Sukses


6 Wonderkid dari Setiap Gim Football Manager, di Dunia Nyata, Mereka Jadi Apa ya Sekarang : Senasib Barbie atau Oppenheimer ?

Bola.com, Jakarta - Nikmat mana lagi yang kau dustakan Vinicius Jr. Saat ini, pemain asal Brasil itu tak hanya jadi andalan di Real Madrid, tapi juga idola nomor satu bagi publik Santiago Bernabeu.

Terbukti jersey nomor 7 Vinicius kini paling laris manis. Situasi itu menyalip jersey nomor 10 kepunyaan veteran, Luka Modric, atau jersey nomor 5 kepunyaan bintang anyar, Jude Bellingham.

Jersey milik Vini punya harga setara Rp 2,9 juta di toko merchandise resmi Real di Madrid, fans tak ambil pusing. Sebenarnya, kostum itu sempat kehilangan magis barbarengan dengan kepergian Cristiano Ronaldo pada 2018.

Jersey tersebut sempat dikenakan Eden Hazard, namun pemain Belgia itu gagal bersinar lantaran dibekap cedera. Akhirnya, manajemen memberikan kepercayaan kepada Vinicius sebagai penerus Ronaldo, mengingat aksi gemilangnya musim lalu dengan torehan 23 gol dan 21 asis.

Sedangkan nomor punggung 20 yang sebelumnya dikenakan winger 23 tahun itu diberikan kepada Fran Garcia. Vinicius memang top. Bakatnya sudah terlihat sejak bocil, tepatnya ketika ia masih ditempa di Akademi Flamengo (2017-2018).

Namanya sampai masuk dalam daftar wonderkid Football Manager di masanya. Bakat yang luar biasa terendus Real Madrid, lalu buru-buru mengangkutnya ke Santiago Bernabeu.

Tapi, sayangnya, tak semua pemain muda yang masuk Football Manager memiliki nasib sama dengan Vinicius. Artinya, kehebatan mereka di Football Manager justru berbanding terbalik dengan kenyataanya di lapangan.

Mau tahu siapa saja? Berikut beberapa di antaranya ;

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Cherno Samba

Cherno Samba hadir di era Football Manager 2005 dan seterusnya. Dalam permainan, Samba adalah striker pilihan jika Anda menginginkan kesuksesan. Ini tentang koleksi lebih dari 60 gol per musim.

Dalam kehidupan nyata, ia datang ke Millwall pada usia 13 tahun berkat modal 132 gol dalam 32 pertandingan untuk tim sekolahnya. Pria kelahiran 10 Januari 1985 ini diperkirakan akan memenangkan Piala Dunia bersama Timnas Inggris dan diinginkan oleh tim-tim beken macam Liverpool dan Manchester United.

Namun, ternyata tidak. Nasib berkata lain. Samba justru bernasib memilukan. Ia pensiun saat berusia 30 tahun karena tak mampu menembus liga level tertinggi.

"Ini terlihat seperti karier yang gagal, tetapi saya bermain di Championship, saya bermain di Spanyol, berapa banyak orang yang bisa mengatakan itu?," katanya mencoba menghibur diri sendiri.

 

3 dari 7 halaman

Freddy Adu

Saat ini, Adu telah berusia 34 tahun dan mungkin tak ada lagi yang mengingat namanya. Padahal, dulu, dia dijuluki "The Next Pele" setelah memulai karier profesionalnya pada usia 14 tahun. Kala itu, ia pernah mencetak empat gol di Piala Dunia U-17 2003.

Pada versi awal Football Manager, dia adalah ancaman dari tahun ke tahun. Modalnya, secara teratur memuncaki daftar pencetak gol dan seorang diri membawa tim menuju kejayaan Liga Champions.

Dia pernah mencoba masuk Manchester United pada tahun 2006, tetapi itu tidak terjadi. Adu lalu bermain untuk 13 tim berbeda di delapan negara dan tidak pernah mencetak lebih dari 10 gol.

Saat bermain untuk DC United, ia malah hanya mencetak 11 gol dalam 87 pertandingan. Setelah awalnya pensiun di Las Vegas Lights FC yang sangat terkenal pada tahun 2018, Adu kembali ke sepak bola profesional di tim tingkat ketiga Swedia.

 

4 dari 7 halaman

Kerlon

Semua orang tahu Kerlon karena ciri khasnya 'menggiring bola', tetapi wajar untuk mengatakan lebih banyak yang diharapkan dari pemain Brasil itu. Dia mungkin tidak mampu melakukan aksinya yang luar biasa di FM, tetapi statistiknya di edisi 2006 membuatnya menjadi andalan di lapangan virtual.

Namun dalam kehidupan nyata, ia hanya membuat 51 penampilan sepanjang kariernya setelah meninggalkan Brasil pada 2008. Ia pensiun pada Oktober 2017 usai menghabiskan tiga bulan tanpa klub.

 

5 dari 7 halaman

Anthony Vanden Borre

Ia sempat memiliki banderol sekitar 1 juta pounds sebagai pemain Anderlecht berusia 18 tahun di FM07. Vanden Borre dijamin menjadi bek kanan terbaik dalam permainan.

Tetapi, pada kenyataannya, tidaklah seperti itu. Dia bermain untuk Portsmouth dan pada 2017 menandatangani kontrak dengan tim Kongo, TP Mazembe. Ia sempat membatalkan keputusannya untuk pensiun pada usia 29 tahun.

Hebatnya, setelah tiga tahun tanpa klub, Vanden Borre datang lagi ke Anderlecht pada 2020. Ia bersatu kembali dengan mantan rekan setimnya dan sesama wonderkid FM, Vincent Kompany.

Berbeda dengan Kompany, Banden Borre tidak memainkan satu pertandingan pun dan dia pergi pada akhir musim.

 

6 dari 7 halaman

Henri Saivet

Bagi penggemar FM08, Henri Saivet bukanlah nama yang asing di telinga. Bintang muda Bordeaux ini kemudian datang ke Newcastle United pada 2014 dengan harapan bisa memberikan kontribusi besar bagi The Magpies.

Tapi, kenyataannya, Saivet mampet. Ia hanya bermain delapan kali untuk The Magpies, lalu terbuang ke sejumlah klub sebagai pemain pinjaman. Pada 2021, dia dijual ke klub antah berantah Pau, Prancis.

 

7 dari 7 halaman

Carlos Vela

Ia berstatus satu di antara remaja paling menarik di dunia oleh World Soccer pada tahun 2007 dan masih menjadi wonderkid di FM09. Banyak orang melihat Carlos Vela dari jarak dekat akan setuju, pemandu bakat Football Manager benar dalam penilaian mereka.

Sayangnya, pemain asal Meksiko itu hanya menunjukkan kilasan kemampuannya setelah pindah ke Arsenal. Ia melakoni karier bagus, tetapi tentu saja tidak sebaik yang diharapkan.

Sumber : Planetfootball

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer