Bola.com, Jakarta - Kematian pebalap Formula 1 (F1), Jules Bianchi, Sabtu (18/7/2015), setelah koma selama sembilan bulan, menjadi tamparan halus bagi penyelenggaraan F1. Hal itu tidak lepas dari fakta bahwa Bianchi adalah pebalap pertama yang menemui ajal setelah Roland Ratzenberger dan Ayrton Senna di GP San Marino 1994 silam.
Bianchi terjebak dalam kondisi koma panjang usai mengalami kecelakaan fatal di GP Jepang 2014. Saat menghembuskan nafas terakhirnya, Bianchi masih berusia 25 tahun.
Advertisement
Di era modern F1, sejatinya tidak banyak kecelakaan yang berujung kematian. Sejarah mencatat, hanya ada dua insiden maut, yakni kecelakaan Ratzenberger di sesi kualifikasi GP San Marino 1994, dan Senna di balapan GP San Marino 1994.
Jumlah tersebut berkurang banyak bila dibandingkan pada fase 10 tahun ketiga (1970-1979) penyelenggaraan F1. Dalam rentang tahun itu, pebalap yang meninggal dunia karena kecelakaan di lintasan balap tercatat sebanyak 10 orang.
Berikut daftarnya, seperti dilansir ESPN:
Piers Courage (GP Belanda 1970)
Kehilangan kendali, mobil yang dikemudikan Courage membentur pagar pembatas hingga menimbulkan percikan api. Namun begitu, Courage diyakini sudah meninggal saat salah satu ban yang melayang akibat tabrakan itu menghantam kepalanya dan mengakibatkan helm yang dikenakannya terlepas.
Jochen Rindt (GP Italia 1970)
Masih di tahun sama, F1 kembali berduka menyusul kematian Rindt pada sesi latihan terakhir di Sirkuit Monza. Baru mencoba mengenakan sabuk pengaman, Rindt justru mendapat nasib sial lantaran tenggorokannya terluka parah saat mobilnya menabrak pagar pembatas di lokasi sama Wolfgang von Trips mengalami kecelakaan. Selain itu, Rindt juga mengalami luka serius pada bagian kakinya.
Jo Siffert (Inggris 1971)
Siffert menemui ajal setelah mengalami kecelakaan di balapan non-formal di Brands Hatch. Pebalap yang memegang rekor 100 start di ajang F1 itu meninggal dunia setelah terlalu banyak menghirup asap akibat terjebak dalam kokpit jet daratnya.
Roger Williamson (GP Belanda 1973)
Dua tahun berselang, kematian akibat sesak nafas kembali terjadi di antara para pebalap F1. Kali ini yang menjadi korbannya ialah Williamson. Meski sudah coba ditolong oleh sesama pebalap F1, David Purley, maut tetap menemui Williamson saat menjalani GP Belanda.
Francois Cevert (GP Amerika Serikat 1973)
Bakat cemerlang Cevert terbuang sia-sia ketika ajal menyapanya lebih dulu di sesi latihan GP Amerika Serikat 1973. Mengalami kecelakaan, Cevert meninggal dunia karena sejumlah cedera serius. Akibat kematian Cevert, rekan setim, mentor, dan temannya, Jackie Stewart, memutuskan untuk berhenti dari dunia balap F1.
Peter Revson (GP Afrika Selatan 1974)
Kegagalan sistem suspensi saat sesi latihan menjadi penyebab kematian Revson di GP Afrika Selatan. Dia menjadi pebalap kedua di keluarga Revson yang meninggal dunia akibat kecelakaan balapan. Tujuh tahun sebelumnya, saudara laki-laki Peter, Doug sudah lebih dulu menghadap Sang Khalik menyusul kecelakaan pada ajang F3 di Denmark.
Helmuth Koinigg (GP Amerika Serikat 1974)
Setahun pasca kematian Cevert di GP Amerika Serikat 1973, ketidakamanan pembatas di Watkins Glen dituding sebagai bagian dari penyebab meninggalnya Koinigg. Alih-alih berfungsi menahan benturan, mobil yang dikemudikan Koinigg justru terperosok ke bawah pembatas tersebut, dan menyebabkan badan Koinigg terbelah.
Mark Donohue (GP Austria 1975)
Kehilangan kendali mobil saat tengah menjalani sesi latihan, Donohue sempat mengalami koma selama satu hari. Namun, pendarahan otak yang dialami Donohue memaksanya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Tom Pryce (GP Afrika Selatan 1974)
Kecelakaan ironis menimpa Pryce di balapan GP Afrika Selatan 1974. Gagal menghindari marshal lomba yang tengah berupaya menghentikan kebakaran kecil di salah satu mobil pebalap lain, Pyrce harus kehilangan nyawa setelah marshal yang ditabrak menimpa kepalanya.
Ronnie Peterson (GP Italia 1978)
Tabrakan beruntun yang terjadi pada tikungan pertama balapan di Sirkuit Monza membuat Peterson mengalami sejumlah cedera di bagian kaki. Namun, karena dianggap tidak terlalu serius, Peterson baru mendapat pertolongan medis setelah sesama pebalap, Vittorio Brambilla, diobati. Setelah itu, Peterson menjalani operasi di rumah sakit. Sayang, keesokan paginya, pendarahan memaksa Peterson menghembuskan nafas terakhirnya.
Baca juga:
Pebalap-pebalap F1 yang Meninggal Akibat Kecelakaan Balap (2)
Pebalap-pebalap F1 yang Meninggal Akibat Kecelakaan Balap (1)