3 Biang Kerok Juventus Babak Belur di Tangan Atalanta: Kelabakan Lawan Tim yang Efisien

Bola.com, Jakarta Juventus mengalami kekalahan memalukan dengan skor 0-4 dari Atalanta di Allianz Stadium, Senin (1/3/2024) dini hari WIB. Pertandingan ini menyoroti sejumlah kelemahan Juventus, mulai dari ketajaman serangan Atalanta hingga mentalitas tim yang goyah. Kekalahan ini menjadi rekor buruk bagi Juventus, karena merupakan kekalahan kandang dengan selisih empat gol atau lebih untuk pertama kalinya sejak tahun 1967.

Pertandingan diawali dengan penguasaan bola Juventus yang mencapai 63 persen, namun hal tersebut tidak berbanding lurus dengan peluang yang tercipta. Atalanta, meskipun hanya menguasai bola 37 persen, justru lebih efektif dalam memanfaatkan peluang.

Mereka melepaskan 19 tembakan dengan 9 mengarah tepat ke gawang, sementara Juventus hanya mampu melepaskan 9 tembakan dan hanya 2 yang tepat sasaran. Gol pertama Atalanta melalui penalti di menit ke-29 menjadi titik balik pertandingan.

Setelah gol pertama, mentalitas Juventus tampak terganggu. Mereka kesulitan menghadapi serangan balik cepat Atalanta. Gol-gol berikutnya pun tercipta dengan mudah, memperlihatkan keretakan dalam pertahanan dan mentalitas tim. Pelatih Thiago Motta mengakui masalah mentalitas ini menjadi faktor kekalahan tersebut.

"Kami kehilangan keseimbangan dan mentalitas setelah kebobolan gol pertama," akunya.

Selain itu, lini serang Juventus tampil buruk. Minimnya kreativitas dan penyelesaian akhir yang buruk membuat mereka kesulitan menciptakan peluang emas. Kelemahan ini menjadi masalah serius yang harus segera diatasi oleh tim pelatih. Kekalahan ini membuat Juventus semakin jauh dari persaingan perebutan gelar juara Serie A.

Ketajaman Atalanta dalam memanfaatkan peluang menjadi faktor utama kemenangan telak mereka. Meskipun penguasaan bola lebih sedikit, Atalanta menunjukkan efisiensi serangan yang tinggi. Sembilan tembakan tepat sasaran dari 19 percobaan berbuah empat gol, sementara Juventus hanya mampu melepaskan dua tembakan tepat sasaran dari sembilan percobaan. Hal ini menunjukkan perbedaan kualitas dalam penyelesaian akhir antara kedua tim.

Data statistik pertandingan semakin memperkuat fakta ini. Juventus memang menguasai bola lebih banyak, namun Atalanta jauh lebih efektif dalam menerjemahkan penguasaan bola menjadi peluang mencetak gol. Ini menjadi bukti bahwa penguasaan bola semata tidak menjamin kemenangan.

Gol pertama Atalanta melalui penalti menjadi titik balik pertandingan. Setelah kebobolan, mentalitas Juventus tampak goyah. Mereka menjadi lebih rentan terhadap serangan balik cepat Atalanta, yang dikenal berbahaya dalam transisi serangan. Kehilangan konsentrasi dan kepercayaan diri membuat Juventus kesulitan untuk bangkit.

Kekalahan ini juga memperlihatkan kurangnya mentalitas juara dalam skuad Juventus. Kemampuan untuk bangkit dari tekanan dan kebobolan gol menjadi hal krusial dalam sepak bola profesional, dan Juventus gagal menunjukkannya dalam pertandingan ini.

Lini serang Juventus tampil jauh di bawah standar. Mereka kesulitan menciptakan peluang berbahaya dan minim kreativitas dalam membangun serangan. Kurangnya penyelesaian akhir yang baik juga menjadi faktor penyebab kegagalan mencetak gol. Ini menunjukkan adanya masalah serius di lini depan Juventus yang perlu segera diatasi.

Performa buruk lini serang Juventus menjadi kontras dengan penguasaan bola yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya disharmonisasi antara penguasaan bola dan kemampuan menciptakan peluang mencetak gol. Juventus harus segera memperbaiki masalah ini agar dapat bersaing di papan atas klasemen.

Kekalahan 0-4 dari Atalanta menjadi tamparan keras bagi Juventus. Efisiensi Atalanta, mentalitas Juventus yang rapuh, dan kelemahan lini serang menjadi faktor kunci di balik kekalahan telak ini. Juventus harus segera melakukan evaluasi dan perbaikan untuk dapat kembali bersaing di papan atas klasemen Serie A.