Bola.com, Kallang - Bola.com menjumpai Pieter Huistra, sosok yang sempat diberi tanggung jawab melatih timnas Indonesia di ajang Pra Piala Dunia 2018 sekaligus kualifikasi Piala Asia 2019, di laga timnas U-23 kontra Kamboja dalam ajang SEA Games 2015, Sabtu (6/6) malam.
Turunnya sanksi FIFA membuat PSSI mencabut mandat Huistra karena timnas batal bermain. Pria asal Belanda itu kini kembali duduk di kursi Direktur Teknis PSSI dan berkonsentrasi pada pengembangan sepak bola usia muda.
Baca Juga
Tampil Ciamik di BRI Liga 1, Winger Muda Bali United Bicara Peluang Dipanggil Timnas Indonesia U-23 Asuhan Gerald Vanenburg
Bongkar Album Jadul, Pengamat asal Malang Ini Temukan Fotonya bareng Gerald Vanenburg, Asisten Kluivert dan Pelatih Timnas Indonesia U-23
Deretan Fakta Unik Gerald Vanenburg Sang Juru Taktik Anyar Timnas Indonesia U-23: 17 Trofi tapi Minim Pengalaman Melatih Timnas
Advertisement
Berikut petikan wawancara Huistra seputar tugasnya saat ini dan tentu saja soal timnas U-23 yang sedang bermain di SEA Games 2015.
Apa yang bisa Anda sampaikan terkait kemenangan 6-1 timnas U-23 atas Kamboja?
Saya senang dengan apa yang diperlihatkan pemain dan saya gembira dengan kemenangan penting ini. Seperti itulah seharusnya mereka bermain.
Menurut Anda apa kunci sukses kemenangan Indonesia?
Timnas U-23 mengkombinasikan talenta dan skill bermain bola yang mereka miliki dengan usaha dan kerja sama yang luar biasa. Bermain sepak bola harus seperti itu.
Bagaimana dengan Kamboja?
Mereka berusaha mengendalikan permainan, tetapi Indonesia tak membiarkan hal itu terjadi. Sejak awal Indonesia menekan lawan sehingga Kamboja sama sekali tak punya kesempatan bermain. Saya menyaksikan saat Kamboja mengalahkan Filipina dengan skor 3-1. Bila dibiarkan bermain, Kamboja tim yang bagus. Namun, timnas U-23 tak membiarkan Kamboja bermain.
Timnas U-23 pasti dalam kondisi psikis bagus setelah menang besar
Hasil pertandingan ini sangat positif dan mereka boleh bergembira, tetapi timnas U-23 hanya memiliki waktu singkat untuk menikmati momen ini. Pertandingan melawan Filipina sudah menanti. Mereka harus tetap fokus karena misi sebenarnya tidak mengalahkan Kamboja melainkan mencapai final.
Bagaimana peluang Indonesia ke final SEA Games 2015?
Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Bila timnas U-23 bisa mengalahkan Filipina di laga selanjutnya, hal itu sangat penting. Tetapi, laga melawan Singapura yang akan jadi penentu langkah ke semifinal.
Dalam situasi sekarang, saran apa yang bisa Anda berikan kepada Aji Santoso?
Secara personal kami berdua sering sekali bicara soal bola dan yang bisa saya sampaikan, tetaplah menjaga tim seperti malam ini. Tentu tetap ada satu-dua hal yang harus diperbaiki. Satu hal soal Aji, dia selalu terbuka untuk berdiskusi dan menerima masukkan, itu yang saya senangi darinya.
Bicara soal timnas senior, sanksi FIFA membuat timnas tak bermain di level internasional
Sungguh mengecewakan dan menyedihkan. Untuk empat tahun ke depan, timnas senior tak akan bisa bermain di pertandingan penting apapun. Saya yakin timnas senior setidaknya absen selama empat tahun karena sekarang kita tak tampil di Pra Piala Dunia 2018 yang juga jadi kualifikasi Piala Asia 2019. Terima kasih untuk Pak Menpora atas semua itu.
Apa aktivitas Anda ke depannya?
Kami masih memiliki banyak pekerjaan, terutama di sektor pengembangan pemain muda. Sudah selama setahun ini kami terjun di pengembangan sepak bola usia muda di PSSI dan kami terus bekerja keras dengan mengadakan kursus pelatih, menyusun struktur konstruksi yang baik untuk kompetisi dan turnamen usia muda. Saya beranggapan mereka yang berusia 6-18 tahun harus diberi kesempatan bermain lebih banyak dan kami harus memikirkan cara untuk mewujudkan hal itu.
Baca Juga:
Muchlis Hadi : Saya Lega tapi Belum Puas
Alasan Indonesia U-23 Kenakan Pita Hitam saat Bantai Kamboja