Bola.com, Jakarta - Ratusan pengguna Apex Legends dan Counter-Strike berniat melakukan cheat atau kecurangan. Namun, niat tersebut malah membuat komputer mereka terinfeksi malware.
Malware (Malicious Software) adalah sebuah program yang dirancang untuk merusak dengan menyadap ke sistem komputer atau server lain tanpa izin dari pemiliknya.
Baca Juga
Ulasan Taktik Shin Tae-yong saat Timnas Indonesia Digasak Jepang: Buyar setelah Gol Pertama
Jepang Menang Telak, Hajime Moriyasu Tetap Puji Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong: Layak ke Piala Dunia
Shin Tae-yong Bongkar Alasan Coret Eliano Reijnders saat Kalah dari Jepang dan China: Tidak Baik untuk Masuk Skuad Timnas Indonesia
Advertisement
Bermain curang di gim online menggunakan bot atau program pihak ketiga seperti malware pastinya memiliki resiko yang cukup besar.
Hal itu terbukti konkret dengan fakta ada ratusan cheater Apex Legends dan Counter-Strike malah terinfeksi malware jenis Baldr. Malware tersebut secara efisien mengekstrasi data sensitif dari pengguna yang berniat curang.
Sebagai balasannya, Baldr akan mencuri data penting sepeti informasi kartu kredit, serta informasi login yang bisa dipakai untuk layanan belanja seperti Amazon dan Paypal juga akan terserang.
Tak hanya itu, malware Baldr juga akan mencuri informasi pada Battle.net, Steam dan Epic Game, bahkan informasi identitas penting lainnya. Hal itu diungkapkan oleh peneliti dari perusahaan keamanan Sophos, Albert Zsigovits.
"Mengorek dan mencuri informasi penting, cookie, atau data cache yang bernilai jual dalam hitungan detik. Baldr ditanamkan diantara nama-nama seperti CSGO Aimbot + Wallhack, dan Apex Legends New Cheat 0.2.1," kata Albert Zsigovits, mengutip dari Kotaku.
Hundreds of players trying to cheat at Apex Legends and Counter-Strike get their private data stolen: https://t.co/VhvJEOL4QR pic.twitter.com/TWQT0htQFS
— Kotaku (@Kotaku) August 14, 2019
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penjualan Data
Setelah terekstrak, opertor malware Baldr akan menjual data cheater di pasar darkweb. Bahkan Albert Zsigovits telah melacak 500 hingga 600 contoh Baldr, dengan sebagian besar kasus berlokasi di Indonesia, Brasil, Rusia, dan Amerika Serikat.
"Yang menarik perhatian kami adalah kemampuan Baldr dapat mencuri identitas korban dengan cepat dan secara halus. Baldr sangat efektif dalam menyusup, meraih segalanya dan bergegas keluar lagi," kata Albert.
Meskipun popularitas malware telah menurun sejak bulan Mei, tetapi Baldr masih terus digunakan. Sehingga dapat mengancam para penikmat gim online.
Sumber: Kotaku
Advertisement