WAJAHNYA semringah, tentunya penanda bahagia, kala beranjak dari tempat duduknya. Ia menghampiri empat rekannya, bersalaman lalu saling 'tos' tinju. Kegembiraan bergelayut di raut mukanya.
Setelah itu, ia menyalami lawan, lalu keluar dari pintu khusus atlet di sisi kiri dari tempat duduknya. Tepat di pintu keluar, wajahnya berubah. Warna rautnya jadi memerah. Entah apa yang ada dalam pikirannya, namun sesaat kemudian dia bercerita.
Advertisement
"Tak mudah berada di panggung. Kami datang sebagai tim unggulan, dan itu menjadi beban tersendiri. Lawan sangat tangguh, dan beruntung kami bisa menang, tapi itu tak mudah. Ini medali emas yang luar biasa bagi saya," curhatnya.
Itulah gambaran sekaligus komentar dari Liu Mingjie, yang seolah mewakili rekan-rekannya dari tim electronic sports (E-Sports) nomor Arena of Valor (AOV) China. Liu, yang memiliki nama karakter 'Ku', dan empat rekannya meraih medali emas nomor AOV setelah menaklukkan Chinese Taipei dengan 'straight game'; 2-0, Minggu (26/8/2018) malam WIB, di Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta.
Kemenangan tersebut menjadi akhir dari perjalanan tak mudah timnas AOV China. Berstatus unggulan, tak serta merta membuat China bebas melenggang. Level konsentrasi dan kerja sama apik-lah yang membuat Liu Mingjie dkk sukses merebut medali emas pada hari pembuka.
Situasi itu pula yang membuat Liu “Ku” Mingjie tak kuasa menahan air mata. Meski tak deras, tapi lelehan yang membasahi pipinya, meski hanya mungkin berbekas karena menggunakan bedak di wajah, menjadi penanda ekspresi 'Ku'.
Liu “Ku” Mingjie mengakui, mencatat sejarah sebagai orang, dan tim, pertama yang meraih medali emas meski hanya pertandingan eksibisi, menjadi momen yang luar biasa. "Saya pikir seluruh tim ingin menang, dan akan tercatat dalam sejarah Asian Games, terutama di E-Sports. Saya benar-benar bahagia," aku Liu “Ku” Mingjie.
Ekspresi bahagia dengan menahan tangis haru juga terlihat dari rekan Liu “Ku” Mingjie, Wang Tianlong. Pemilik nama stage 'Alan' tersebut mengaku sempat bergetar ketika timnya dipastikan menyudahi perlawanan Chinese Taipei dengan skor 2-0.
"Terima kasih untuk semua orang yang sudah mendukung kami. Apa yang kami lakukan ternyata tak sia-sia, karena perjalanan yang sangat jauh agar bisa menjadi juara di Asian Games 2018," komentar Wang Tianlong.
Ucapan pemilik karakter agresif tersebut terwakili Xiaoshen dan Lan Lan. Dua nama ini bukan atlet, melainkan fans wanita yang datang, sengaja mendukung aksi Wang Tianlong dkk. Niatan Xiaoshen dan Lan Lan luar biasa, karena mereka terbang dari kota asal masing-masing, yakni Shanghai dan Hangzhou.
Xiaoshen mengaku sengaja datang karena mendengar AOV dipertandingkan di Jakarta, dan satu di antara jagoannya, yakni Wan Tianlong, bermain. "Saya sudah berniat, dan tak masalah harus terbang ke Jakarta. Hasilnya luar biasa, penontonnya luar biasa, dan perhelatannya juga luar biasa," seru Xiaoshen, gembira.
Hal senada terucap dari mulut Lan Lan. Dia senang karena bisa terlibat langsung dalam kemenangan timnas China di nomor AOV. "Indonesia luar biasa, dan saya senang dengan atmosfer di sini, seperti ada di kejuaraan dunia. China menang, tapi lawan-lawan sangat berat, terutama Chinese Taipei dan Vietnam," katanya, yang sehari penuh mengikuti sepak terjang atlet-atlet nomor AOV.
Ekspresi Liu Mingjie, Wang Tianlong, Xiaoshen dan Lan Lan seolah menjadi wakil dari suasana kompetitif yang menggembirakan di cabang E-Sports nomor AOV. Ketua Federasi E-Sports Asia, Kenneth Kwok berharap aura dan antusiasme penggemar E-Sports bakal semakin meningkat pada hari-hari berikutnya.
"Ini sebuah kebanggaan dan momen bersejarah bagi E-Sports karena terealisasi juga tampil di ajang multievent olahraga sekelas Asian Games. Awal yang bagus, dan saya yakin bisa semakin berkembang," kata Kwok.