Terungkap, Alasan Persebaya Tak Mau Merger dengan Persebaya 1927
Bola.com, Surabaya -
Pemilik tunggal Persebaya Surabaya yang tampil LSI, Gede Widiade, membeberkan alasannya tak mengindahkan permintaan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi untuk melebur atau setidaknya menyelesaikan persoalan dengan Persebaya 1927.
Gede menganggap hal itu tak mungkin terjadi lantaran utang Persebaya 1927 yang dinilai cukup besar. Dari data yang dikumpulkan Gede, Persebaya 1927 menunggak utang ke pelatih, pemain, ofisial, katering, dan karyawan mes Persebaya yang besarannya mencapai Rp 16 miliar lebih.
Dari pengakuan sejumlah ofisial Persebaya 1927 sebelum membubarkan diri pada 2012, Persebaya 1927 belum membayar utang gaji pemain sebesar Rp 6,3 miliar. Kemudian utang ke Gede untuk operasional tim sekitar Rp 9 miliar.
"Untuk bulan Deseber, Februari sampai April hanya 50 persen, sementara Mei hingga November belum dibayar sesen pun,” kata Machrus Afif, pelatih kiper sekaligus orang kepercayaan Gede.
Jumlah itu belum ditambah dari utang ke ofisial tim yang dalam sebulan mencapai Rp 100 juta. Belum termasuk karyawan dan katering yang mencapai puluhan juta dalam sebulan. "Kami belum dibayar sama sekali," keluh Erni, pemilik katering.
Itulah mengapa Gede sepakat dengan utusan Menpora yang sempat bertemu pekan lalu di Jakarta. Kala itu, Asisten Deputi Bidang Organisasi Olah Raga Kemenpora, Dodi Iswandi, mengusulkan kemungkinan ada dua Persebaya di kompetisi mendatang.
"Saya sepakat dengan usulan itu. Di Milan dan Manchester ada dua tim yang menggunakan nama hampir sama. Di Surabaya kenapa tidak? Surabaya kan kota besar," tutur Gede.
Bagi Gede, yang terpenting saat ini Menpora sudah memahami maksud Gede tak mau merger dengan Persebaya 1927. Sebab selama ini Gede beranggapan Menpora hanya mendapatkan informasi sepihak saja.
Baca Juga :
Sepak Bola Indonesia
powered by
Advertisement