Bola.com, Turin - Kekalahan mengejutkan Juventus dari Empoli pada perempat final Coppa Italia menyisakan banyak pertanyaan. Bagaimana tim sekuat Juventus, bermain di kandang sendiri, Allianz Stadium, dan unggul penguasaan bola, justru harus tersingkir lewat drama adu penalti?
Pertandingan yang berlangsung pada Kamis (27/02/2025) dini hari WIB, menjadi bukti bahwa sepak bola penuh dengan kejutan dan faktor-faktor tak terduga.
Advertisement
Juventus yang bertanding dengan modal positif berupa empat kemenangan beruntun di Serie A, termasuk melumat Empoli dengan skor 4-1 di liga, seharusnya mampu mengendalikan jalannya pertandingan.
Apalagi, Randal Kolo Muani sedang dalam performa on fire, yakni lima gol dan dua assist dari delapan pertandingan diseluruh ajang. Namun, kenyataan berkata lain. Dominasi penguasaan bola, yakni 69 persen milik Juventus berbanding 31 milik Empoli, tak mampu dikonversi menjadi gol kemenangan.
Setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit, I Bianconeri akhirnya kalah 2-4 dari Empoli lewat adu penalti. Juve tertinggal lebih dulu setelah Youssef Maleh mencetak gol pada menit ke-24. Juventus baru bisa menyamakan skor pada menit ke-66 lewat Khephren Thuram.
Lantas, apa saja faktor yang membuat Juventus menelan kekalahan dari Empoli di perempat final Coppa Italia?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertahanan Rapuh
Pertahanan Juventus yang biasanya solid, justru rapuh dan kebobolan gol cepat dari Empoli. Kehilangan bola di lini tengah dan kurangnya konsentrasi dalam bertahan menjadi faktor yang membuka peluang bagi Empoli untuk mencetak gol.
Meskipun Juventus mampu menyamakan kedudukan, kegagalan menjaga clean sheet dan akhirnya kalah adu penalti menjadi penutup pahit bagi tim berjuluk Si Nyonya Tua.
Advertisement
Tak Mampu Manfaatkan Peluang
Kegagalan Juventus memanfaatkan peluang menjadi faktor kunci kekalahan mereka. Hanya empat dari 15 tembakan yang tepat sasaran, sementara Empoli, dengan 10 tembakan, mampu melepaskan lima tembakan tepat sasaran.
Lini depan Juventus yang biasanya tajam, kini malah tumpul, terutama pada awal pertandingan. Banyaknya peluang yang gagal dikonversi menjadi gol membuat Juventus kesulitan untuk unggul jauh.
"Sejujurnya, saya merasa malu dengan apa yang kami lihat di babak pertama dan saya harap para pemain merasakan hal yang sama," kata pelatih Juventus, Thiago Motta.
"Kami tidak boleh melakukan sikap yang salah. Itu memalukan dan jelas itu adalah kesalahan saya, karena saya tidak menunjukkan kepada para pemain saya pentingnya pertandingan atau apa arti jersey ini."
Gagal Adu Penalti
Adu penalti menjadi penentu pertandingan. Kegagalan dua penendang Juventus, Vlahovic dan Yildiz, menjadi faktor penentu kekalahan. Di sisi lain, Empoli menunjukkan mentalitas yang kuat dan mampu memanfaatkan peluang dengan baik dalam adu penalti.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor mentalitas dan keberuntungan juga berperan penting dalam menentukan hasil pertandingan. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Juventus.
Meskipun memiliki keunggulan dalam penguasaan bola dan peluang, efisiensi penyelesaian akhir, pertahanan yang solid, dan mentalitas yang kuat dalam adu penalti tetap menjadi faktor penentu kemenangan.
Empoli, yang berada di zona degradasi Serie A, menunjukkan bahwa tim dengan mentalitas kuat dan mampu memanfaatkan peluang dengan baik dapat mengalahkan tim unggulan.
"Kami tidak berada di semifinal karena kami tidak pantas berada di sana," tambah Motta.
Advertisement