Bola.com, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum, ladang ekonomi electronic sports (E-Sports) menjadi satu di antara yang paling melonjak sepanjang 2018. Ragam event dengan jumlah hadiah miliaran rupiah membuat e-Sports mendapat atensi khusus.
Beragam turnamen dan kompetisi e-Sports membuat perputaran dari sisi bisnis menjadi sangat menarik. Gurita fulus yang sudah membesar memberi keleluasaan bagi e-Sports mengembangkan unsur hiburan dan prestasi.
Advertisement
Baca Juga
Efek dari jadwal padat turnamen dan atau kompetisi e-Sports adalah semakin banyak perusahaan atau klub. Imbasnya, banyak tim-tim yang sudah berprestasi mampu mencatatkan nilai valuasi yang sangat tinggi.
Bagi sebagian orang, mungkin saja angka-angka atau nilai valuasi dari sebuah tim / perusahaan e-Sports membuat geleng-geleng kepala tanda tak percaya. Namun, pada realitasnya, terdapat banyak perusahaan yang memiliki nilai valuasi luar biasa.
Satu di antara contoh tim yang tengah melejit adalah Liquid. Situs Forbes menyebut, nilai valuasi tim Liquid berada di angka 200 juta dolar AS atau lebih dari Rp3 trilun. Kondisi tersebut menjadi sinyal kalau industri e-Sports akan memberi banyak benefit juga dari sisi pendapatan.
Kondisi tersebut menggambarkan perusahaan e-Sports di kancah internasional sedang mengalami peningkatan keuntungan. Sama halnya dengan kesatuan sepak bola, mereka juga melakukan aktivitas transfer pemain, mengincar gelar juara dan hadiah dari keikutsertaan di beragam kompetisi hingga peningkatan fasilitas-fasilitas penunjang.
Berdasarkan pada faktor tersebut, bernilai atau tidaknya sebuah perusahaan e-Sports dapat diukur. Sebuah perusahaan bisa menjadi brand yang dapat menarik beragam investor untuk mendapat keuntungan. Tentu saja, meraup keuntungan bagi kedua belah pihak.
Pada medio 2017, legenda hidup NBA, Magic Johnson sudah berinvestasi pada tim profesional, Team Liquid. Belum lagi, tim NBA, Houston Rockets menjadi tim olah raga pertama di Amerika Serikat yang merekrut eksekutif spesialis di bidang e-Sports.
Melansir Newzoo, angka publik yang antusias terhadap e-Sports mencapai 165 juta pada tahun 2018, atau mengalami peningkatan 15 persen dibanding tahun lalu.
Pendapatan dari tiap kompetisi e-Sports juga naik 38 persen menjadi 906 juta dolar AS dan bakal menyentuh 1,65 miiliar dolar AS pada tahun 2021. Data-data tersebut mengantar e-Sports menjadi satu di antara industri yang sangat menjanjikan.
Perusahaan e-Sports berlabel internasional merasakan imbas positif. Menurut Forbes, terdapat 12 perusahaan dengan nilai valuasi tertinggi. Berikut ini adalah perusahaan e-Sports yang paling bernilai dan memiliki prospek menjanjikan:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Counter Logic Gaming
Sebagai perusahaan e-Sports, Counter Logic Gaming memiliki nilai valuasi 50 juta dolar AS atau sekitar Rp750 miliar. Mereka mencatat pendapatan sebesar 4 juta dolar AS.
Counter Logic Gaming memiliki 45 pemain yang tersebar dalam 7 tim. Counter Logic Gaming terlibat dalam game League of Legends, Fortnite, Counter Strike: Global Offensive, Super Smash Bros, H1Z1, Smite, dan Clash Royale.
Advertisement
100 Thieves
100 Thieves berada di atas Counter Logic Gaming. Tim dari Amerika Serikat ini memiliki nilai valuasi 90 juta dolar AS atau sekitar Rp1,35 triliun.
Pendapatan mereka berada di angka 5 juta dolar AS. Tim 100 Thieves cukup aktif mengikuti berbagai kompetisi internasional League of Legends. Mereka juga turut serta dalam kejuaraan dunia League of Legends 2018 di Korea Selatan, namun harus gugur pada fase grup.
100 Thieves memiliki 33 pemain yang tersebar dalam 4 tim. Selain League of Legends, 100 Thieves juga terlibat dalam game Fortnite, Call of Duty, Clash Royale.
Envy Gaming
Posisi 10 besar bercokol Envy Gaming. Nama tersebut memiliki nilai valuasi 95 juta dolar AS dan pendapatan 5 juta dolar AS atau sekitar Rp75 miliar.
Envy Gaming memiliki 69 pemain dan tergabung dalam 7 tim. Envy Gaming terlibat dalam game Overwatch, Call of Duty, Counter Strike: Global Offensive, Fortnite, dan PlayerUnknown's Battleground (PUBG).
Advertisement
Immortals
CEO Immortals, Noah Whinston baru menginjak usia 24 tahun. Ia menjadi pemilik termuda tim e-Sports. Immortals memiliki nilai valuasi 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun dan mencatat pendapatan yang sama dengan Envy Gaming dan 100 Thieves, yakni 5 juta dolar AS.
Immortals memiliki 22 pemain yang tersebar dalam 4 tim. Mereka terlibat dalam game Overwatch, Counter Strike: Global Offensive, Clash Royale, Rainbow Six Siege.
G2 Esports
Perusahaan asal Eropa ini mencatat nilai valuasi sebesar 105 juta dolar AS dan pendapatan 8 juta dolar AS atau lebih dari Rp90 miliar. Nilai G2 Esports diprediksi masih akan terus meningkat berkat keberhasilan mereka menembus semifinal kejuaraan dunia League of Legends 2018.
G2 Esports memiliki 53 pemain yang tersebar dalam 11 tim. G2 Esports juga memiliki tim pada game Counter Strike: Global Offensive, Hearthstone, Fortnite, Rainbow Six Siege, Rocket League dan Clash Royale.
Advertisement
Gen.G Esports
Gen.G Esports mencatat nilai valuasi 110 juta dolar AS dan pendapatan 12 juta dolar AS atau sekitar Rp180 miliar. Gen.G Esports memiliki 50 pemain yang tersebar dalam 7 tim. Game yang diikuti Gen.G Esports adalah League of Legends, Overwatch, PlayerUnknown's Battleground (PUBG), Heroes of the Storm, dan Clash Royale.
Fnatic
Fnatic didirikan pada tahun 2004 oleh Sam dan Anne Matthews. Kini, Fnatic menjadi satu di antara tim yang paling menjanjikan di ranah e-Sports.
Fnatic mencatat nilai valuasi 120 juta dolar atau sekitar Rp1,8 triliun dan pendapatan sebesar 11 juta dolar AS (Rp165 miliar). Fnatic memiliki 45 pemain yang tersebar dalam 11 tim. Fnatic terlibat dalam game League of Legends, Fortnite, Counter Strike: Global Offensive, DOTA 2, FIFA, Clash Royale, Rainbow Six Siege.
Advertisement
OpTic Gaming
OpTic Gaming mencatat nilai valuasi 130 juta dolar atau sekitar Rp1,95 triliun. Namun, pendapatan OpTic Gaming masih berada di bawah Fnatic dan Gen.G Esports, yakni 10 juta dolar AS.
OpTic Gaming memiliki 52 pemain yang tersebar dalam 6 tim. Perusahaan asal Amerika ini terlibat dalam game League of Legends, Overwatch, Call of Duty, Counter Strike: Global Offensive, Fortnite, dan PlayerUnknown's Battleground (PUBG).
Echo Fox
Echo Fox menjadi perusahaan e-Sports yang minimalis. Mereka memiliki 23 pemain dan tersebar dalam 8 tim. Namun, catatan hebat menjadi milik Echo Fox terkait valuasi yang mampu mencatat nilai 150 juta dolar AS atau lebih dari Rp2,25 triliun. Selain itu, mereka sanggup meraup pendapatan 11 juta dolar AS.
Meskipun terbilang sedikit, Echo Fox terlibat dalam game League of Legends, H1Z1, Dragonball Fighterz, Injustice 2, Super Smash Bros, Street Fighter dan Shadowverse.
Advertisement
Team Liquid
Sebagai perusahaan e-Sports, Team Liquid pernah mencapai prestasi tertinggi. Team Liquid sukses menjuarai turnamen prestisius DOTA 2, The International 2017.Team Liquid mencatat nilai valuasi 200 juta dolar AS atau sekitar Rp3 triliun dan meraup pendapatan 17 juta dolar AS. Mereka memiliki 65 pemain yang tersebar dalam 14 tim.
Team Liquid terlibat dalam game League of Legends, Counter Strike: Global Offensive, DOTA 2, Fortnite, Hearthstone, Rainbow Six Siege, Clash Royale, dan PlayerUnknown's Battleground (PUBG).
Team SoloMid
Team SoloMid dipimpin Andy Dinh, yang memiliki darah Vietnam. Mereka sukses menjadi perusahaan e-Sports dengan pendapatan terbesar, 25 juta dolar AS. Nilai valuasi Team SoloMid hanya kalah dari Cloud9, yakni 250 juta dolar AS atau sekitar Rp3,75 triliun.
Team SoloMid memiliki 39 pemain yang tersebar dalam 7 tim. Team SoloMid aktif terlibat dalam game League of Legends, Fortnite, PlayerUnknown's Battleground (PUBG), H1Z1, Clash Royale, dan Hearthstone.
Advertisement
Cloud9
Cloud9 menjadi perusahaan dengan prospek paling menjanjikan. Capaian mengejutkan tim League of Legends sukses mengangkat popularitas Cloud9. Bukan saja di League of Legends, Cloud9 juga meraih kesuksesan dari game yang berbeda.
Perusahaan yang dimiliki pasangan suami istri, Jack dan Paullie Etienne baru berdiri 5 tahun yang lalu. Pendapatan Cloud9 dari keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi adalah 22 juta dolar AS.
Cloud9 juga memiliki jumlah pemain yang banyak, 92 personel dan tersebar dalam 11 tim, yang masing-masing terdiri dari Clash Royale, Rainbow Six Siege, Counter Strike: Global Offensive, Fortnite, Overwatch dan League of Legends. (Reynaldo Imanuel)
Sumber: Forbes