Bola.com, Jakarta - Dalam sebuah langkah yang cukup mengejutkan, Juventus telah menunjuk Igor Tudor sebagai pelatih kepala untuk menggantikan Thiago Motta.
Menurut laporan dari beberapa media, keputusan ini diambil setelah serangkaian hasil buruk yang dialami Juventus dalam beberapa pekan terakhir.
Advertisement
Rangkaian kegagalan ini dimulai dari tersingkirnya mereka di Liga Champions oleh PSV Eindhoven, diikuti kekalahan memalukan di Coppa Italia melawan Empoli.
Harapan Juventus untuk kembali bersaing dalam perebutan gelar Serie A pun sirna setelah mengalami kekalahan telak berturut-turut dari Atalanta dan Fiorentina.
Kemenangan beruntun dalam lima pertandingan sebelumnya kini tinggal kenangan, dan Juventus saat ini berada di luar zona Liga Champions, menempati peringkat kelima di klasemen sementara Serie A.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengapa Tudor?
Satu di antara alasan utama Tudor dipilih adalah fleksibilitasnya dalam menandatangani kontrak jangka pendek.
Pihak manajemen Juventus menginginkan pelatih sementara yang dapat mengevaluasi strategi tim secara menyeluruh, sementara Roberto Mancini, yang sebelumnya dikaitkan dengan posisi ini, meminta kontrak jangka panjang.
Tudor bukanlah sosok asing bagi Juventus. Ia pernah menjadi bek tangguh untuk tim asal Turin tersebut dan juga bekerja sebagai asisten Andrea Pirlo pada musim 2020/2021.
Setelah meninggalkan Lazio pada Juni lalu karena perbedaan pandangan soal kebijakan transfer, Tudor lantas berstatus tanpa klub.
Pada usia 46 tahun, Tudor dianggap sebagai pilihan yang tepat untuk menyelamatkan"Juventus dari situasi sulit ini. Sementara itu, Thiago Motta, yang berusia 42 tahun, disebut-sebut sudah "mati secara klinis" di Continassa, markas latihan Juventus.
Kini, semua mata tertuju pada Tudor dan kemampuannya untuk menghidupkan kembali performa tim di sisa musim ini.
Advertisement
Dampak Finansial dan Kritik terhadap Motta
Secara finansial, kegagalan lolos ke Liga Champions akan menjadi bencana bagi Juventus. Musim lalu, klub mengalami kerugian sebesar 217 juta dolar AS akibat absennya mereka dari kompetisi tersebut.
Pendapatan klub turun 22,3 persen dibandingkan tahun 2023, dari 507 euro juta menjadi 394 juta euro.
Thiago Motta menghadapi kritik tajam karena gagal menerapkan filosofi taktis yang ia tunjukkan saat menangani Bologna. Selama dua bulan terakhir, permainan Juventus dianggap tanpa jiwa dan imajinasi.
Dengan rekor 13 kemenangan, 13 hasil imbang, dan tiga kekalahan, performa tim jauh dari ekspektasi ketika Motta pertama kali ditunjuk musim panas lalu.
Kritik dari Legenda
Legenda klub, Alessandro Del Piero, secara blak-blakan mengkritik:
"Masalah seriusnya adalah tidak ada reaksi, dan cara bermain tim tidak mencerminkan semangat Juventus," kata sang Pangeran Turin.
Inilah alasan utama mengapa Tudor dipilih. Sebagai mantan pemain Juventus yang menghabiskan 7,5 tahun bersama klub, ia adalah bek yang tangguh dan merepresentasikan semangat juang khas era Marcello Lippi.
Kini, tugas berat menanti Tudor untuk membawa Juventus kembali ke jalur kemenangan.
Berita Video, komentar Ponaryo Astaman terkait konsistensi Borneo FC untuk mengasilkan pemain dipanggil Timnas Indonesia
Advertisement