Sukses


Flashback, 6 Ujung Tombak Finalis MPL Indonesia Season 4 : Dari Udil Sampai Rekt

Bola.com, Jakarta - Perhelatan Grand Final Mobile Legends Bang Bang Professional League, biasa disebut MPL Indonesia Season 4, sudah berakhir. EVOS Esports merealisasikan rencana besar tahun ini setelah menjadi jawara. Status tersebut menjadi pemecah telur setelah gagal pada tiga penampilan partai puncak.

Usai EVOS Esports menundukkan RRQ, ragam catatan menarik mengiringi perjalanan ajang bergengsi Mobile Legends di Indonesia. Satu di antara yang masih layak mendapat atensi adalah para pemain kunci dari enam tim yang bertanding di pentas putaran final MPL Indonesia Season 4.

Maklum, mereka sudah pasti bukan atlet sembarangan di jagad Mobile Legends. Tak hanya jago memilih hero, deretan persona kunci masing-masing tim tersebut punya kapasitas sebagai pemimpin alias penentu arah strategi guna 'menghancurkan' markas lawan.

Enam pemain kunci tersebut sanggup membawa tim mereka lolos ke putaran final. Maklum, tak mudah berada di Stadion Tenis Indoor Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu. Buktinya, dua tim menjadi korban keganasan babak regular, yakni Geek Fam dan Genflix Aerowolf.

Berkat sentuhan dan adu strategi enam persona tersebut, tim mereka berhasil menjadi partisipan alias finalis. Enam 'geng' yang berhasil lolos ke Senayan adalah ONIC Esports, EVOS Esports, RRQ, Bigetron, Alter Ego dan Aura.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

Sosok Big Six

Sosok “Big Six” tersebut menjadi bagian penting. Ia bisa pemain atau pelatih yang menghadirkan perbedaan dari segi keseimbangan internal tim, komposisi draft pick hingga strategi unik. Langkah tersebut tidak jarang membuat para penonton setia MPL Indonesia Season 4 terhibur.

Shoutcaster MPL Indonesia Season 4, Wibi “8KEN” Irbawanto turut memberikan pandangan mengenai sosok yang patut diacungi jempol di balik performa tim. Penilaian tersebut menjadi kilas balik dari apa yang menjadi ciri khas dan telah dilakukan sepanjang babak regular. Berikut ini ulasan Wibi terkait persona penting di dalam masing-masing tim :

 

3 dari 8 halaman

Ruben (Bigetron)

Wibi memberi apresiasi kepada sosok pelatih Bigetron Esports. “Ruben, pelatih dari Bigetron Esports. Selain permainan para pemain Bigetron yangmemang konsisten, saya sedikit banyak memberikan kredit terhadap permainan Bigetron di first half kepada sang pelatih," ujarnya.

Menurut Wibi, pemolesan taktik serta drafting hero terlihat banyak dialihkan kepada sang pelatih. Nama Ruben sudah tak asing lagi, karea dia adalah mantan pemain esports dengan koleksi juara yang sangat banyak.

“Saya menyukai drafting dari Bigetron yang banyak menggunakan varian counter pick dalam drafting. Tujuannya untuk menghentikan laju permainan lawan. Well deserved recognition untuk sang pelatih," jelas Wibi.

Bigetron tercatat memiliki peringkat yang tinggi dalam urusan kinerja tim. Beberapa indikasi tersebut antara lain dari sisi tim dengan KDA tertinggi (5.2), partisipasi Kill terbesar kedua (63.27%) dan rata-rata gim tercepat yang diselesaikan dalam waktu 12:38 menit.

Meskipun demikian, Bigetron kurang menonjol dari individual bila disandingkan kinerja tim dan DreamS menjadi eksperimen strategi Bigetron yang setidaknya sudah menggunakan 15 hero berbeda selama babak regular.

Sayang, pada putaran final MPL Indonesia Season 4, langkah Bigetron terganjal di awal turnamen. Mereka takluk dari Alter Ego dengan skor 1-2.

 

4 dari 8 halaman

Phoenix (Aura Esports)

Wibi mengatakan, Aura Esports memiliki kunci dalam diri Phoenix. Meskipun rotasi Tank mulai menjadi suatu hal yang awam di musim ini, tetapi Phoenix membawa suatu gaya bermain yang berbeda dari pemain yang lain.

Dia seorang Tank yang memperhatikan ekonomi tim seperti (jumlah minion, level, HP turret, posisi hero dan spell usage. Selain itu, atensi juga berada di area fase lanning sebelum melakukan gank dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi.

Konsep “Lane Equilibrium” atau garis tengah suatu lane menjadi identik dengan gaya bermain Phoenix yang gesit ketika melakukan gank. Hampir setiap gank yang dia lakukan selalu dalam posisi musuh yang sedang melakukan push di garis tengah lane.

"Konsistensi dia terhadap prinsip ganking ini menarik perhatian, serta kalkulasi dia dalam melakukan gank dapat mengubah alur permainan di awal, maka layak bila sosok Phoenix menjadi perhatian lebih di tim Aura Esports,” sebut Wibi.

Phoenix tampil layaknya penyeimbang di balik kemenangan tim Aura. Meskipun tidak memuncaki statistik di dalam tim, namun pemain ini terbukti memberikan keseimbangan dengan memberikan Gold Share, Kill Participation, Assist yang merata. Pemain ini juga memberikan pembagian gold yang sesuai, tercatat hanya menorehkan 511 GPM, namun mengamankan lahan farming untuk sang Marksman, Alive yang memiliki 730 GPM.

Senasib dengan Bigetron, Aura Esports pulang cepat. Mereka tak sanggup melewati babak pertama setelah kalah telak, 0-2 dari ONIC Esports.

 

5 dari 8 halaman

Rekt (EVOS Esports)

Bagi Wibi, kunci kekuatan EVOS Esports terletak pada Rekt. Baginya, Rekt adalah 'a definite powerhouse for EVOS'. Rekt melambangkan era baru untuk EVOS Esports yang tidak pernah membawa piala selama 3 musim terakhir. Rekt sanggup memberikan performa konsisten sepanjang musim.

EVOS Esports menjadi tim favorit juara sejak Season 1 berlangsung. Bahkan, tim Harimau Putih ini sudah mencicipi pertandingan puncak di Season 1 dan 2. Namun kegagalan di partai final seakan menjadi kutukan yang terus menghantui tim EVOS Esports, meskipun diisi komposisi pemain yang berpengalaman.

Rekt tampil layaknya obat atas masalah tim EVOS Esports yang kurang tajam di lini serang. Mantan pemain Bigetron tersebut mampu mengantongi KDA tertinggi (6.9) di EVOS, pemain dengan Kill terbanyak kedua (188), dan pemain dengan GPM tertinggi di angka 778 gold per menit.

Hasilnya, EVOS Esports sanggup menghilangkan trauma tiga musim tanpa gelar. Kini, Rekt dkk telah sah menyandang status sebagai tim Mobile Legends Bang Bang terbaik di Indonesia. Pada babak final MPL Indonesia Season 4, EVOS Esports menundukkan RRQ dengan angka 3-1 dalam sistem B05 alias Best of Five.

 

6 dari 8 halaman

Udil (ONIC Esports)

Udil. Itulah ucapan mantap Wibi. Meskipun tidak begitu banyak ter-highlight di antara “ombak permasalahan”, ONIC Esports tetap sang pemegang titel tim Mobile Legends terbaik di dunia sampai hari ini, setidaknya sebelum M1 yang akan digelar pada 15-17 November 2019.

Bisa dibilang tim ONIC Esports banyak terpusat dari power play yang kerap dilakukan Udil. Ia bisa menjelma layaknya seorang Hokage dengan kekuatan rubah ekor sembilan.

Selama ini ONIC Esports memang sepenuhnya masih mengandalkan sosok Udil. PR dari tim landak kuning ini terpusat pada menjaga serta memberikan farming sebanyak-banyaknya pada Udil.

Kemampuan farming yang cepat akan memberikan keuntungan di segi level, damage dan item. Eksekusi pada peperangan di awal game menjadi gaya agresif yang diterapkan ONIC Esports. Tercatat, Udil hampir merajai seluruh aspek yang ditorehkan tim ONIC Esports, mulai dari Gold per Minute, KDA, Damage per Minute hingga Kill Participation.

Pada perhelatan MPL Indonesia Season 4, ONIC Esports gagal melaju ke grand final setelah takluk dari EVOS Esports di segmen Upper Bracket, dan tersungkur 0-2 saat bersua Alter Ego kala ada di Lower Bracket.

 

7 dari 8 halaman

Lemon (RRQ)

Pilihan Wibi untuk kekuatan penting RRQ jatuh pada sosok Lemon. Nama terakhir layak menjadi pemain mechanical Mage terbaik yang pernah ada di ranah esports Mobile Legends Bang Bang.

RRQ menjadi salah satu tim dengan pemain terbanyak, yaitu 10 orang. Pembagian jatah bermain serta variasi strategi yang ditunjukkan kerap membuat lawan kebingungan.

Namun Lemon masih menjadi pusat perhatian sebagai Mage yang wajib disegani. Meskipun demikian, tidak terlalu banyak statistik mencolok dari Lemon mengingat kolaborasinya dengan Tuturu di setiap pertandingan yang berlangsung.

Lemon menempati posisi kedua di seluruh statistik dan data yang ditorehkan RRQ selama gelaran Regular Season berlangsung. RRQ juga mengandalkan Lemon sebagai “pedang kedua” bila Tuturu gagal dalam beberapa clash yang berlangsung.

Sayang, aksi ciamik Lemon tak sanggup membawa RRQ menjadi jawara. Mereka harus mengakui keunggulan EVOS Esports di babak grand final.

 

8 dari 8 halaman

Celiboy (Alter Ego)

Wibi menyebut Alter Ego sebagai The Dark Horse. Baginya, tim ini selalu mengalami kesulitan menembus juara , walau selalu mengekori sang jawara pada setiap Season.

Bagi Wibi, Celiboy menjadi pemain yang layak ditonton di tim Alter Ego. The Miracle Boy banyak berjasa dalam meletakkan Alter Ego sebagai tim peringkat ketiga di babak regular.

Bukan rahasia lagi, Celiboy menjadi pemain yang paling memberikan kesan selama putaran regular. Pemain yang menjadi 'rising star' ini membukukan berbagai data dan statistik menarik, mengalahkan para pemain yang sudah terkenal.

Sebut saja status sebagai pemain dengan Kill terbanyak (215) selama babak regular. Meskipun demikian, tubuh tim Alter Ego secara keseluruhan memang dalam kondisi yang prima. Bahkan sang Tank, LeoMurphy juga menggeser torehan “Raja Assist” dari RRQ.Vyn dengan jumlah 306 Assist.

Namun, langkah Alter Ego sudah terganjal pada semifinal Lower Bracket, takluk dari RRQ. Sebelumnya, Alter Ego juga gagal di Upper Bracket, usai tersandung dari lawan yang sama.

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer