Bola.com, Jakarta - Bulan Mei akan selalu dikenang sebagai salah satu bulan duka dalam sejarah F1 terkait dengan meninggalnya Ayrton Senna.
Ayrton Senna, juara dunia tiga kali, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan hebat di GP San Marino, Imola, Italia yang digelar pada 1 Mei 1994. Pria asal Brasil yang membalap buat tim Wiliams itu tewas setelah mobilnya menghantam tembok di tikungan Tamburello. Saat itu diperkirakan Senna yang tengah memimpin balapan melaju dalam kecepatan 233 km/jam.
Ada sejumlah fakta menarik tentang Senna, yang hingga sekarang tetap dikenang sebagai salah satu pebalap F1 paling hebat dalam sejarah balap jet darat:
1. Setelah kecelakaan yang membuat Senna meninggal, tak ada lagi pebalap F1 yang meninggal karena mengalami kecelakaan di trek balap. FIA sebagai organisasi induk balap F1 melakukan evaluasi besar-besaran soal keamanan mobil dan sirkuit setelah akhir pekan yang penuh tragedi di GP San Marino 1994. Selain Senna, nyawa Roland Ratzenberger juga melayang di sesi kualifikasi GP San Marino.
Advertisement
2. Pagi hari sebelum mengalami kecelakaan di Imola, Senna sempat membicarakan soal dibentuknya lagi Asosiasi Pebalap GP dengan Alain Prost, rival bebuyutannya yang sudah pensiun. Mereka membicarakan soal keselamatan pebalap yang harus lebih diperhatikan. Ironis, karena dalam lomba yang digelar hari itu Senna meninggal karena kecelakaan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
2
3. Senna adalah raja di GP Monako. Enam gelarnya di sirkuit prestisius yang digelar di jalanan itu belum bisa disamai oleh pebalap manapun hingga sekarang.
4. Menang di balapan home race adalah mimpi dari setiap pebalap F1. Senna, yang mengawali karir F1 tahun 1984 harus menunggu hingga tujuh tahun sebelum menang di GP Interlagos, Brasil. Kemenangan tersebut terjadi secara dramatis. Mobil Senna rusak saat lomba menyisakan dua putaran dan hujan mulai turun. Senna yang tengah memimpin balapan menyelesaikan lomba sebagai juara, meski hanya bisa memakai gigi enam.
5. Tak jarang Senna menempatkan lawan pada dua pilihan: membiarkannya lewat atau mengalami tabrakan. Sebagian besar lawan membiarkannya lewat. Kecuali Alain Prost yang menjadi musuh bebuyutannya.
Advertisement
3
6. Salah satu insiden paling diingat dengan Alain Prost adalah saat keduanya, yang merupakan rekan satu tim di McLaren, bertabrakan di lap 46 GP Jepang 1989. Ketika itu Prost sedang berpeluang menjadi juara dunia. Tabrakan membuat Prost tak bisa melanjutkan lomba. Sementara Senna masih bisa meneruskan lomba dan masuk finish sebagai pemenang. Hasil ini sebetulnya membuat Senna menjadi juara dunia. Namun pihak FIA memutuskan Senna didiskualifikasi sehingga Prost yang akhirnya jadi juara dunia.
7. Senna meraih gelar juara pertama di trek F1 setelah menang di GP Portugal 1985 dari pole position. Senna menang pada balapan keduanya bersama Lotus. Dalam lomba yang diguyur hujan lebat itu, ia meninggalkan Michele Alboreto yang masuk finish kedua dengan selisih waktu lebih dari satu menit.
Baca Juga:
Ferrari Tak Perpanjang Masa Bakti Raikkonen?