Bola.com, Jakarta - Rasionalisasi maupun revisi kontrak pemain yang diputuskan PT Liga Indonesia ternyata juga berimbas pada agen pemain. Dampaknya, nilai professional fee yang diterima agen ikut menyusut. Meski persentase yang diterima tetap berlaku, jumlahnya ikut berkurang karena berbanding lurus dengan total kontrak yang diterima pemain.
"Dalam kondisi force majeure seperti yang diputuskan PSSI, agen tak bisa berbuat banyak. Kami tak mungkin menekan klub agar memenuhi nilai kontrak yang diinginkan pemain yang berada di bawah agensi kami. Kami lebih banyak melakukan kompromi mencari jalan tengah agar klub, pemain, dan agen bisa sama-sama jalan di situasi darurat sekarang," kata Edy Syahputra, pemilik agensi Ligina Sportindo.
Advertisement
Edy mengungkapkan sejak PSSI menghentikan kompetisi awal Mei lalu pihaknya lebih banyak menampung keluhan para pemain yang berada di bawah institusinya.
"Lantaran semua serba sulit dan tak menentu, profesionalisme tak bisa dijalankan secara tegas. Rasa manusiawi lebih saya tonjolkan. Bahkan saya harus mengeluarkan dana ekstra untuk pemain yang butuh uang untuk kebutuhan keseharian mereka," ungkap Edy.
Edy berujar dalam situasi sepak bola nasional seperti sekarang, sebagai agen pemain ia semestinya tidak menerapkan regulasi kaku.
"Ibaratnya, kalau pemain susah, kami harus juga merasakannya. Toh, kalau mereka sukses, kami juga akan ikut menikmatinya. Hal ini seperti sebuah simbiosis mutualisme," tutur Edy.
Baca Juga :
Rapor Pemain Jadi Acuan Manajemen PSM Revisi Kontrak