Bola.com, Jakarta Dalam ranah e-sports profesional di nomor Arena of Valor (AOV), bukanlah rahasia lagi kalau atlet cenderung memilih untuk menggunakan personal computer (PC) dibandingkan console dan --apalagi-- gadget mobile seperti handset ponsel hingga hanheld console (misalnya: Nintendo Switch, PSP 3000, Game Boy, dll).
Alasan utama dari kecenderungan pilihan-pilihan itu adalah soal kenyamanan atlet dalam mengoperasikan figur-figur andalannya dalam ekosistem AOV. Buat para atlet profesional tidak ada yang bisa mengalahkan peran mouse dan keyboard pada PC untuk mengendalikan dinamikan situasi gameplay.
Kompleksitas Mobile Online Battle Arena (MOBA) dengan peta permainan dan jumlah karakter yang tersebar luas di beberapa titik terasa lebih mudah dicerna secara timbal balik lewat platform PC.
Advertisement
Baca Juga
Uniknya, kini kehadiran sejumlah hanheld console yang bersifat bunglon dan bisa dihubungkan dengan layar lebar dan kendali yang lebih beragam justru membuat kemampuan lentur PC mulai bisa diadaptasi perangkat mobile.
Ambil contoh eksperimen yang dilakukan atlet veteran di nomor Dota 2, Jamie Rigg, yang dalam penilaiannya memberikan bintang lima untuk AOV dengan platform Nintendo Switch. Kenyataan bahwa AOV saat ini berstatus sebagai e-sports MOBA terpopuler di dunia, dengan 200 juta pengguna amatir terlibat di dalamnya, memaksa Rigg untuk mencoba menggunakan hanheld ketimbang terus dengan PC.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mulai Banyak Kompetisi AOV Mobile
Kepada Engadget, Rigg mengatakan bahwa dirinya telah pernah merasa nyaman memainkan nomor Player Unknown's Battle Ground (PUBG) dengan handset ponsel layar sentuh tapi sebelumnya tidak pernah membayangkan menggunakan mobile gadget dengan cara yang sama untuk AOV yang terasa lebih rumit pengendaliannya.
"Jumlah tombol yang banyak dalam mobile gadget generasi baru membuat fungsi-fungsi kontrol lewat keyboard dan mouse pada PC bisa digantikan dengan baik dalam hanheld console seperti Nintendo Switch. Selain itu interface yang digunakan AOV versi mobile menggunakan lapisan visual untuk memberikan keleluasaan bagi atlet profesional guna tetap bergerak sambil mengatur hal-hal lainnya," kata Rigg.
Menurutnya lagi, untuk atlet profesional yang dibutuhkan adalah interface yang bersifat intuitif sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk diadaptasi para atlet yang beralih dari PC.
Secara umum, evolusi penggunaan handheld console oleh atlet e-sports profesional untuk MOBA seperti AOV, League of Legends, PUBG, Dota 2, kelak akan mempengaruhi cara e-sports disajikan untuk penonton, respons antara atlet dengan situasi dalam pertandingan, dan tentunya mempermudah kejuaraan e-sports untuk digelar dalam berbagai tingkatan kompetisi di seluruh bagian dunia.
"Jika ada kekurangan, mungkin masalah dalam jumlah variasi skin dan fungsi-fungsi lawas dari sebuah karakter yang ingin tetap dipergunakan seorang atlet. Tapi, saya sendiri merasakan karakter-karakter DC seperti Batman dan Superman dalam Nintendo Swicth, misalnya, tetap mudah dikendalikan dan dimaksimalkan penggunaan kemampuan spesialnya seperti halnya pada PC," tambah Rigg lagi.
Review-review yang dilakukan para profesional dalam sejumlah media online pada akhirnya mengkerucut pada rekomendasi pengadaan lebih banyak kombinasi tombol atau pilihan variasi layar sentuh pada ponsel dengan touch screen bersensivitas tinggi.
Belakangan, terbukti Arena of Valor sebagai sebuah kompetisi e-sports justru lebih banyak dipanggungkan dengan platform mobile ketimbang PC. Modal para atlet kelak hanya ponsel dan headset saja untuk meraup sejumlah hadiah bernilai wah.
Advertisement