Jakarta - Panggung olah raga esports bukan sekadar menjadi milik kaum pria. Para wanita sudah terjun menjadi pemain esports profesional.
Natalie dan Mute dari tim Onic adalah contohnya. Mereka ikut ambil bagian dalam turnamen PUBG Mobile B.E.S.T (Bubu Esports Tournament) di ICE BSD, Sabtu (14/9/2019).
Advertisement
Natalie dan Mute punya alasan masing-masing soal terjunnya mereka menjadi pemain esports. Natalie misalnya, wanita berusia 26 tahun ini mengaku penasaran dengan dunia esports khususnya PUBG. "Saya nggak bisa main game sebenarnya. Tapi, karena ada PUBG, bikin orang penasaran," ujar Natalie.
Natalie mengaku mendapat dukungan dari orang-orang sekitar untuk berkarier sebagai pemain esports. Ia menuturkan banyak pemain wanita yang sebetulnya tidak kalah jago ketimbang para pemain pria.
"Banyak yang skillnya sama kayak cowok. Tahun lalu belum kelihatan saja," ujar Natalie yang juga mengaku berkarier sebagai wiraswasta. Turnamen esports B.E.S.T menjadi salah satu turnamen yang hadir dengan wajah berbeda. Turnamen yang diinisiasi Bubu.com itu turut diikuti tim-tim esports wanita di Indonesia.
Hadiah yang disediakan pihak panitia turnamen esports yang berlangsung di Tangerang tersebut, para pemenang wanita mendapat angka yang tidak main-main. Dari total Rp 750 juta, sebanyak Rp 290 juta dialokasikan untuk tim-tim yang juara. Natalie berharap, akan ada lebih banyak turnamen serupa yang memberi kesempatan bagi para pemain wanita. "Semoga ada turnamen ini lagi kalau bisa jauh lebih besar," kata Natalie.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berawal dari Hobi
Kisah Natalie agak berbeda dari rekan setimnya, Mute. Wanita berusia 19 tahun itu mengaku sudah hobi bermainn PUBG sejak awal. Namun Mute mengaku keinginannya berkarier sebagai pemain esports sempat diragukan orangtuanya. Ia menuturkan, yang terpenting adalah soal mengatur waktu berlatih dan belajar.
"Setelah buktiin mereka dukung. Selama kita manage waktu, why not, dunia sekolah tak terganggu. Esports juga. Kenapa enggak," ujar mahasiswi jurusan Administrasi Negara Universitas Padjadjaran tersebut.
Mute mengatakan banyak hal positif yang ia dapat usai berkarier sebagai pemain esports. Salah satu hal positif itu adalah memiliki banyak teman dari berbagai daerah.
"Gim itu ada positifnya karena kita bisa lagi mengenal orang-orang dengan gim ini gue jadi kenal orang luar kota," katanya mengakhiri.
Disadur dari: Liputan6.com
Penulis / Editor: Lutfhi Febrianto / Bogi Triyadi
Published: Sabtu, 14 September 2019
Advertisement