Bola.com, Jakarta - Beragam nomor electronic sports (e-Sports) berhasil memantik perhatian publik sepanjang 2018. Mereka terdiri dari nomor-nomor yang sudah eksis, ataupun varian baru yang menjadi alternatif di kalangan gamer.
Sepanjang tahun ini, e-Sports seolah menemukan 'kelahirannya'. Kemunculan e-Sports paling 'hot' terjadi di pentas Asian Games 2018. Selain itu, masyarakat awam semakin penasaran dengan e-Sports setelah gonjang-ganjing kemungkinan masuk ke ranah eksibisi di panggung Olimpiade 2024.
Advertisement
Tak pelak, perhatian terhadap cabang yang memadukan ketrampilan dan teknologi tersebut, melebar ke aneka turnamen. Sebelumnya, setiap turnamen nomor-nomor e-Sports seolah hanya menjadi konsumsi kalangan tertentu.
Kini, berkat 'performa' gemilang sepanjang 2018, publik sudah tak sabar menanti apa yang akan terjadi pada tahun depan. Berikut ini 5 nomor e-Sports yang layak mendapat perhatian pada tahun depan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Call of Duty: Black Ops 4
Meski jenis battle royal kalah dari permainan seperti Fortnite dan PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG), nomor Call of Duty: Black Ops 4, memiliki masa depan cerah. Bukti teraktual, beragam penyelenggara sudah siap menggelar gim yang tahun depan akan meluncurkan versi teranyar dari sisi pengembangan varian teknik.
Event perdana bertajuk '2019 Call of Duty World League' sudah memulai sesi kualifikasi pada awal Januari tahun depan. Hebatnya, sepanjang Desember 2018 ini, jumlah alokasi viewer menghabiskan waktu menonton Twitch mencapai 1,49 juta jam. Pada tahun lalu, event tersebut hanya sanggup mencatat 824.620 jam.
Artinya, popularitas Call of Duty: Black Ops 4 semakin meningkat. Zona 'pendakian' tersebut akan terus melaju di tengah kampanye global yang akan dilakukan pada 2019.
Satu di antara faktor utama penyokong melesatnya Call of Duty: Black Ops 4 adalah nuansa segar yang selalu hadir. Apalagi Call of Duty: Black Ops 4 memiliki mode anyar, yakni Blackout. Nama terakhir berhasil membuat banyak orang terkesima, termasuk top streamer di Twitch, Tyler “Ninja” Blevins.
Saking potensialnya, satu di antara tim papan atas cabang e-Sports, Team Liquid, sudah membentuk rosters khusus guna memainkan versi Blackout. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi pengembangan varian ini.
Advertisement
PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG)
Tak ada yang menyangkal PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) merayap ke papan atas nomor e-Sports sepanjang tahun 2018. Maklum, sang pengembang, Tencent dan PUBG Corp, melakukan beragam event serta aneka gimmick yang membuat nama PUBG naik pesat.
PUBG dianggap lebih mumpuni dan variatif dari gim dengan modelsama, Fortnite. Memang, magnet Fortnite masih besar yang berasal dari nilai hadiah 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,46 triliun. Namun, secara teknis masih menyisakan masalah, sehingga Fortnite bisa dilewati PUBG.
Langkah PUBG tergolong agresif. Mereka berhasil menggandeng para penyelenggara papan atas turnamen e-Sports, seperti OGN dan Starladder. Meski Fortnite kemungkinan masih di atas, PUBG berhasil menancapkan sisi investasi terhadap brand dan event lebih bagus.
Super Smash Bros. Ultimate
Nama ini bisa saja masih asing bagi publik Indonesia. Namun, Super Smash Bros. Ultimate layak menjadi kuda hitam setelah respons para gamer yang luar biasa sepanjang 2018.
Satu di antara yang paling ternama dari Super Smash Bros adalah ragam seri Melee, yang dirilis 15 tahun silam di platform Nintendo Gamecube. Namun, peluncuran Ultimate membuat Super Smash Bros punya kans bersinar terang pada 2019.
Di balik potensi, satu di antara tantangan terbesar tertuju pada Nintendo. Seperti pengalaman beberapa tahun lalu, Nintendo bakal ditanya keseriusan mereka mengembangkan Super Smash Bros. Ultimate.
Advertisement
Clash Royale
Clash Royale memantik perhatian setelah serial Clash Royale League (CRL) mendapat atensi tinggi dari beberapa tim besar di kancah e-Sports. Mereka antara lain Cloud9, Fnatic, Team Liquid dan Immortals.
Celah yang paling menarik perhatian dari Clash Royale ada di sisi revenue. Beberapa sponsor dari brand besar sudah menancapkan dananya, terutama dari para produsen telpon pintar.
Contoh teraktual, Tribe Gaming dan NRG Esports berhasil menggandeng Razer serta Qualcomm. Modal lain Clash Royale terletak pada status satu di antara gim unik di versi mobile.
Magic: The Gathering Arena
Magic: The Gathering Arena bukan barang baru. Jenis ini tergolong lama, terutama saat menggunakan pertukaran atau pembelian model kartu. Setelah kembali menggunakan platform digital, varian ini kembali menanjak sepanjang 2018.
Sejak meluncur resmi pada September, dalam format open beta, Magic: The Gathering Arena terus menarik perhatian di ruang Twitch. Guna mendongkrak nama, Magic: The Gathering Arena sudah merancang turnamen khusus.
Selaras dengan itu, sang penyelenggara menyiapkan prize pool senilai 10 juta dolar AS atau sekitar Rp146 miliar, pada 2019. Selain itu, para pemain profesional juga bakal mendapat fee tampil sebesar 75 ribu dolar AS atau setara Rp1,1 miliar.
Sumber: esportobserver
Advertisement