Bola.com, Jakarta - Kejuaraan dunia Mobile Legends : Bang Bang (MLBB) alias M1 2019 di Malaysia menjadi bukti ketangguhan Indonesia di nomor esports tersebut. Hal itu berlatar keberadaan dua tim asal Indonesia pada partai puncak, yakni EVOS dan RRQ.
Hasil akhir perang saudara tersebut menjadi milik EVOS. Tim yang kali ini membawa nama EVOS Legends tersebut mampu mengungguli RRQ di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Advertisement
Sebelumnya, Indonesia sukses membangun tren positif dengan menghadirkan All-Indonesian Final di gelaran MSC 2019, pada periode 19-23 Juni 2019. Kala itu, ONIC muncul sebagai sang juara.
Lantas, momen spesial tersebut kembali terulang dengan kehadiran All Indonesian Finals antara RRQ melawan EVOS di Axiata Arena. Gelaran akbar Mobile Legends: Bang Bang yang bertajuk M1 World Championship merupakan kali pertama sekaligus tonggak awal gelaran dunia gim besutan Moonton tersebut.
Ada 16 tim dari 14 negara bertarung di turnamen dengan hadiah total senilai 250 ribu dolar AS. Walau sudah usai, M1 masih mengundang banyak momen spesial, apalagi hasil gemilang dari EVOS, yang mulai terlihat sejak sejak Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) Regular Season 4 hingga Grand Final M1 di Malaysia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Statistik MPL
Pada Regular Season MPL ID Season 4, EVOS menorehkan 11 kemenangan dan 3 kekalahan. Playoffs MPL, Oura dkk tetap tampil buas di hadapan ribuan mata yang memadati Tennis Indoor Senayan dan sukses mengemas kemenangan melawan RRQ dengan skor 3-1 di partai final.
Pada turnamen M1, EVOS juga kembali mengalahkan RRQ di partai final namun diwarnai dengan comeback manis. Hasil tersebut mengantarkan armada Harimau Putih mendapatkan dua gelar, yakni tim terbaik Mobile Legends: Bang Bang di Indonesia dan dunia. Kala itu, meski EVOS sempat tertinggal 3-1, RRQ yang tinggal meraih 1 kemenangan tersisa harus menelan pil pahit dengan kekalahan tiga gim berturut- turut.
Tak pelak, banyak orang ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan pola permainan EVOS. Ade Setiawan Pamungkas, Data Analyst Mobile Legends dari EVOS Esports, memberikan beberapa rahasia.
Menurutnya, satu hal yang menjadi atensi adalah persiapan pra-turnamen. Sebelum menghadapi M1, EVOS menyiapkan beberapa strategi dan latihan yang lebih optimal. Hal itu terjadi karena lawan di M1 belum familiar, sehingga harus mendapat pola yang belum diketahui. Alhasil, EVOS belajar dari video penampilan musuh.
Pada turnamen M1, ada nama-nama baru seperti wakil Jepang, 10seconds Gaming Plus. Tim ini memiliki corak permainan unik, dan termasuk baru, sehingga sanggup memberi kejutan.
Pertandingan grand final menyajikan comeback luar biasa. Skor akhir 4-3 untuk kemenangan Donkey dkk setelah tertinggal 1-3. Menurut Ade, kunci keberhasilan EVOS adalah Harith. Tapi, di balik itu hal terpenting adalah semangat, percaya dengan pelatih dan rekan setim.
Advertisement
Bukti Kerja Sama
Hal itu terbukti ketika satu di antara pemain andalan EVOS, Rekt bilang saat skor di angka 1-3, “Enjoy aja santuy, main aja gamenya kaya bisa nge-rank, masih ada kesempatan," tegasnya.
Harith muncul pada awal mula comeback EVOS yaitu, gim 5. Wann menyumbang damage dealt terbesar dengan Harith. Sejak itu, RRQ terus melakukan ban terhadap Harith dan terpaku pada pick hero Wann dan Rekt dibandingkan fokus kepada permainan.
Menyinggung Rekt, sang kapten EVOS Esports. Ade turut memberikan pujian atas andil penting dari Gustian yang dapat mengatur emosi dan tempo seluruh tim EVOS. “Banyak ya perannya, yang perlu digarisbawahi itu sang kapten, Rekt. Sosok yang sangat profesional dan bisa jadi penenang sekaligus pengingat jika tim mengalami kesalahan dalam strategi maupun gameplay," ungkap Ade.
Selain menjadi ujung tombak, Rekt mendapat tugas lain yakni mengatur ritme dan strategi. Peran tersebut tak mudah, namun Rekt membuktikan tidak ada yang mustahil selama gim belum usai.
“Semua pemain sama, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita juga hormat dengan mereka, jadi bisa main lepas dan tak ada beban tanpa harus mikir pemain mana saja yang perlu diantisipasi,” sebut Ade. Keberadaan dua tim di final membuat Moonton menempatkan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran M2 tahun depan.