Jakarta - Tantangan bagi para pesepak bola profesional semakin bertambah. Selain gaya hidup sebagai superstar, efek kecanduan game online belakangan mulai dikhawatirkan berpotensi mengancam karier pemain, termasuk yang saat ini berlaga di Premier League.
Perkembangan video game belakangan ini seakan sulit untuk dibendung. Bak jamur di musim hujan, pengunaan permainan virtual ini meningkat secara drastis seiring semakin berkembangnya teknologi internet. Bahkan, tidak lagi sekadar permainan untuk membunuh waktu, game online kini telah berubah menjadi kegiatan yang menjanjikan dalam berkarier.
Advertisement
Game online digemari banyak orang. Mulai dari pelajar, pegawai, hingga atlet.
Pemain-pemain yang berlaga di Premier League juga tidak luput dari cengkeramannya. Delle Ali, Harry Kane, dan Mesut Ozil dikenal penggila video game. Lewat Instagram-nya, Delle Ali bahkan telah mengumumkan kerjasama dengan produsen salah satu kursi game online.
Salah satu game yang populer bagi pemain Liga Inggris adalah Fortnite. Biasanya mereka memainkannya melalui perangkat Xbox. Semakin menarik lagi, karena berkat jaringan internet game ini bisa dimainkan secara online dan melibatkan banyak pemain.
Namun tidak semua pemain mampu mengendalikan diri. Sebaliknya, sebagian pemain malah mulai kecanduan sehingga mengancam masa depannya sebagai pesepak bola profesional.
SunSport belum lama ini telah dipertemukan oleh psikolog Steve Pope, dengan salah seorang pemain Liga Inggris yang mengalami gejala tersebut. Kepada SunSport, pemain yang namanya tidak disebutkan itu mengaku pernah bermain game 16 jam nonstop.
"Ketika saya pulang dari latihan, hal pertama yang saya lakukan adalah menyalakan Xbox untuk bermain Fortnite. Saya bermain delapan sampai 10 jam sehari, tapi saya pernah bermain 16 jam nonstop sehari sebelum pertandingan," ujar pemain tersebut.
"Saat kami menjalani laga away dan berpergian dengan pelatih, saya bermain game dari pertama kami pergi dan melanjutkannya di hotel pada malam hari," bebernya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bolos Latihan
Demi bermain Fortnite, pemain yang kontraknya bakal berakhir musim panas tersebut, kerap tidur di atas pukul 02.00 dini hari dan mengakibatkan matanya sering mengalami ketegangan. Kebiasaan ini juga mulai membuatnya terpaksa bolos latihan karena sudah kelelahan.
"Pada saat saya mulai bolos latihan, saya langsung sadar kalau saya butuh pertolongan karena saya mulai mendapat masalah dari klub saya," kata pemain tersebut.
Kebiasaan ini sudah berlangsung setahun. Saat dilarang, perilakunya berubah jadi agresif. Selain mengancam karier, kecanduan terhadap game Fortnite juga membuat hubungannya dengan sang kekasih terancam berantakan. Celakanya, ancaman yang juga kemungkinan tengah menghampiri pemain-pemain Premier League lainnya.
"Saya pikir beberapa pemain dari tim kami juga sama. Sekitar 50 persen dari tim kecanduan game. Dan saya tahu mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermain karena saya bermain Fortnite bersama mereka--dan juga pemain dari tim-tim lainnya," bebernya.
Advertisement
Puncak Gunung Es
Kecanduan game juga telah menjadi perhatian Asosiasi Pemain Profesional (PFA). Salah seorang pengurus, Jeff Whitley, mengaku beberapa kali ditelepon pihak klub agar bersedia datang dan berbicara kepada pemain mereka yang sudah mulai kecanduan game.
"Beberapa pemain tidak menetapkan batas yang masuk akal," katanya.
"Mereka akan kembali kepada kebiasaannya setelah berlatih dan bermain dari pukul 14.00 hingga 02.00 pagi dan ini sangat berpengaruh kepada kesehatan mental mereka."
Sementara itu, Steve Pope, mantan fisioterapis Fleetwodd, mengaku telah menangani lebih dari 20 pemain profesional dengan masalah kecanduan terhadap game.
"Tapi itu hanyalah puncak gunung es. Mereka semua terlibat di dalamnya," katanya.
"Ini merupakan momok terbesar di zaman ini. Itu merupakan epidemi senyap karena para pemain sepal bola tidak bisa ditest untuk itu," beber Pope. "Saya rasa klub tidak menyadari seberapa besar masalah ini dan efeknya yang berlebihan terhadap mental pemain," katanya.
Saksikan juga video menarik di bawah ini: