Bola.com, Jakarta Ada tiga nomor e-sport Asian Games 2018 di mana Indonesia menurunkan masing-masing satu atlet saja. Selain Clash Royale (CR) dan Starcraft II (SC2), Hearthstone (HS) pun hanya diwakili satu atlet dan bukan tim, tapi mengapa peluang Indonesia di nomor Clash Royale dianggap yang paling sulit diraba?
CR memang unik karena ketika atlet di nomor HS, Hendry K . Handisurya, dianggap punya peluang besar karena tidak harus menghadapi rival berat asal Cina Taipei, Tiongkok dan Korea Selatan (yang semuanya telah tersingkir di kualifikasi), situasi persaingan di nomor CR justru memanas.
Unggulan di nomor CR berubah setelah Korea Selatan tersingkir dan membuat Tiongkok, Hongkong, Vietnam dan Laos mencuat ke permukaan sebagai calon pengganjal langkah wakil Indonesia, Ridel Sumarandak. Performa dua wakil Asia Tenggara, Vietnam dan Laos memang ciamik setelah menyingkirkan dua peserta favorit, Singapura dan Thailand, sedangkan Hongkong jadi penyebab utama mengapa Korsel terpuruk.
Advertisement
Baca Juga
Perkembangan anyar yang mengubah peta persaingan ini pada sisi lain justru tidak membuat Ridel pesimistis. Atlet e-sports berjulukan Benzer Ridel itu dalam wawancara dengan Esports.id menyatakan keyakinannya untuk bisa menjuarai nomor CR di Asian Games 2018.
"Tidak ada beban, saya sangat senang terpilih sebagai wakil Indonesia di Asian Games 2018 dan lewat pengamatan saya dan teman-teman melihat skill atlet negara lain kami percaya peluang saya untuk juara sangat besar. Yakinlah, kemampuan mereka tidak berada jauh di atas pro gamer Clash Royale dari Indonesia," ucap pelajar SMA asal Tondano tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Sekadar Demi Uang
CR sendiri adalah video game bergenre real-time strategy yang dapat dimainkan dalam mode multiplayer. CR dikembangkan oleh Supercell dan dirilis pada 2016 dan kini secara luas digemari para atlet e-sports karena dengan luwes berhasil menggabungkan unsur-unsur permainan kartu, menara pertahanan, dan multiplayer online battle arena.
Dalam Asian Games 2018 CR akan dimainkan dalam situasi duel satu lawan satu dengan tujuan utama adalah menghancurkan sebanyak mungkin tower di wilayah lawan. Kemenangan instant dalam situasi ini juga dapat diraih dengan cara menghancurkan sebuah King Tower.
Clash Royale Crown Championship yang dikelola Supercell pada 2017 diikuti 28 juta peserta yang mayoritas berasal dari Amerika Utara, Asia, Amerika Selatan, dan Eropa. Untuk edisi 2018, Supercell memilih Asia sebagai tuan rumah setelah tahun lalu Inggris menjadi host kejuaraan yang dimenangi Sergioramos (Meksiko) sebagai peraih hadiah uang senilai 150 ribu dolar AS (Rp 2,1 miliar).
Hal yang menarik, Ridel menyebut motivasinya untuk mengasah skill di CR bukan demi meraih uang banyak semata tapi karena ia memang sangat suka memainkan CR secara natural sedari awal.
"Menurut saya Clash Royale sangat lengkap sebagai sebuah real-time stragegy game dan sangat menantang kita untuk mengembangkan diri dari waktu ke waktu. Tahun 2017 banyak orang latah beramai-ramai bermain CR tapi mereka beralih ketika Mobile Legends muncul, saya tidak beralih karena saya memang mencintai CR dengan segala kombinasi elemen menarik yang ada di dalamnya," kata remaja Minahasa itu dengan ringan.
Ridel yang memiliki banyak pendukung di jagat internet kelak akan mendapatkan dukungan masif saat berlaga di Jakarta. Selain itu, keluarga pemuda berumur 16 tahun ini juga akan ikut serta menonton saat ia tampil mewakili merah putih di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara di 26 Agustus hingga 1 September mendatang.
Untuk menyaksikan cabang e-sports di Asian Games 2018 para pembaca bisa merogoh kocek sedalam 30 ribu hingga 100 ribu rupiah untuk membeli tanda masuk yang juga bisa dibeli online di situs KiosTix.
Advertisement