Bola.com, Gelaran ISL 2015 dipastikan bakal lebih berwarna. Selain kedatangan pemain dari Eropa, pelatih yang pernah memegang timnas Indonesia juga kembali manggung untuk melatih klub ISL.
Tercatat, lima pelatih timnas mencoba peruntungan di level klub. Bahkan, dua nama tersebut sempat dipuja namun kariernya bersama timnas kandas lantaran prestasi tidak cemerlang. Di samping itu, masih terdapat nama-nama pelatih yang sebenarnya sudah karatan di klub namun sempat melatih timnas.
Advertisement
Siapa saja mereka? Bagaimana kiprah mereka? Penyedia data statistik LabBola coba memberikan angka-angka yang menunjukkan siapa eks-nahkoda timnas paling jago mengatasi ombak ganas ISL?
Berikut ulasannya>>
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1
Alfred Riedl (PSM)
Alfred Riedl akan memulai debutnya menangani klub indonesia. PSM Makassar mendapat kesempatan pertama dilatih oleh Riedl. Selama ini, pelatih asal Austria itu dikenal sebagai pelatih timnas di kawasan Asia Tenggara, tidak terkecuali Indonesia.
Sepanjang 2014, pelatih berpaspor Austria ini menangani Timnas Indonesia di 16 pertandingan, dengan hasil 9 kali menang, 4 kali imbang, dan 3 kali kalah. Hasil yang sebenarnya tidak terlalu buruk, namun, Riedl dinilai gagal karena langkah Indonesia di Piala AFF terhenti di babak penyisihan grup setelah kalah bersaing dengan Vietnam dan Filipina.
Bersama PSM, Riedl diharapkan dapat mengembalikan kejayaan tim berjuluk Juku Eja tersebut. Riedl diharapkan dapat menyatukan pemain muda berbakat seperti Muchlis Hadi dan Maldini Pali dengan pemain senior berpengalaman macam Syamsul Chaeruddin dan Ponaryo Astaman agar PSM Makassar dapat berbicara banyak di pentas LSI 2015.
Banyak menimba ilmu dari Eropa, Riedl termasuk pelatih bertangan besi. Dia tidak sungkan menumpahkan isi hati dan bicara blak-blakan di hadapan di depan anak asuhnya dan media. Bahkan, seusai kekalahan Timnas dari Filipina di babak penyisihan grup Piala AFF 2014, Riedl menyampaikan sendiri isyarat bakal mundur sebagai pelatih.
Advertisement
2
Benny Dollo (Sriwijaya FC)
Pelatih yang satu ini sudah tidak asing lagi dengan klub dan Timnas Indonesia. Benny Dollo mengawal karier pelatih di Pelita Jaya Karawang di era Galatama. Dia sukses membawa Pelita Jaya juara tiga kali di kompetisi tersebut.
Pada ISL 2015, Sriwijaya FC menjadi klub yang akan memakai jasa pelatih kawakan ini. Tak tanggung-tanggung, Benny pun langsung dibebankan target untuk mengantarkan SFC menjadi juara di musim pertamanya menukangi tim asal Sumatra Selatan ini.
Di musim sebelumnya, Benny Dollo menukangi Persija Jakarta. Tim Berjuluk Macan Kemayoran itu berhasil finis di peringkat 5 Wilayah Barat musim lalu di bawah kepemimpinan Bendol.
Capaian tersebut membuat Persija harus tersingkir dari persaingan menuju Babak 8 Besar karena selisih satu poin dengan Pelita Bandung Raya yang finis di peringkat 4. Menyelesaikan 20 pertandingan bersama Persija musim lalu, Bendol mencatatkan hasil 9 kali menang, 7 kali imbang, dan 4 kali kalah.
Bendol terkenal sebagai pelatih yang tidak kenal kompromi. Dia terhitung galak pada pemain bila pemain tidak mengikuti instruksi. Meski begitu, hal tersebut menjadi nilai lebih pelatih asal Manado tersebut.
Kini dia ditunjuk menjadi pelatih sementara alias caretaker Timnas Indonesia dalam dua pertandingan uji coba FIFA match day 25 dan 30 Maret 2015. Di pertandingan pertama, Indonesia asuhan Benny menyerah dengan skor tipis 1-0, Rabu kemarin.
3
Rahmad Darmawan (Persija Jakarta)
Rahmad Darmawan kembali melatih Persija Jakarta di LSI 2015. Persija bukan nama yang asing bagi pelatih dengan panggilan akrab RD itu. Pada 2006 dan 2011, dia sempat melatih tim Ibukota itu.
Pelatih sekaligus anggota Marinir aktif ini memiliki banyak prestasi selama melatih klub di indonesia, di antaranya adalah membawa dua klub berbeda menjuarai kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air, yaitu Persipura Jayapura di tahun 2005 dan Sriwijaya FC juara di musim 2007/2008.
Klub terakhir yang merasakan tangan dingin Rahmad adalah Persebaya Surabaya. Di LSI 2014 lalu, Bajul Ijo diantarkan menempati peringkat pertama di babak grup Wilayah Timur. Sayangnya prestasi tersebut tidak dapat diteruskan di Babak 8 Besar. Persebaya kalah bersaing dengan Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya, yang akhirnya lolos ke babak semifinal.
Meski tertahan di 8 Besar, prestasi Rahmad selama menangani kesebelasan asal Surabaya tersebut tidak bisa dibilang jelek, dari 26 pertandingan yang dilakoni, anak asuhan coach RD berhasil memperoleh 14 kemenangan dan hanya kalah di 3 pertandingan.
Prestasi inilah tampaknya menjadi dasar pertimbangan Persija Jakarta menunjuk Rahmad Darmawan menjadi pelatih untuk LSI 2015. RD diharapkan dapat mengangkat prestasi Persija Jakarta yang terakhir kali juara liga pada tahun 2001.
Advertisement
4
Nil Maizar (Semen Padang)
Nil Maizar mantan pelatih Indonesia terakhir yang akan menangani klub di LSI 2015. Pelatih tersebut sempat menjadi nahkoda Indonesia di Piala AFF 2012, namun gagal. Indonesia hanya mencapai fase grup.
Sempat menangani indonesia timnas pada Piala AFF 2012, Nil Maizar akan memimpin Semen Padang di LSI 2015. Nil dan Semen Padang seolah nama yang tak dapat terpisahkan. Pelatih yang lahir di Payakumbuh ini telah melatih di Semen Padang sejak tahun 2000, dari menjadi pelatih Semen Padang U-21, menjadi asisten pelatih, hingga akhirnya dipercaya menjadi pelatih kepala.
Puncak prestasi Nil Maizar selama menangani Semen Padang adalah kala membawa Semen Padang menjuarai kompetisi Liga Prima Indonesia di tahun 2011/2012.
Keberhasilannya itulah yang menjadi awal ketertarikan PSSI mempercayakan timnas Indonesia di tangan Nil. Pada LSI 2014, Nil Maizar menangani Putra Samarinda di putaran kedua setelah menggantikan Mundari Karya yang kala itu mengundurkan diri.
Memimpin Bayu Gatra dan kawan-kawan di 10 pertandingan, Nil mencatatkan hasil 4 kali menang, 3 kali imbang, dan 3 kali kalah. Putra Samarinda pun hanya berhasil finis di peringkat 6 klasemen Wilayah Timur.
Kini, Nil telah kembali ke klub yang membesarkan namanya. Bersama Semen Padang, Nil diharapkan dapat membuktikan bahwa Semen Padang merupakan klub yang tidak bisa dianggap enteng di kompetisi LSI 2015.
5
Indra Sjafri (Bali United)
Dari empat nama tersebut, Indra Sjafri paling menarik perhatian. Pelatih yang namanya mencuat setelah membawa Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 di tahun 2013 ini akan memimpin Bali United di LSI 2015. Seperti Alfred Riedl, Indra juga akan memulai debutnya melatih klub indonesia.
Pelatih yang sukses mengorbitkan pemain-pemain muda seperti Evan Dimas, Ilham Udin, dan Hansamu Yama selama menangani Timnas U-19 ini diharapkan dapat menularkan kesuksesan Timnas U-19 kala itu ke Bali United. Tapi tentu, tantangan melatih tim kelompok umur dengan timnas berbeda.
Klub yang sebelumnya bernama Putra Samarinda ini pun tak main-main dalam menggunakan jasa Indra Sjafrie, pelatih yang banyak berkecimpung di pembinaan pemain usia muda ini langsung dikontrak selama lima tahun. Kontrak yang sangat panjang jika melihat kultur sepak bola di indonesia.
Menangani Evan Dimas dan kawan-kawan sepanjang tahun 2014, Indra memimpin Timnas U-19 berlaga di 21 pertandingan internasional, dengan hasil 5 menang, 5 imbang, dan 11 kalah. Prestasi yang kurang bisa dibanggakan, terlebih lagi Timnas U-19 pun gagal di Piala AFC U-19.
Mampukah Indra membalas kepercayaan dari manajemen Bali United?
Advertisement
6
Grafis
Menarik untuk ditunggu, sepak terjang dari masing-masing klub peserta LSI 2015. Siapakah yang mampu menjadi yang terbaik?
(Naufal Hani/LabBola)