simeone pun memburuk, hingga akhirnya ia dipinjamkan ke Chelsea pada Januari 2023.
Berita video spotlight kali ini membahas tentang empat pemain termahal yang dibeli PSG dari klub Serie A sebelum kedatangan Khvicha Kvaratskhelia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tersesat di Antara Harapan: Chelsea dan Barcelona
Di Chelsea, Joao Felix diharapkan bisa menemukan kembali performa terbaiknya. Meski tampil cukup baik, ia tidak mampu mengangkat performa tim yang sedang krisis. Hasilnya, setelah setengah musim, ia dikembalikan ke Atletico.
Felix kemudian mendapatkan kesempatan bermain untuk Barcelona di musim 2023/2024—klub yang ia akui sebagai "impian" masa kecilnya.
Awalnya, ia terlihat cocok dengan filosofi permainan Xavi Hernandez, bahkan mencetak gol kemenangan melawan Atletico Madrid dalam kemenangan 1-0.
Namun, masalah keuangan yang dialami Barcelona membuat mereka tak bisa mempermanenkan kontraknya.
Setelah masa pinjamannya berakhir, Felix kembali ke Chelsea, tetapi tetap kesulitan mendapatkan tempat di bawah asuhan Enzo Maresca.
Advertisement
Kesempatan Terakhir di AC Milan?
Memasuki bursa transfer musim dingin 2025, Felix kembali menjalani kepindahan, kali ini ke AC Milan dengan status pinjaman. Sergio Conceicao, pelatih Milan, berharap bisa membangkitkan kembali potensinya di Serie A.
Debutnya bersama Rossoneri cukup menjanjikan. Felix mencetak gol indah saat menghadapi AS Roma, menunjukkan bahwa ia masih memiliki naluri tajam dan sentuhan ajaibnya.
Namun, pertanyaannya kini: apakah ini akan menjadi titik balik kariernya atau hanya sekadar momen sementara dalam perjalanan panjang yang tak menentu?
Talenta Terpendam atau Produk yang Dilebih-lebihkan?
Felix adalah satu di antara pemain paling kontroversial di sepak bola modern. Banyak yang percaya bahwa bakatnya terhambat oleh keputusan karier yang salah, terutama kepindahannya ke Atletico Madrid yang tidak sesuai dengan gaya bermainnya.
Sebagian penggemar yakin bahwa jika ia bermain dalam sistem yang mendukung kelebihannya—seperti Rui Costa atau Francesco Totti di masa lalu—ia bisa menjadi satu di antara playmaker terbaik di Eropa.
Namun, kritik terhadapnya juga tak sedikit. Felix dianggap tidak pernah benar-benar memenuhi ekspektasi sebagai pemain dengan label harga 126 juta euro.
Inkonsistensi dan minimnya perkembangan dalam permainannya membuat banyak pihak meragukan apakah ia bisa menjadi pemain kelas dunia.
Advertisement
Masa Depan Belum Pasti
Dengan kontraknya masih terikat di Chelsea, masa depan Felix tetap menjadi tanda tanya besar. Jika ia sukses di Milan, kemungkinan besar Rossoneri akan mencoba mempermanenkannya.
Namun, jika performanya tetap naik-turun, ia bisa saja kembali menjadi pemain pinjaman di klub lain, tanpa pernah benar-benar menemukan rumah permanen.
Apa pun yang terjadi, Joao Felix tetap menjadi satu di antara talenta paling unik di generasinya. Ia bisa memukau penggemar dengan aksinya di lapangan, tetapi juga sering membuat frustrasi dengan ketidakkonsistenannya.
Akankah ia akhirnya menetap dan berkembang di Milan? Ataukah ia akan terus menjadi "pengembara" di dunia sepak bola?
Hanya waktu yang bisa menjawab.