Sukses


Usia Gamer Bervariasi, Game Mobile Punya Potensi Tinggi Jual Iklan

Bola.com, Jakarta - Satu di antara varian gim yang paling banyak dimainkan adalah game mobile. Permainan jenis ini menjadi favorit karena bisa dilakukan di mana saja, serta sanggup berinteraksi dengan orang lain.

Game mobile tak dimungkiri menciptakan keasyikan tersendiri bagi pengguna smartphone. Pasalnya, dengan keberadaan game yang bisa diakses di mana saja, pengguna smartphone jadi makin lama berada di depan layar sembari memainkan berbagai game.

Apalagi, jumlah pemain game di Indonesia cukup banyak. Indonesia disebut sebagai pasar mobile gaming terbesar di dunia, baik dari segi revenue maupun jumlah pemain. Jumlah mobile gamers di Indonesia diprediksi melebihi 100 juta user pada 2019.

Gim yang paling banyak diunduh per 2018 adalah Mobile Legends. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terbaru dari Pokkt, Decision Labs, dan MMA yang dipaparkan Program Director MMA APAC Azalea Aina, ada 60 juta mobile gamers di Indonesia

Angka tersebut bakal meningkat menjadi lebih dari 100 juta gamers pada 2020. "Uniknya, pemain game mobile di Indonesia tidak hanya didominasi pria muda, melainkan juga perempuan dengan berbagai rentang usia, termasuk ibu-ibu," kata Aina.

Hasil survei MMA, di Indonesia 55 persen gamer adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Adapun usianya beragam, seperti 16-24 tahun adalah 64 persen, 25-34 tahun (65 persen), usia 35-44 tahun (64 persen), dan usia 45-54 tahun (47 persen).

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Perbandingan Game Mobile

Saking masifnya jumlah pemain game mobile di Tanah Air, hasil penelitian MMA menyebutkan, pengguna smartphone lebih banyak main game mobile ketimbang membuka aplikasi lain di smartphone-nya. Akses game mobile 25 persen, sedangkan akses terhadap aplikasi online shop mencapai 7 persen.

Selaini itu, ada telepon atau SMS sebesar 7 persen, aplikasi media sosial 17 persen, dan video streaming 12 persen. Walhasil, platform game mobile bisa jadi sarana beriklan, mengingat penggunanya yang cukup banyak dan beragam.

"Stigma main game hanya buat anak muda itu ternyata tidak juga," katanya. Azalea mengungkapkan, karena potensi game mobile platform tayang iklan, sudah ada iklan-iklan yang muncul di game mobile. Namun jumlah itu belum banyak.

"Sudah ada beberapa brand tetapi belum banyak, kemungkinan pada tahun ini akan bertambah. MMA akan mengadakan workshop mobile creativity gua memberi masukan, bentuk-bentuk iklannya bisa seperti apa saja di aplikasi game mobile," sebut Aina.

Sumber: MMA, Merdeka

Video Populer

Foto Populer